Suara.com - Dua dokter residen anestesi diduga membius dan memerkosa anak perempuan pasien di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Kasus kekerasan seksual ini viral di media sosial hingga memicu sorotan tajam publik.
Terduga pelaku disebut-sebut merupakan mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi di Universitas Padjajaran (Unpad). Dalam aksinya, pelalu memakai modus tes crossmatch darah.
Hal itu dilakukan karena ayah korban membutuhkan darah. Korban yang tidak mengetahui prosedur crossmatch langsung mengikuti arahan pelaku. Begitu sadar dari obat bius, korban mulai menyadari dirinya telah menjadi korban pemerkosaan.
Apa itu tes crossmatch?
Tes crossmatch atau pencocokan silang merupakan serangkaian tes yang dilakukan sebelum seseorang membutuhkan transfusi darah. Laboratorium transfusi pun akan memeriksa antibodi golongan darah.
Tujuan tes crossmatch untuk menentukan golongan darah orang tersebut serta mengidentifikasi kemungkinan antibodi sel darah merah yang ada di dalam darahnya. Setelah itu, hasilnya akan dicocokkan dengan darah donor.
Sel darah merah biasanya mengandung protein atau karbohidrat. Struktur-struktur ini memiliki sejumlah fungsi, seperti menentukan bentuk sel atau mengangkut zat kimia ke dalam atau keluar sel darah merah tersebut.
Selain itu, struktur kimia itu juga menentukan golongan darah seseorang. Ada lebih dari 200 golongan darah yang diketahui. Adapun yang paling penting di antaranya ABO dan RhD. Namun, jenis yang lainnya juga penting.
Apabila seseorang terpapar golongan darah yang berbeda, maka sistem imun bisa merespon dengan memproduksi antibodi golongan darah. Hal ini sama dengan cara produksi antibodi terhadap virus dan bakteri.
Baca Juga: Ironi Dugaan Pelecehan Dokter Residen pada Keluarga Pasien, Dibius Demi Lancarkan Aksi
Jika transfusi diperlukan, laboratorium memang perlu menyediakan stok darah yang cocok. Darah yang dipilih untuk transfusi biasanya tidak mempunyai golongan darah yang antibodinya dimiliki pasien tersebut.
Crossmatch dinyatakan sebagai tes akhir untuk mengurangi kemungkinan reaksi transfusi. Ini dapat dilakukan menggunakan tes laboratorium atau program komputer dengan hasil golongan darah dan antibodi.
Kronologi kejadian yang viral
Sempat beredar kronologi pembiusan dan dugaan pemerkosaan oleh residen PPDS Unpad. Awalnya, korban sedang menjaga ayahnya di ruangan ICU dan membutuhkan darah saat tengah malam untuk operasi.
Pelaku pun datang dengan modus menawarkan korban agar cepat mendapat pelayanan crossmatch darah. Lalu, korban dibawa ke lantai 7 yang merupakan bangunan baru dan ia diminta untuk mengganti baju.
Korban yang diduga tidak mengetahui prosedur crossmatch darah hanya mengikuti arahan dari dokter anestesi tersebut. Kemudian, pelaku memberikan midazolam atau obat penenang (bius) kepada korban.
Dalam keadaan tak sadar, korban diduga mendapat perilaku tidak senonoh, yakni pemerkosaan. Selang beberapa jam, korban tersadar dan keluar ruangan dengan kondisi sempoyongan sekitar pukul 04.00 WIB.
Keadaan korban itu terekam CCTV yang juga merekam pelaku sempat mondar-mandir di sekitaran ruangan saat korban belum sadarkan diri. Ketika berjalan keluar, korban merasakan nyeri di bagian kemaluannya.
Korban lantas meminta visum ke SpOG dan baru diketahui ada bekas sperma.
Kementerian Kesehatan beri sanksi seumur hidup
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) langsung menanggapi kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang dokter peserta PPDS Universitas Padjajaran. Kemenkes menjatuhkan sanksi tegas berupa hukuman seumur hidup untuk profesi pelaku.
Kemenkes melarang pelaku untuk melanjutkan program residen seumur hidup di RSHS. Selanjutnya, Kemenkes juga menanti tindakan hukuman dari pihak Fakultas Kedokteran Unpad.
"Kita sudah berikan sanksi tegas berupa melarang PPDS tersebut untuk melanjutkan residen seumur hidup di RSHS dan kami kembalikan ke FK Unpad," kata Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Jaya dalam keterangan resminya di Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (9/4/2025).
"Soal hukuman selanjutnya menjadi wewenang Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran," tandasnya.
Dirkrimum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan, membenarkan kasus tersebut. Ia tidak menjelaskan detailnya, namun pelaku disebut sudah ditangkap. Bukti berupa obat bius dan kondom berisi sperma pelaku juga berhasil dikumpulkan oleh tim penyidik.
"Sudah, sudah kita tangkap, pelaku sudah kita tangkap sebelum Lebaran. Iya sudah ditemukan, semua alat-alat sudah diuji dan melalui pembuktian yang lengkap, detailnya menunggu kita rilis ya," ucap Surawan, dikutip Rabu (9/4/2025).
Unpad dan RSHS Bandung ambil langkah tegas
Di sisi lain, pihak Unpad dan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung disebut sudah menerima laporan terkait sejak Maret 2025.
Mereka memastikan mengecam segala kekerasan seksual di dalam pelayanan kesehatan maupun akademik. RSHS juga akan mendampingi korban dalam proses pelaporan yang saat ini sedang diusut oleh Polda Jabar.
"Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua," tulis pihak Unpad dalam keterangan resmi mereka pada Rabu (9/4/2025).
"Saat ini korban sudah mendapatkan pendampingan dari Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Jabar. Unpad dan RSHS mendukung proses penyelidikan Polda Jabar," berikut keterangan tertulis yang dikonfirmasi Direktur Kesehatan Lanjutan Azhar Jaya, Rabu (9/4/2025).
RSHS juga berjanji akan melindungi privasi korban serta keluarganya. Sementara untuk pelaku, sudah dilakukan penindakan tegas oleh pihak Unpad. Kampus memutuskan untuk memberhentikannya dari PPDS.
"Terduga merupakan PPDS yang dititipkan di RSHS dan bukan karyawan RSHS, maka penindakan tegas sudah dilakukan oleh Unpad dengan memberhentikan yang bersangkutan dari program PPDS," ujar RSHS.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Tag
Berita Terkait
-
Ironi Dugaan Pelecehan Dokter Residen pada Keluarga Pasien, Dibius Demi Lancarkan Aksi
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Dijebak Duit THR, Egi dkk Gilir ABG di Bekasi: Korban Teler usai Dicekoki Miras hingga Tramadol
-
Heboh Pelecehan saat Mudik, Ini Tips Buat Wanita Menghadapi Predator Seks di Transportasi Umum
-
Pelecahan Seksual Terjadi Lagi di Stasiun Tanah Abang, Pelaku di Blacklist Naik Commuter lIne
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng
-
IN2MOTIONFEST 2025: Indonesia Siap Jadi Pusat Mode Muslim Dunia