Mudik tahun ini diprediksi menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi peningkatan volume perjalanan, terutama pada puncak arus mudik dan arus balik.
"Kami memprediksi jumlah pemudik Lebaran tahun ini mencapai 146,48 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 23% akan menggunakan mobil pribadi," ujar Dudy dalam program Metro Pagi Primetime, Selasa (11/3/2025).
Jawa Tengah Masih Jadi Tujuan Utama Pemudik
Dudy juga menyebutkan bahwa Jawa Tengah tetap menjadi daerah tujuan utama pemudik, disusul oleh Jawa Timur, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Setiap tahunnya, wilayah-wilayah ini mengalami lonjakan pemudik, mengingat banyak perantau yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya.
Pemerintah telah melakukan pemetaan jalur mudik untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas. Selain jalan tol utama, jalur alternatif juga disiapkan untuk mengurangi risiko kemacetan.
Prediksi Puncak Arus Mudik dan Balik
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada 28-30 Maret 2025, dengan ruas jalan utama seperti Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatra diperkirakan mengalami lonjakan kendaraan yang signifikan.
Namun, dengan diterapkannya kebijakan work from anywhere (WFA), Kementerian Perhubungan memperkirakan arus mudik akan dimulai lebih awal, yakni sejak 21 Maret 2025, agar kepadatan lalu lintas bisa lebih tersebar.
Operasi Ketupat 2025 dan Rekayasa Lalu Lintas
Baca Juga: Daftar Lokasi Penitipan Kendaraan di Surabaya saat Mudik Lebaran 2025, Dijamin Aman!
Untuk memastikan kelancaran perjalanan, Polri akan menggelar Operasi Ketupat 2025 yang difokuskan pada pengamanan jalur mudik, pengaturan lalu lintas, serta penertiban kendaraan di titik rawan kemacetan.
Beberapa rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan selama periode mudik antara lain:
- Pemberlakuan sistem ganjil-genap di ruas tol tertentu untuk mengurangi kepadatan kendaraan.
- Contraflow, yaitu pembukaan jalur tambahan di tol utama guna memperlancar arus kendaraan.
- Sistem one way nasional di beberapa ruas jalan guna mempercepat pergerakan kendaraan dan mencegah kemacetan panjang.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan dengan baik, menggunakan aplikasi pemantauan lalu lintas, serta terus mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang mengenai kebijakan mudik Lebaran 2025.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Sensasi Ngopi Ekstrem di Gelas -86 Derajat: Pahit, Creamy, dan Lembut dalam Satu Tegukan
-
Kalender Jawa 29 Oktober 2025: Weton Rabu Wage, di Antara Sial dan Berkah Menurut Primbon
-
Kelezatan Kuliner Jawa Timur, Ini 5 Hidangan Terbaik yang Tak Boleh Terlewatkan
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
Fakta-fakta Pakaian Bekas Impor: Dari Mana Asal Negara Baju Thrifting?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam
-
4 Shio Paling Beruntung Besok 29 Oktober 2025, Siapa Saja yang Hoki?
-
Urutan Skincare Scarlett untuk Atasi Flek Hitam dari Pagi hingga Malam
-
Cuaca Ekstrem Mengancam Kulit? Ini 4 Rahasia Perawatan Wajah
-
Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami