Bisnis / Keuangan
Selasa, 23 Desember 2025 | 09:16 WIB
Ilustrasi Scam. [Pixabay]
Baca 10 detik
  • OJK tingkatkan literasi keuangan perempuan untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga dan mengurangi kerentanan terhadap penipuan.
  • Perempuan, termasuk ibu rumah tangga dan guru, merupakan mayoritas korban penipuan seperti pinjaman ilegal dan hadiah palsu.
  • Edukasi keuangan diarahkan menuju kesejahteraan finansial agar keluarga mampu mengelola kebutuhan dan menghadapi guncangan ekonomi.

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan karena penting dalam memperbaiki kesejahteraan keluarga.

Lantaran, perempuan paling banyak menjadi korban dalam penipuan di sektor keuangan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan, banyak perempuan bekerja maupun ibu rumah tangga menjadi korban dari penipuan keuangan.

"Aduan-aduan ilegal juga banyak sekali yang kena ibu-ibu perempuan. Seperti ibu rumah tangga maupun ibu bekerja. Dan juga data dari Indonesia Anti Scam Center juga banyak sekali aduan dari perempuan ini sendiri. Jadi kalau kita melihat mungkin perempuan ini karena memang dia terekspos dengan berbagai hal," bebernya di Gedung Kemenko PMK, Senin (22/12/2025).

Dia pun mengatakan, profesi guru hingga rumah tangga paling banyak terkena penipuan dengan modus beragam. Salah satunya, pinjaman ilegal hingga mendapatkan hadiah.

"Profesi yang paling tinggi kena penipuan itu guru, kedua ibu rumah tangga," kata Friderica.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Untuk itu, meningkatkan edukasi keuangan masyarakat harus diarahkan pada peningkatan kesejahteraan keuangan (financial health).

Menurutnya, tidak hanya bicara literasi dan inklusi keuangan tetapi sudah menuju next level yaitu kesejahteraan keuangan.

"Kesejahteraan keuangan ini adalah bagaimana keluarga di Indonesia mampu me-manage kebutuhan sehari-hari, menyiapkan keperluan masa depan, menghadapi financial shock, baik secara makro maupun dalam keluarga, dan tetap mampu merencanakan keuangan ke depan,” jelas dia.

Baca Juga: OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi

Friderica mengingatkan pentingnya kewaspadaan perempuan terhadap berbagai modus scam, fraud, pinjaman online ilegal, dan investasi palsu.

Untuk itu, OJK mengajak masyarakat termasuk perempuan untuk aktif melaporkan indikasi penipuan keuangan melalui kanal resmi OJK.

"OJK berharap perempuan semakin berdaya sebagai pengelola keuangan keluarga yang cerdas, waspada, dan visioner, sehingga mampu memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan," tandasnya.

Load More