Suara.com - Bahasan tentang split bill kembali memantik perdebatan panas di media sosial. Publik kini kembali panas akibat saling mempertahankan pendapat mereka tentang apakah split bill layaknya dilakukan atau sepatutnya dihindari.
Perdebatan kali ini terjadi usai ramai konten yang dibagikan oleh seorang influencer TikTok Bitha Self-Love dengan akun bhitaselflove.
Bitha bahkan disebut-sebut merusak standar hubungan hingga menghancurkan pernikahan akibat konten-konten yang ia unggah, tak terkecuali tentang split bill.
Sosok konten kreator tersebut menegaskan bahwa seorang laki-laki yang meminta untuk melakukan split bill alias membagi dua tagihan makan adalah laki-laki yang punya energi feminin dan patut dihindari.
"Hai ladies, jadi kalau misalkan cowok ngajakin kamu makan terus kamu diajakin bayar makan split bill. Ladies aku kasih tahu sama kamu ya. Cowok-cowok yang ngajakin split bill adalah cowok-cowok yang punya feminine energy," ujar Bitha dalam konten viralnya.
Poin yang disampaikan oleh Bitha Self-Love bisa memantik debat kusir jika tak melibatkan para ahli maupun pakar hubungan dan percintaan.
Lantas, bagaimana pendapat para pakar soal split bill dan etikanya?
Psikolog asal AS tegaskan hal ini soal split bill
Baca Juga: Ngeri! Masuk Kandang Singa Demi Konten, Pria Pakistan Alami Nasib Tragis
Praktik split bill ternyata sudah berkembang pesat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Fenomena ini membuat sosok pakar percintaan dan kejiwaan Brooke Sprawl dari My LA Therapy angkat bicara.
Sprowl dalam wawancara dengan tabloid The Knot terlebih dahulu menjelaskan bagaimana fenomena split bill muncul di tengah para kawula muda.
Dahulu, masyarakat memang menghendaki bahwa laki-laki yang selalu membayar ketika kencan. Pandangan demikian lahir di kala masyarakat masih tradisionalistik dan menjunjung tinggi nilai-nilai maskulinitas yang kaku.
"Ada pandangan tradisional bahwa laki-laki harus membayar semua pengeluaran saat kencan," ujar Sprowl dikutip pada Kamis (23/1/2025).
Kendati demikian, Sprowl melihat bahwa ada pergeseran masyarakat yang akhirnya memandang laki-laki dan perempuan setara.
Pandangan kesetaraan yang berkembang di negara-negara maju tersebut akhirnya menggeser stigma terkait pandangan laki-laki yang harus selalu berkorban.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
4 Adu Potret Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi: Rebutan Jadi Raja Solo PB XIV
-
5 Rekomendasi Sampo Terbaik untuk Kulit Kepala Dermatitis Seboroik
-
Diam-diam Berjuang Keras, 5 Shio Diprediksi Bakal Hoki Besar di Akhir 2025
-
Siapa Saja Mantan Boiyen? Intip Perjalanan Cintanya Sebelum Jadi Istri Rully Anggi Akbar
-
10 Cushion Tahan Lama dan Tidak Oksidasi untuk Kondangan, Flawless!
-
Studi Baru Ungkap Pola Makan yang Bisa Menurunkan Berat Badan
-
Boiyen Lulusan Apa? Resmi Dinikahi Dosen Sekaligus Pengusaha Muda
-
Ramalan Zodiak 16 November 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier, & Keuangan
-
Terpopuler: Latar Belakang Suami Boiyen yang Mentereng, Bedak Padat Awet untuk Kondangan
-
Mengapa Fun Run Kini Jadi Senjata Ampuh Tanamkan Empati pada Generasi Muda?