Suara.com - Pendakwah Gus Miftah akhirnya mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Pengunduran diri Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji dari Kabinet Merah Putih ini disebabkan masalah penghinaan terhadap seorang penjual es teh bernama Sunhaji.
Gus Miftah yang mengisi ceramah di acara salawatan di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu (20/11/2024), mengolok-olok Sunhaji dengan kata goblok.
Omongan kasar yang keluar dari mulut Gus Miftah ini membuat dirinya dihujat netizen. Mereka menilai pernyataan itu tak pantas keluar dari seorang pendakwah di acara pengajian.
Sejumlah netizen lalu mengaitkan panggilan Gus di depan nama Miftah Maulana Habiburahman. Ada yang menyebut Miftah bukanlah anak seorang kiai sehingga tak pantas menyandang sebutan Gus.
Gus Najih, putra kiai kharismatik Maimoen Zubair atau Mbah Moen, secara terang-terangan, menyebut Miftah bukanlah anak kiai sehingga tak pantas menyandang panggilan Gus.
"Banyak orang bukan anak kiai tapi dinamakan Gus, biar tenar, biar cepat tenar," kata Gus Najih dalam salah satu video di channel Youtube GSM (Generasi Santri Milenial).
Bahkan salah seorang jamaah pengajian sampai menanyakan langsung ke Gus Baha mengenai sejarah panggilan Gus itu sendiri di acara ngaji bareng di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Gus Baha tak mau terpancing. Ia menolak menjawab.
Sejarah Panggilan Gus
Baca Juga: Gus Miftah Mundur, Prabowo Segera Cari Pengganti Utusan Khusus Presiden
Kanjeng Senopati K.R.M.H. Tommy Agung Hamidjoyo, SE (Wayah Dalem Soeriohamidjoyo PB X Kasunanan Surakarta Hadiningrat) dalam tulisannya yang dimuat di panjimas.com, menerangkan asal usul panggilan Gus.
Menurut dia, panggilan Gus awal mula diperuntukkan sebagai nama panggilan khusus kalangan putra-putra raja yang biasa dengan sebutan Gusti.
Gusti adalah gelar status khusus putra raja atau sapaannya dengan Gusti atau Gus, yaitu pada sebelum era kemerdekaan.
Sapaan Gusti kata Kanjeng Senopati, dimulai pada masa Pakubuwono IV tahun 1788 -1820 M yang merupakan seorang raja sekaligus santri.
Sebutan ini muncul kembali pada masa puncaknya peradaban Mataram Islam pada masa Pakubuwono VI dan terakhir Pakubuwono X.
"Di masa itu istilah Gusti adalah sapaan bagi anak-anak raja pada masa Mataram Islam semenjak Panembahan Senopati," tulisnya.
Berita Terkait
-
Gus Miftah Mundur, Prabowo Segera Cari Pengganti Utusan Khusus Presiden
-
Soal Sertifikasi Juru Dakwah Buntut Kasus Miftah, Prabowo Masih Tunggu Pendapat Majelis Ulama
-
Gus Miftah Juga Pernah Samakan Yati Pesek dengan Hewan, Langsung Balik Kena Tegur: Kamu Itu Guru
-
Presiden Prabowo Buka Suara soal Gus Miftah Mundur dari Jabatan: Ini Tindakan Bertanggung Jawab!
-
Begini Potret saat Gus Miftah Mengundurkan Diri dari Utusan Khusus Presiden
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
5 Zodiak Paling Beruntung di Akhir Oktober 2025, Cek di Sini Apakah Kamu Termasuk
-
4 Rekomendasi Sunscreen SPF 50 untuk Pria: Tidak Whitecast, Aktivitas Outdoor Friendly
-
Berapa Tarif Endorse Jule? Kabarnya Ramai Ditinggal Brand usai Geger Isu Selingkuh
-
Geger Isu Raisa Gugat Cerai, Kontroversi Hamish Daud Diungkit Lagi: Open BO sampai Pelecehan
-
Beda Biaya Bariatrik di Indonesia vs Malaysia, Mahal Mana? Nathalie Holscher Pilih Penang
-
Turis di Bali Dilarang Menyentuh Monyet Liar, Ini Alasannya
-
6 Merek Kosmetik Lokal Terbaik Indonesia: Dari Halal hingga Warisan Herbal
-
Menyelam ke Keindahan: Tempat Snorkeling Terbaik di Karimunjawa
-
5 Sarung Terbaik dengan Kualitas Premium untuk Ibadah dan Acara Formal, Mulai Rp100 Ribuan
-
Penerima KIP Kuliah Diduga Tak Layak? Ini Langkah Lapor Resminya ke Kemendikbud