Suara.com - Paskah merupakan momentum penting bagi umat Katolik yang memperingati peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Menjelang Hari Raya Paskah, umat Katolik melaksanakan ibadah puasa dan pantang selama 40 hari. Masa ini disebut sebagai masa Prapaskah, yakni periode pertobatan untuk menyucikan diri dari dosa sebelum menyambut Hari Paskah.
Puasa bagi umat Katolik memiliki arti sebagai latihan menahan diri dan bentuk pengorbanan. Karena tata cara puasanya berbeda dari ajaran Islam, banyak yang mempertanyakan berapa jam puasa Paskah dijalankan dan apakah selama itu boleh minum?
Secara umum, ketentuan puasa dalam ajaran Katolik disesuaikan dengan ketetapan Gereja dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Untuk menjawab pertanyaan terkait durasi puasa Paskah serta aturan minum selama berpuasa, simak penjelasan lengkapnya berikut.
Apakah Boleh Minum saat Puasa Paskah?
Puasa dalam kepercayaan Katolik merupakan tindakan rohani sebagai wujud pertobatan, renungan, dan persiapan batin menyambut Paskah. Pertanyaan umum seperti “apakah puasa Katolik boleh minum?” sering muncul karena tidak ada larangan minum yang seketat dalam puasa Islam.
Mengutip dari buku "UNIKA dalam Wacana Publik: Hidup Itu Bergerak", puasa dalam Katolik tidak mewajibkan umatnya untuk benar-benar menahan makan dan minum secara total. Selama menjalankan puasa, umat Katolik cukup mengurangi porsi makan dan hanya makan kenyang satu kali dalam sehari. Di luar waktu makan utama, hanya boleh mengonsumsi makanan ringan dalam porsi kecil.
Lalu, bagaimana dengan minum saat puasa Paskah? Ternyata, aturan soal minum bersifat lebih longgar. Sebagian umat Katolik tetap minum namun dalam jumlah terbatas, sedangkan sebagian lainnya memilih untuk tidak minum sepanjang hari puasa. Kedua pilihan ini dianggap sah secara spiritual, selama dijalankan dengan niat yang tulus.
Dengan demikian, menjawab pertanyaan “apakah boleh minum saat puasa Paskah?”ya, umat Katolik diperbolehkan minum, tapi dianjurkan untuk membatasi jumlahnya atau bahkan berpantang jika dikehendaki.
Puasa Paskah Berapa Jam?
Jika merujuk pada pertanyaan “puasa Paskah berapa jam?”, maka jawabannya cukup bervariasi. Dalam Katolik, tidak ada aturan waktu pasti seperti dalam Islam (dari fajar hingga magrib). Lamanya puasa bisa ditentukan secara pribadi, bisa 8 jam, 12 jam, atau bahkan sepanjang hari, tergantung komitmen masing-masing individu.
Tidak seperti puasa Ramadan yang waktunya seragam dan ditentukan dengan pasti, durasi puasa Katolik lebih fleksibel dan bergantung pada kesadaran rohani setiap umat. Intinya bukan pada berapa jam puasanya, tetapi pada makna pertobatan dan kedekatan dengan Tuhan yang ingin dibangun selama masa Prapaskah.
Baca Juga: Puasa Qadha Ramadan di Bulan Syawal, Ini Niat dan Waktunya
Cara Berpuasa Katolik: Ketentuan Pantang dan Puasa
Mengacu pada informasi dari situs resmi SMP Santo Yusup Pacet, umat Katolik di Indonesia memiliki dua hari puasa wajib, yaitu pada Rabu Abu dan Jumat Agung. Puasa ini berlaku bagi umat Katolik berusia antara 18 hingga awal 60 tahun.
Sementara itu, aturan pantang diterapkan lebih luas, yakni untuk mereka yang telah berusia minimal 14 tahun. Pantang dilakukan setiap hari Jumat selama masa Prapaskah hingga Jumat Agung, total selama tujuh hari. Berpantang berarti menghindari hal-hal yang biasa dinikmati, seperti daging, makanan manis, rokok, hiburan, atau lainnya sebagai bentuk penebusan dosa.
Cara puasa ini menjadi sarana refleksi agar umat Katolik semakin dekat dengan Tuhan, serta sebagai bentuk latihan rohani yang melatih pengendalian diri.
Perbedaan Cara Berpuasa Katolik dan Islam
Untuk memperjelas konteks “cara berpuasa”, berikut perbandingan antara puasa dalam ajaran Katolik dan Islam, berdasarkan beberapa sumber:
1. Waktu Berpuasa
Dalam Islam, puasa dilakukan sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Sementara dalam Katolik, tidak ada waktu baku. Puasa dapat dilakukan kapan saja, tergantung kehendak pribadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
5 Cara Pakai Makeup Anti Luntur saat Cuaca Panas untuk Perempuan Aktif
-
Kumpulan Promo Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Banyak Diskon Besar
-
Menggali Keindahan Salatiga, Kota Terindah di Jawa Tengah
-
6 Pilihan Lipstik Pigmented di Sephora, Cocok untuk Tampilan Bold Saat Natal
-
5 Cara Merawat Sepatu Lari Mahal agar Teknologinya Tidak Rusak
-
7 Skincare yang Harus Dihindari Ibu Hamil dan Menyusui: Bisa Membahayakan Janin
-
Mau Sewakan Mobil saat Liburan? Ubah Polis via Endorsement Garda Oto Biar Aman
-
5 Sepatu Nike Diskon sampai 70% di JD Sports Jelang Akhir Tahun, Lebih Hemat!
-
7 Sandal Crocs Ori Diskon hingga 40% di Foot Locker, Jauh Lebih Murah Jelang Akhir Tahun
-
5 Skincare Lokal untuk Mencerahkan Wajah: Ampuh dan Lebih Murah dari Produk Korea