Suara.com - Limbah pakaian bekas di Indonesia terus bertambah, salah satunya disebabkan fast fashion. Sehingga masyarakat harus tahu biang kerok kerusakan lingkungan bukan cuma sampah plastik, tapi juga sampah fashion.
Fast fashion adalah industri tekstil yang membuat model fashion berganti sangat cepat, dan menggunakan bahan berkualitas buruk sehingga tidak tahan lama.
Fenomena ini juga dibenarkan Sneakers Enthusiast sekaligus Pemerhati Apparel, Adityalogy yang mengatakan industri fashion dengan konsep fast fashion bisa memicu seseorang bertindak FOMO (Fear of Missing Out) yaitu perasaan takut kertinggalan tren yang bisa berdampak pada kesehatan mental.
"Seperti yang dididik oleh fast fashion, selalu keluar yang baru selalu menimbulkan Fear of Missing Out (FOMO)nya," papar Aditya dalam peluncuran Access Bag Series WN White Noise X Soboyow di store WN White Noise, Radio Dalam, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2024).
Mirisnya lagi kata Aditya, setelah seseorang mengalami FOMO dan terbujuk membeli produk fast fashion padahal ia tidak membutuhkan barang tersebut, hasilnya orang tersebut bingung tempat menyimpannya.
"Gini deh kalau kita kebanyakan beli barang, kadang kita nggak tahu itu barang mau di ke manain, kepenuhan, kita terutama spendingnya nggak jelas," jelas lelaki yang juga Creative Director di Soboyow itu.
Untuk melawan industri fast fashion ini, kata Aditya, penting buat masyarakat punya pola pikir mindful atau sadar penuh saat membeli barang fashion. Kesadaran penuh ini harus digunakan dengan cara memikirkan apakah produk benar-benar diperlukan, perhatikan kualitasnya agar bisa digunakan dalam jangka panjang sehingga tidak cepat rusak dan jadi sampah.
Termasuk juga penting memilih brand yang memiliki nilai lebih dan mendukung keberlanjutan. Apalagi kata Aditya banyak brand lokal dengan kualitas setara internasional, yang sudah mulai menggunakan bahan daur ulang seperti recyclon yaitu nylon daur ulang.
Brand manager WN White Noise, Teddy Lai menjelaskan ada perbedaan mendasar antara nylon virgin dengan nylon daur ulang alias recyclon. Nylon virgin terbuat dari minyak bumi sedangkan recyclon yang digunakan dalam produk kolaborasi WN White Noise berupa totebag hingga slig bag ini, terbuat dari sampah produksi nylon yang sudah tidak terpakai.
"Jadi bisa dibilang tidak menggunakan minyak bumi lagi, tapi menggunakan sampah produksi udah nggak terpakai didaurulang lagi jadi kita pakai 100 persen recycle, kalau dari risetnya mengurangi sekitar 70 persen dari gas emisi yang terbuang dari produksi," papar Teddy.
Teddy mengakui material recyclon ini sulit ditemukan di Indonesia, karena terbatasnya teknologi daur ulang nylon dalam negeri, sehingga bahan didapat dari produsen Jepang yang sudah tersertifikasi memenuhi syarat ramah lingkungan.
Namun Teddy memastikan, seluruh proses produksi dilakukan di Indonesia atau tepatnya di Serang, Banten menggunakan tenaga kerja lokal. Bahkan beberapa ibu rumah tangga ikut terlibat dalam pembuatan produk ini.
Tidak sampai sana, value produk kolaborasai ramah lingkungan ini juga ditambah dengan kampanye membeli satu tas, sama saja memberikan tas sekolah baru untuk anak-anak tidak mampu.
Aditya juga meyakini dengan menggunakan produk fashion ramah lingkungan, niscaya bisa mengurangi rasa bersalah dan berdosa saat membeli produk fashion baru karena berasal dari bahan daur ulang.
Terakhir kata Aditya, karena produk brand lokal ini mengunakan bahan premium, maka sekaligus menepis anggapan, produk fashion daur ulang punya kualitas buruk dan tidak tahan lama. Anggapan itu menurutnya sama sekali tidak benar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Kelezatan Kuliner Jawa Timur, Ini 5 Hidangan Terbaik yang Tak Boleh Terlewatkan
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
Fakta-fakta Pakaian Bekas Impor: Dari Mana Asal Negara Baju Thrifting?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam
-
4 Shio Paling Beruntung Besok 29 Oktober 2025, Siapa Saja yang Hoki?
-
Urutan Skincare Scarlett untuk Atasi Flek Hitam dari Pagi hingga Malam
-
Cuaca Ekstrem Mengancam Kulit? Ini 4 Rahasia Perawatan Wajah
-
Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami
-
Catatan Rekor Jadi Bahasa Diplomasi Baru: Inilah Inisiatif yang Mengubah Wajah Asia di Mata Dunia
-
Voice of Soul Gelar Konser Spesial 20 Tahun Berkarya: A Journey of Sound, A Story of Soul