Suara.com - Lebaran tanpa ketupat, rasanya seperti makan soto tanpa nasi. Kurang lengkap! Hidangan khas ini selalu hadir di meja makan saat Hari Raya Idulfitri, menemani opor ayam, rendang, dan hidangan lezat lainnya. Tapi, tahukah kamu kalau ketupat bukan sekadar makanan biasa? Ada cerita dan makna mendalam di baliknya, lho!
Hidangan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman janur (daun kelapa muda) ini bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol budaya yang kaya makna. Mari kita telusuri lebih dalam sejarah dan filosofi di balik ketupat.
Sejarah Panjang Ketupat di Nusantara
Sejarah ketupat di Indonesia diperkirakan dimulai sejak abad ke-15, saat Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, memperkenalkan hidangan ini sebagai bagian dari dakwah Islam di tanah Jawa. Ketupat kemudian menjadi tradisi yang melekat pada perayaan Lebaran, khususnya di kalangan masyarakat Jawa.
Saat ia menyebarkan agama Islam, ia memperkenalkan tradisi Ba'da Lebaran, melaksanakan salat dan bersilaturahmi sebagai bentuk kebersamaan dan perayaan setelah sebulan penuh berpuasa.
Tradisi ini kemudian berkembang menjadi Ba'da Kupat, sebuah perayaan yang berlangsung selama sepekan setelah lebaran, sebagai simbol syukur dan penghapusan dosa melalui saling memaafkan.
Menurut Prof. Dr. Abdurachman Assegaf melalui akun YouTube pribadinya, kupatan merupakan tradisi khas bangsa Indonesia yang berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu "lepat" yang berarti kesalahan.
Dalam tradisi kupatan, yang biasanya diselenggarakan tujuh hari setelah Idulfitri, masyarakat saling mengakui kesalahan atau yang disebut dengan "kalepatan”
Makna ini semakin dalam ketika melihat struktur ketupat itu sendiri, anyaman ketupat yang rumit melambangkan kesalahan manusia.
Baca Juga: Hidangan Lebaran Selain Ketupat Sayur, Tanpa Santan Dan Anti Eneg
Namun, saat ketupat dikupas, bagian dalamnya yang putih mencerminkan hati yang telah bersih setelah saling memaafkan.
Lebih jauh lagi, simpul-simpul anyaman ketupat menggambarkan hubungan sosial yang erat antar sesama manusia, penuh dengan keterkaitan dan persaudaraan.
Ketika ketupat disajikan dan dinikmati bersama keluarga maupun orang lain, hal ini melambangkan kebersamaan dan keberkahan dalam rezeki.
Tradisi ini mengingatkan bahwa berbagi adalah salah satu nilai utama dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di momen penuh berkah seperti Idulfitri.
Selain itu, kata "ketupat" juga memiliki empat makna utama yang erat kaitannya dengan tradisi lebaran.
Pertama, "lebaran" yang menandai berakhirnya bulan Ramadan dan masuknya hari kemenangan.
Kedua, "luberan" yang melambangkan berbagi rezeki, di mana umat muslim dianjurkan untuk berderma dan membantu sesama.
Ketiga, "leburan" yang menggambarkan penghapusan dosa melalui saling memaafkan, sejalan dengan esensi Idulfitri sebagai momen kembali ke fitrah.
Keempat, "laburan" yang mencerminkan kebersihan lahir dan batin setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.
Dengan segala maknanya, ketupat bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol perayaan, kebersamaan, dan pembersihan diri.
Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun, menjadikan ketupat sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya lebaran di Indonesia.
Ketupat di Era Modern: Tetap Eksis dan Bikin Kangen Kampung Halaman
Meskipun zaman terus berubah, ketupat tetap menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Aroma daun janur yang khas dan rasa nasi yang gurih selalu berhasil membuat kita bernostalgia dengan kampung halaman. Bahkan, di media sosial, ketupat sering muncul dalam bentuk emoji atau stiker WhatsApp, menunjukkan betapa ikoniknya hidangan ini.
Setiap tahun, ketupat menjadi saksi kebahagiaan, kehangatan keluarga, serta semangat saling memaafkan yang menjadi inti dari Idulfitri.
Hidangan ini mengajarkan nilai-nilai sosial dan spiritual yang terus dijaga dari generasi ke generasi, menjadikannya lebih dari sekadar kuliner, tetapi juga warisan budaya yang penuh makna.
(Mauri Pertiwi)
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Ameena Pindah ke Sekolah Elite? Biaya SPP-nya Bisa Tembus Belasan Juta Rupiah
-
Seberapa Kaya Rahayu Saraswati? Keponakan Prabowo Resmi Mundur dari DPR
-
Mengenal Apa Itu Mental Pengemis, Disebut Yudo Anak Menkeu sebagai Ciri Orang Miskin
-
Art Jakarta 2025 Siap Berpameran di JIExpo Awal Oktober 2025
-
5 Aroma Parfum Pria Tahan Lama yang Cocok untuk Pekerja Lapangan
-
Viral di Medsos, Edit Foto Jadi Gantungan Kunci Pakai Aplikasi Apa?
-
5 Rekomendasi Hand Body Lotion Marina: Wangi, Murah, dan Bikin Kulit Cerah
-
Sepatu Lari vs Sepatu Jalan: Kualitas Mempengaruhi Kinerja?
-
Daftar 53 Aset Tanah dan Bangunan Yusril Ihza Mahendra, Tersebar dari Belitung hingga Jepang
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!