Suara.com - Wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025 menandai dimulainya ritual kuno yang melibatkan sumpah suci para kardinal, yang akan memilih penggantinya. Kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang memburuk, terutama infeksi paru-parunya, telah menimbulkan banyak spekulasi tentang siapa yang akan menggantikannya.
Beberapa nama yang dianggap berpotensi kuat untuk menggantikan Paus Fransiskus pun telah muncul dalam beberapa bulan terakhir. Lantas bagaimana profil kandidat terkuat pengganti Paus Fransiskus? Simak penjelasan berikut ini dikutip dari website Independent.co.uk.
1. Kardinal Pietro Parolin
Kardinal Parolin yang menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013 dan berasal dari Veneto, adalah anggota dengan posisi tertinggi dalam konklaf yang akan memilih Paus baru. Dia dikenal luas sebagai figur moderat dan penuh pertimbangan di dalam Gereja, tidak memihak pada pandangan politik tertentu.
Baru-baru ini, Kardinal Parolin memberikan wawancara kepada surat kabar Italia L'Eco di Bergamo di mana dia mengomentari sejumlah masalah geopolitik.
Dia berkata: "Setiap orang dapat berkontribusi pada perdamaian, tetapi solusi tidak boleh dikejar melalui pemaksaan sepihak yang berisiko menginjak-injak hak seluruh bangsa, jika tidak, tidak akan pernah ada perdamaian yang adil dan abadi."
2. Kardinal Peter Erdo
Kardinal Erdo adalah mantan presiden Dewan Konferensi Waligereja Eropa yang dikenal sebagai seorang Marian taat yang berarti mengabdikan praktiknya kepada Maria, ibu Yesus. Dia adalah kandidat terdepan di sayap konservatif Gereja, dan diperkirakan bisa menjadi penantang utama Kardinal Parolin dalam pemungutan suara konklaf awal.
Pria Hungaria usia 72 tahun ini terkenal dengan suara yang lebih konservatif di dalam Gereja usai menentang praktik umat Katolik yang bercerai ,atau menikah lagi menerima Komuni Kudus karena keyakinannya pada kekekalan pernikahan.
Selain pandangan konservatifnya, Kardinal Erdo juga menuai kritik karena pernah menganggap tindakan menerima pengungsi setara dengan perdagangan manusia. Pengangkatannya sebagai kardinal terjadi pada tahun 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II.
3. Kardinal Luis Antonio Tagle
Sebagai orang Filipina ketujuh yang jadi kardinal, Kardinal Tagle akan menjadi Paus Asia pertama jika terpilih. Pria 67 tahun ini sekarang menjabat sebagai pro-prefek untuk Bagian Evangelisasi Pertama dari Dikasteri Evangelisasi, setelah diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI. Dia adalah kandidat paling liberal di antara calon terdepan.
Baca Juga: Apa Itu Konklaf dan Tata Cara Memilih Paus?
Kardinal Tagle biasanya menunjukkan politik yang lebih condong ke kiri, mirip dengan Paus Fransiskus, dan telah mengkritik sikap dan bahasa Gereja terhadap orang-orang gay, ibu yang belum menikah, dan umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi.
Dia berkata pada tahun 2015: "Kata-kata kasar yang digunakan di masa lalu untuk merujuk pada orang-orang gay dan orang-orang yang bercerai dan berpisah, ibu yang belum menikah (dan sebagainya), di masa lalu mereka cukup keras. Banyak orang yang termasuk dalam kelompok-kelompok itu dicap dan itu menyebabkan isolasi mereka dari masyarakat luas."
Kandidat Lain yang Turut Bersaing
Selain 3 kandidat terdepan di atas, ada 5 kardinal lain yang juga turut bersaing untuk menggantikan Paus Fransiskus. Mereka adalah:
1. Kardinal Matteo Zuppi, yang dianggap orang kepercayaan Paus saat ini dan menjabat sebagai Presiden Konferensi Episkopal Italia sejak tahun 2022. Dia dikenal karena pandangan positifnya terhadap komunitas LGBT+ dan juga aktif dalam upaya perdamaian global.
2. Kardinal Raymond Leo Burke, yang dikenal sebagai pendukung kuat tradisi Gereja, sering kali menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap pandangan liberal Paus Fransiskus. Dia terutama menentang pemberian sakramen bagi pasangan yang bercerai dan menikah lagi, serta menolak perubahan bahasa Gereja terkait kontrasepsi, pernikahan sipil, dan komunitas gay.
3. Kardinal Peter Turkson, seorang Uskup Agung dari Ghana, memiliki potensi untuk menjadi Paus Afrika pertama sejak abad ke-5. Dukungannya meningkat signifikan dibandingkan konklaf sebelumnya pada tahun 2013. Dia dikenal dengan pandangan politik kirinya, aktif dalam memperjuangkan keadilan sosial, dan kerap mengkritik sistem kapitalisme neoliberal.
Berita Terkait
-
Apa Itu Konklaf dan Tata Cara Memilih Paus?
-
9 Prosesi Sakral Gereja Katolik Setelah Kematian Paus Fransiskus
-
Apa yang Terjadi Usai Paus Meninggal Dunia?
-
Paus Fransiskus Telah Tiada: Bagaimana Pengaruhnya di Dunia Begitu Luas?
-
Paus Fransiskus Meninggal Akibat Stroke: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
5 Opsi Earphone untuk Lari: Waterproof dan Ringan Dipakai, Harga Mulai Rp 40 Ribuan
-
Download Logo Hari Santri 2025 Versi PNG hingga JPG, Klik Link Berikut
-
3 Zodiak Akan Merasakan Kebahagiaan Mulai 15 Oktober 2025
-
5 Sepatu Lari Adidas Terbaik yang Empuk, Lembut, dan Nyaman
-
Oven Bau? Jangan Panik! Rahasia Dapur Hilangkan Bau Tak Sedap dengan Bahan Alami
-
AI Makin Dekat dengan Kehidupan Sehari-Hari, Tapi Bagaimana dengan Keamanannya?
-
6 Shio Paling Beruntung Besok Rabu 15 Oktober 2025
-
Dari Prabowo dan Trump, Menilik Makna Pose Jempol Tak Sekadar Gaya Bapak-Bapak?
-
5 Pilihan Sunscreen yang Bagus untuk Usia 30-an, Lindungi Kulit dari Penuaan Dini
-
Bolehkah Santri Ngecor Bangunan? Ini Kata Menteri Agama Nasaruddin Umar