Menggunakan data dari pemantauan glukosa berkelanjutan, para peneliti menganalisis kebiasaan tidur dan kadar gula darah lebih dari 1.100 orang dewasa berusia 46 hingga 83 tahun.
Data tersebut merupakan bagian dari Studi Gizi dan Kesehatan Guangzhou yang memantau kesehatan masyarakat secara longitudinal.
Hasil studi menunjukkan bahwa peserta yang kurang tidur atau tidur terlalu malam mengalami fluktuasi kadar gula darah yang signifikan.
Fakta ini menunjukkan bahwa tubuh mereka bekerja lebih keras untuk menjaga kestabilan glukosa, yang berdampak langsung pada energi dan metabolisme tubuh.
Peneliti menemukan bahwa individu dengan waktu tidur yang konsisten memiliki kestabilan glukosa yang lebih baik.
Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 5,5 jam menunjukkan tingkat variabilitas glikemik lebih tinggi, bahkan mencapai 1,18 persen pada mereka yang terbiasa begadang. Mereka yang tidur larut dan tidur terlalu singkat tercatat memiliki kontrol gula darah terburuk.
Fluktuasi ini tak hanya berdampak pada penderita diabetes, tetapi juga dapat menurunkan energi, meningkatkan rasa lapar, dan memperburuk kesehatan secara umum.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu resistensi insulin, memperlambat metabolisme, dan menimbulkan risiko penyakit kronis.
Sebagai upaya pencegahan, para peneliti merekomendasikan beberapa langkah sederhana untuk memperbaiki kualitas tidur dan mengendalikan kadar gula darah:
- Tidur di waktu yang sama setiap malam untuk mengatur jam biologis tubuh
- Tidur malam selama tujuh hingga delapan jam secara konsisten
- Menghindari layar ponsel dan TV sebelum tidur untuk mencegah gangguan hormon melatonin
- Tidak mengonsumsi camilan menjelang tidur agar tidak terjadi lonjakan glukosa darah
- Mendapatkan sinar matahari pagi untuk menjaga ritme sirkadian tetap sehat
Kualitas tidur yang baik terbukti menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas kadar gula darah, tidak hanya untuk penderita diabetes, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Berita Terkait
-
Mudah Marah ke Orang Tua tapi Ramah ke Orang Lain? Begini Kata Psikolog
-
Psikolog Angkat Bicara Soal Gen Z yang Suka Nunda Nikah karena Finansial
-
Jangan Dipendam Sendiri! Pemprov DKI Sediakan Psikolog Gratis 24 Jam untuk Warga Jakarta
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
Psikolog Lita Gading Sentil Nikita Mirzani Live Jualan dari Rutan: Apa Bedanya dengan di Luar?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Stop Kemerahan! Ini Dia Solusi Eksfoliasi Nyaman untuk Kulit Sensitif
-
Wajib Coba! 5 Body Lotion Terbaik untuk Kulit Cerah Remaja, Harga Mulai Rp10 Ribuan
-
Hari Ibu Tanggal Berapa? Sontek 15 Ide Kado yang Bikin Bunda Nangis Terharu
-
10 Ide Tukar Kado Natal Rp10 Ribu, Lebih Berkesan dari Hadiah Mahal
-
6 Sunscreen dengan Anti-Aging untuk Ibu Rumah Tangga Usia 30 Tahun ke Atas
-
Deodoran Apa yang Gak Bikin Ketiak Hitam? Ini 5 Pilihan yang Layak Dicoba
-
Selain Cokelat, Ini 3 Makanan Sehari-hari yang Bisa Bikin Kita Bahagia
-
Kamu Kapan? Cek Hari Keberuntungan Masing-Masing Zodiak pada 15-21 Desember 2025
-
Rahasia Wajah Awet Muda Ala Eropa: WonderFace, Teknologi Stimulasi Otot yang Akan Booming di 2026
-
Penantian Berakhir! 5 Zodiak Ini Diramal Akan Bertemu Jodoh dan Menikah di Tahun 2026