- Rupiah dibuka menguat 0,10 persen pada Selasa (23/12/2025) di pasar pada level Rp16.760 per dolar AS.
- Mayoritas mata uang Asia menguat, dengan yen Jepang memimpin penguatan, sementara won Korea Selatan melemah terdalam.
- Analis memprediksi penguatan rupiah berlanjut karena sentimen global, meski terdapat potensi tekanan domestik terbatas.
Suara.com - Nilai tukar rupiah mulai bangkit perlahan pad pembukaan hari ini . Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Selasa (23/12/2025) dibuka pada level Rp16.760 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah menguat 0,10 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.777 per dolar AS.
Sedangkan, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.773 per dolar AS.
Pergerakan rupiah ini juga terjadi pada mayoritas mata uang di Asia yang menguat.
Salah satunya, yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,38 persen. Disusul, ringgit Malaysia yang melesat 0,23 persen.
Selanjutnya, ada baht Thailand yang menanjak 0,12 persen dan dolar Singapura yang terkerek 0,11 persen. Lalu ada dolar Taiwan yang terapresiasi 0,06 persen.
Berikutnya, dolar Hongkong yang terangkat 0,05 persen dan yuan China yang menguat tipis 0,02 persen.
Sedangkan, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah terkoreksi 0,23 persen.
Diikuti, peso Filipina yang melemah tipis 0,04 persen terhadap the greenback pada hari ini.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan penguatan rupiah diperkirakan masih akan terjadi.
Pasalnya, perdagangan hari ini dipengaruhi sentimen dalam negeri dan global.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah oleh kembali meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh the Fed di 2026," katanya saat dihubungi Suara.com.
Namun, penguatan akan terbatas mengingat rupiah juga masih bisa tertekan oleh prospek pemangkasan bunga oleh BI dan kekuatiran defisit anggaran.
"Rupiah masih terbebani, namun dolar AS juga tertekan, dengan absennya data2 ekonomi, sentimen risk-on diharapkan bisa mempertahankan penguatan rupiah hari ini Range 16.700-16.800," jelasnya.
Berita Terkait
-
Investor Masih Wait and See, Bikin Rupiah Masih Loyo Bertemu Dolar Amerika
-
Rupiah Jadi Mata Uang Asia Terlemah Hari Ini
-
Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lesu di Asia Senin Pagi, Tembus Level Rp 16.676
-
Cadangan Devisa Meningkat, Bikin Rupiah Kembali Bangkit Lawan Dolar Amerika
-
Cadangan Devisa Indonesia Melonjak per November, Tembus Rp 2.500 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Melantai di Bursa, Saham SUPA Meroket 93% dalam Tiga Hari Perdagangan
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Kejar Target 300 Ribu Pengunjung, Begini Strategi Sarinah Dongkrak Pendapatan di Akhir Tahun
-
Harga Emas di Pegadaian Meroket! Efek Menjelang Tahun Baru?
-
Bank Permata Salurkan Pembiayaan Hijau Rp556 Miliar Sepanjang 2024
-
Bank Indonesia Bongkar Penyaluran Kredit Makin Seret, Apa Alasannya?
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu