Suara.com - Aksi heroik Sugianto, seorang warga negara Indonesia (WNI) berusia 31 tahun, telah membuatnya menjadi pahlawan di Korea Selatan. Dia mendapat pujian luas dan bahkan sedang dipertimbangkan untuk diberikan visa tinggal jangka panjang (F2).
Tindakan terpuji Sugianto bermula ketika dia menyelamatkan warga lanjut usia (lansia) dari kebakaran hutan dahsyat yang melanda Korea Selatan, yang dianggap sebagai kebakaran terburuk dalam satu dekade terakhir. Bersama kepala desa nelayan, Myung-shin, Sugianto berkeliling desa untuk memperingatkan warga tentang kebakaran yang sedang berlangsung.
Kisah heroik Sugianto ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial X. Lalu, siapakah Sugianto dan bagaimana kronologi aksinya yang menyelamatkan nyawa warga lansia di Korea Selatan? Simak penjelasan berikut ini.
Profil Sugianto
Sugianto adalah seorang warga negara Indonesia (WNI) yang telah menetap di Korea Selatan selama 8 tahun. Dia bekerja sebagai pelaut di wilayah Yeongdeok-gu, menggunakan visa kerja.
Di Indonesia, Sugianto memiliki seorang istri dan seorang putra berusia 5 tahun. Selama tinggal di Korea, dia telah fasih berbahasa Korea dan menjalin hubungan baik dengan warga setempat.
Meskipun jauh dari keluarganya di Indonesia, Sugianto menganggap desa tempatnya bekerja sebagai rumah keduanya. Dia merasa sangat nyaman dan dekat dengan penduduk desa.
"Saya sangat menyukai Korea. Warga desa di sini sudah seperti keluarga bagi saya. Saya berencana kembali ke Indonesia 3 tahun lagi, tetapi istri saya sangat bangga mendengar berita ini. Yang terpenting, tidak ada korban luka akibat kebakaran ini," ungkap Sugianto.
"Setelah 3 tahun, saya harus pulang. Saya menerima telepon istri saya di kampung halaman yang mengatakan dia bangga. Saya sangat terharu karena tidak ada yang terluka dalam kebakaran hutan tersebut," sambungnya.
Kronologi Sugianto Selamatkan Lansia Korea
Aksi heroik Sugianto dalam menyelamatkan warga lansia saat kebakaran hutan di Korea Selatan membuatnya menjadi sorotan media lokal. Kejadian ini bermula pada 22 Maret 2025 lalu ketika kebakaran hutan yang melanda Kabupaten Uiseong meluas hingga ke desa Yeongdeok.
Baca Juga: Bertema Okultisme, 3 Karakter Pemeran Utama Film Holy Night: Demon Hunters
Akibat angin kencang, api dari Uiseong dengan cepat menyebar hingga mencapai desa pesisir Chuksan-myeon, Yeongdeok, pada malam hari tanggal 25 Maret 2025. Sekitar pukul 7:40 malam waktu setempat, asap mulai memasuki desa, diikuti dengan pemadaman listrik dan hilangnya sinyal komunikasi.
Dalam situasi darurat itu, Sugianto bersama kepala desa nelayan, Yoo Myung-shin, segera bertindak. Mereka menyadari bahwa sebagian besar penduduk desa, terutama lansia, sudah terlelap tidur. Keduanya, bersama sekretaris desa, memutuskan untuk berpencar dan membangunkan warga.
Sekitar pukul 11 malam, mereka berlari dari rumah ke rumah, memberi peringatan tentang bahaya kebakaran. Sugianto berteriak, "Nenek, gunung terbakar, cepat mengungsi!"
Mengingat kondisi desa yang berada di daerah pesisir berbukit, evakuasi lansia menjadi tantangan besar. Tanpa ragu, Sugianto dan Yoo Myung-shin menggendong para lansia dan berlari sejauh 300 meter menuju dermaga untuk menyelamatkan mereka dari kobaran api.
Sugianto berhasil menggendong tujuh lansia ke tempat yang aman, mengingat kondisi mereka yang kesulitan berjalan. "Nenek-nenek itu tidak bisa berjalan cepat, jadi saya memutuskan untuk menggendong mereka satu per satu dari rumah ke tempat yang aman," kata Sugianto.
Ketika api mencapai desa, warga, termasuk lansia, telah berkumpul di tepi pantai. Mereka menghubungi Penjaga Pantai yang datang dengan kapal untuk mengevakuasi. Karena keterbatasan kapal, Penjaga Pantai meminta bantuan kapten kapal di daerah terdekat untuk membawa kapal penangkap ikan dan kapal lainnya untuk menyelamatkan warga desa.
Berita Terkait
-
Bertema Okultisme, 3 Karakter Pemeran Utama Film Holy Night: Demon Hunters
-
Rilis Foto Pembacaan Naskah, Ini 5 Pemeran Drama Labor Attorney Noh Moo Jin
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia U-17 vs Korea Selatan Jelang Piala Asia U-17 2025
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
4 Drama Korea Tayang April 2025, dari Genre Romantis Hingga Thriller
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Rahasia Kreasi Kopi Kekinian: Coconut Milk, Bahan Lokal yang Mengguncang Industri Minuman!
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda