Suara.com - Media sosial belakangan ramai dengan tagar Kabur Aja Dulu. Tren ini merujuk pada keinginan pindah ke luar negeri untuk mendapatkan hidup lebih baik.
Soal tren Kabur Aja Dulu, influencer Gita Savitri atau Gitasav punya pandangan tersendiri. Perempuan yang lama tinggal di Jerman itu memberikan perspektif soal suka duka tinggal di luar negeri.
Gita tumbuh dari keluarga yang terbiasa tinggal di luar negeri. Hal ini yang membuatnya cukup paham soal kesulitan di negeri orang.
“Bokap nyokap gue dulu tinggal di Jerman. Keluarga besar gue juga dulu banyak yang kuliah di Jerman, bahkan sampai ada perkumpulan keluarga Palembang terutama di Berlin,” ungkap Gita di Instagram Story miliknya, dikutip Minggu (15/2/2025).
Sang ayah kemudian berpindah ke Amerika Serikat di masa krisis moneter 1998. Ayah Gita bekerja menjadi waiters restoran kalamiri.
“Dari gue kecil, gue udah dikasih tau kalau kondisi hidup di Indo tidak ideal, dan gue punya alternatif untuk tinggal di luar,” imbuhnya.
Kandati demikian Gita menyebut tinggal di luar negeri juga tak mudah.
“Tinggal di luar negeri itu nggak mudah. Lo selalu dalam survival mode karena lo gak punya safety net kayak di Indonesia. Lo gagal, lo kenapa-kenapa, cuma lo yang bisa diandalin. Dan untuk menata hidup "secure" sebagai imigran itu butuh bertahun-tahun. Menjadi imigran sulitnya dua kali lipat,” ungkap Gita.
Gita menegaskan Negara Barat juga tengah mengalami kesulitan ekonomi sehingga kondisinya juga tak baik-baik saja. Ia menyarankan untuk riset lebih dalam jika memang ingin tinggal di luar negeri.
Baca Juga: Kabur Aja Dulu! Ini 9 Platform Cari Kerja Luar Negeri Terpercaya Anti Tipu-tipu
“Apalagi kalau pingin kabur karena tergiur konten diaspora pamer gaji. Euro/dollar jauh lebih tinggi dibanding rupiah. Jelas, akan kelihatan bombastis," tulis Gita.
“Langkah paling realistis adalah convert gaji tersebut ke rupiah yang sesuaikan dengan living cost di Indonesia, biar ketahuan gimana gaji itu kalo skenarionya di Indo. Karena living cost di luar negeri mahal banget,” tambahnya.
Gita juga menekankan berbagai masalah yang harus dihadapi imigran termasuk dampak problem politik. Namun ia juga tak menyalahkan orang yang ingin pindah ke luar negeri dengan kondisi tanah air yang mengkhawatirkan.
“Gue tau kondisi di Indonesia makin parah. Makanya gue juga gak nyalahin orang yang memilih cabut. Gak usah dengerin orang yg bilang kita gak nasionalis,” ujar Gita.
“Toh negara as a state juga hadir bukan untuk serving orang-orang kaya kita. Tapi tetap harus realistis bikin keputusan, supaya gak zonk,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
5 Zodiak Paling Beruntung di Akhir Oktober 2025, Cek di Sini Apakah Kamu Termasuk
-
4 Rekomendasi Sunscreen SPF 50 untuk Pria: Tidak Whitecast, Aktivitas Outdoor Friendly
-
Berapa Tarif Endorse Jule? Kabarnya Ramai Ditinggal Brand usai Geger Isu Selingkuh
-
Geger Isu Raisa Gugat Cerai, Kontroversi Hamish Daud Diungkit Lagi: Open BO sampai Pelecehan
-
Beda Biaya Bariatrik di Indonesia vs Malaysia, Mahal Mana? Nathalie Holscher Pilih Penang
-
Turis di Bali Dilarang Menyentuh Monyet Liar, Ini Alasannya
-
6 Merek Kosmetik Lokal Terbaik Indonesia: Dari Halal hingga Warisan Herbal
-
Menyelam ke Keindahan: Tempat Snorkeling Terbaik di Karimunjawa
-
5 Sarung Terbaik dengan Kualitas Premium untuk Ibadah dan Acara Formal, Mulai Rp100 Ribuan
-
Penerima KIP Kuliah Diduga Tak Layak? Ini Langkah Lapor Resminya ke Kemendikbud