Suara.com - Menjelang bulan Ramadan, wacana kebijakan yang mengusulkan libur sekolah selama satu bulan penuh kembali mencuat. Wacana ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Agama, Muhammad Syafi'i, yang menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan kebijakan ini.
Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menyampaikan bahwa wacana tersebut masih dalam proses kajian. Jika diterapkan, kebijakan tersebut akan mengulang kebijakan yang pernah diterapkan pada masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 1999.
Pada saat itu, sekolah-sekolah di Indonesia memang diliburkan selama bulan puasa, dengan tambahan kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat untuk memastikan siswa tetap fokus pada ibadah dan pembelajaran agama.
Beberapa testimoni dari warganet pun muncul terkait hal ini. Mereka memberikan sudut pandang yang menarik terkait libur sekolah selama Ramadan.
Sebagian berpendapat bahwa kebijakan ini memberi manfaat positif untuk siswa, sementara yang lain menganggapnya sebagai kebijakan yang kurang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Simak ulasan selengkapnya.
Pro dan Kontra Wacana Libur Ramadan Sebulan Penuh
Berdasarkan testimoni warganet yang telah dihimpun dari platform Quora, Rabu (15/1/2025O) berikut adalah sisi positif dan negatif dari wacana libur sekolah selama sebulan penuh selama bulan Ramadan.
Sisi Positif:
1. Libur Sekolah dapat Digunakan untuk Memperdalam Ibadah dan Kegiatan Positif
Beberapa orang mendukung wacana ini dengan alasan bahwa bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat penting bagi umat Muslim, sehingga libur sekolah dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih fokus pada ibadah dan kegiatan keagamaan.
Mereka melihat potensi positif dari libur panjang ini, seperti kesempatan untuk beribadah lebih banyak, mengikuti pesantren kilat, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang bermanfaat. Kegiatan seperti tadarus, salat tarawih, dan pengajian menjadi lebih mudah dilakukan tanpa terdistraksi oleh rutinitas sekolah.
2. Membantu Siswa Lebih Fokus Berpuasa dan Menghabiskan Waktu dengan Keluarga
Beberapa testimoni lainnya menyebutkan bahwa libur sekolah selama Ramadan bisa membantu siswa lebih fokus pada kesehatan mereka selama berpuasa, karena mereka tidak perlu menjalani rutinitas sekolah yang dapat membuat tubuh lelah.
Selain itu, libur sebulan penuh memberikan kesempatan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, yang merupakan hal penting dalam membangun ikatan kekeluargaan.
Sisi Negatif:
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Bisnis ke Pemberdayaan: Kisah Lian Tje Mendorong Perempuan Berani Melangkah Lebih Jauh
-
Kepedulian Lingkungan Berubah Jadi Gaya Hidup, Pasar Karbon Mulai Jadi Perbincangan
-
Apakah Tabir Surya yang Diperkaya Memang Efektif Melawan Sinar UV?
-
Tak Perlu Perawatan Mahal! Ini 9 Rahasia Awet Muda yang Bisa Dilakukan Hari Ini
-
Apa Beda Deodorant dan Antiperspiran? Ini 7 Produk Ampuh Kontrol Keringat dan Bau Badan
-
5 Foundation Anti-Aging Terbaik untuk Usia 60 Tahun ke Atas
-
Heboh Raket Padel Rp 7 Juta Dicuri, Merk Apa? Ini 7 Pilihan untuk Pro hingga Pemula
-
7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
-
6 Pilihan Toner Viva Berdasarkan Tipe Kulit Mulai Rp7 Ribuan
-
5 Bedak Padat untuk Usia 50 Tahun ke Atas yang Samarkan Garis Halus