Suara.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menjumpai orang-orang dengan berbagai macam karakter, mulai dari yang emosional hingga yang tenang dan bijaksana dalam menghadapi situasi sulit.
Di antara mereka, ada sosok-sosok yang tampak berbeda, yaitu orang dengan kecerdasan emosi tinggi yang biasanya mampu memahami perasaan sendiri sekaligus peka terhadap emosi orang lain.
Orang-orang seperti itu biasanya mampu menghadapi tekanan dengan tenang, merespons konflik tanpa meledak-ledak, dan tetap hangat meskipun berada di tengah situasi yang rumit.
Salah satu ciri khas orang dengan kecerdasan emosi tinggi adalah cenderung menggunakan kata yang menenangkan dan menyentuh bagi pendengar.
Kalimat-kalimat yang diucapkan bukan hanya terdengar baik, tapi juga membawa rasa aman dan menghargai kepada sesama. Sangat berbeda dengan mereka yang mudah terpancing emosi dan cenderung melontarkan kata-kata kasar yang bisa melukai perasaan orang lain.
Nah, bicara tentang orang dengan kecerdasan emosi tinggi, ada beberapa kalimat yang sering diucapkan jika kita perhatikan.
Mau tahu apa saja kalimat tersebut?
Dilansir dari CNBC Make It, berikut tiga kalimat sederhana yang kerap diucapkan oleh orang-orang dengan kecerdasan emosional dan intelektual yang tinggi.
Coba beri tahu aku lebih banyak
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Nonfiksi yang Siap Bikin Kamu Survive di Usia 20-an
Saat seseorang membagikan rahasia atau cerita pribadinya kepada kita, apalagi yang bersifat sensitif, itu artinya mereka sedang menunjukkan kepercayaannya.
Namun, menurut penulis Kathy dan Ross Petras, banyak orang justru keliru merespons dengan membalas cerita tersebut menggunakan pengalaman pribadi mereka sendiri.
Padahal, orang dengan kecerdasan emosional (EQ) tinggi justru akan fokus mendengarkan.
Mereka tidak terburu-buru menanggapi atau menceritakan kisah diri sendiri, melainkan berusaha memahami perasaan lawan bicara agar orang tersebut merasa didengarkan dan dihargai.
Maka, salah satu kalimat sederhana yang biasa digunakan adalah “coba beri tahu aku lebih banyak.”
Dengan kalimat ini, kita memberi ruang bagi lawan bicara untuk melanjutkan cerita sehingga mereka merasa lebih nyaman saat berkomunikasi dengan kita.
Setelah mendengarkan seluruh keluh kesah dari lawan bicara, orang dengan EQ tinggi biasanya mencoba membayangkan diri mereka berada dalam posisi orang yang bercerita tersebut.
Tujuannya bukan sekadar bersimpati saja, tetapi benar-benar memahami emosi yang sedang dirasakan orang lain, sehingga tidak mudah menyalahkan.
Menurut Saya
Dalam menyampaikan pendapat, cara seseorang mengawali pendapatnya sangat memengaruhi bagaimana pandangan tersebut diterima oleh orang lain.
Menurut jurnalis dan penulis John Bowe, penggunaan kalimat pembuka seperti "menurut saya" merupakan strategi komunikasi yang efektif dan mencerminkan seseorang memiliki kecerdasan emosional tinggi.
Kalimat ini memberikan penekanan bahwa apa yang disampaikan adalah pandangan pribadi, bukan sebuah kebenaran mutlak yang harus diyakini.
Dengan begitu, lawan bicara akan lebih terbuka untuk mendengarkan tanpa merasa disudutkan atau diserang, apalagi yang sifatnya urusan pribadi.
Selain itu, penggunaan kalimat "menurut saya” juga memberi kesan bahwa pembicara memiliki sikap terbuka terhadap pendapat lain, serta tidak memaksakan sudut pandangnya.
Sebaliknya, orang dengan EQ rendah cenderung langsung menyampaikan pernyataan yang bersifat mutlak atau bahkan menyalahkan pihak lain, menganggap pandangannya yang paling benar.
Hei, bisakah kamu memberiku saran?
Meminta nasihat kepada orang lain sering dianggap sebagai tanda kelemahan atau kurangnya pengetahuan, sehingga banyak yang malu melakukannya.
Padahal, menurut para ahli komunikasi dan psikologi, justru mengajukan pertanyaan dan terbuka terhadap saran adalah ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.
Selain itu, kemampuan untuk menyadari kapan harus mencari pendapat orang lain juga menunjukkan kerendahan hati sekaligus kebijaksanaan seseorang.
Perlu diketahui, tidak semua orang mampu melakukannya karena keberanian dan pengendalian emosi untuk mengakui bahwa tidak semua hal bisa diselesaikan sendiri.
Di sinilah letak perbedaannya, dimana orang dengan EQ tinggi biasanya lebih sadar akan batas kemampuannya dan tidak ragu bertanya demi mendapatkan informasi baru.
Di sisi lain, memulai percakapan juga bukan perkara mudah bagi sebagian orang. Kecemasan sosial kerap kali muncul, terutama saat harus berbicara dengan orang baru atau berada dalam situasi yang tidak familiar.
Kondisi ini bisa menjadi penghambat dalam membangun relasi, baik secara personal maupun profesional.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Berita Terkait
-
Bukan Hanya Warna, ZEROBASEONE Ungkap Beragam Emosi Melalui Lagu 'Blue'
-
8 Tanda Kamu Tidak Depresi, Tapi Punya Kecerdasan Emosional Tinggi
-
5 Rekomendasi Buku Nonfiksi yang Siap Bikin Kamu Survive di Usia 20-an
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Ulasan Buku Passion: Bagaimana Mencapai Impian dengan atau Tanpa Passion
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
7 Rekomendasi Sunscreen untuk Kulit Bruntusan di Usia 40 Tahunan, Harga Mulai 30 Ribuan
-
Cancel Culture Dimulai? 4 Brand Ini Memutus Kontrak Jule Imbas Isu Selingkuhi Na Daehoon
-
Dari Mana Sumber Penghasilan Na Daehoon? Hidupi 3 Anak usai Isu Diselingkuhi Jule
-
Adu Kekayaan Purbaya vs Dedi Mulyadi, Ribut APBD Jabar Rp4,1 Triliun Ngendap di Bank
-
5 Rekomendasi Parfum Segar yang Tahan Lama Hingga 48 Jam, Cocok Buat Wanita Kantoran
-
Beda Pendidikan Menkeu Purbaya vs Dedi Mulyadi, Adu Argumen APBD Jabar Rp4,1 Triliun
-
5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mencerahkan Wajah, Mulai Rp33 Ribu
-
Kolaborasi Ipanema x Seniman Lokal: Sandal Jadi Karya Seni yang Wajib Punya!
-
Ammar Zoni Ingin Nikahi Dokter Kamelia di Penjara, Begini Syarat Menikah bagi Tahanan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung AHA BHA untuk Hilangkan Flek Hitam, Cocok Buat Cuaca Indonesia