Suara.com - Sekitar satu dari lima penyintas serangan jantung akan mengalami kekambuhan dalam kurun waktu lima tahun. Mereka juga lebih berisiko mengalami masalah kardiovaskular lainnya, seperti gagal jantung.
"Penyintas yang menerima pengobatan paling canggih pun memiliki risiko signifikan. Itulah alasan menemukan cara untuk mengurangi risikonya sangat diperlukan," ujar ahli fisiologi olahraga Keith Diaz.
Itulah sebabnya orang yang pernah mengalami serangan jantung harus menjaga gaya hidup yang lebih sehat, seperti banyak melakukan aktivitas fisik dibanding duduk.
Sebuah studi baru menyatakan bahwa penyintas serangan jantung yang gaua hidupnya banyak duduk berisiko tinggi mengalaminya lagi.
Namun, angka risiko dapat turun ketika mengganti kebiasaan duduk dengan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari.
Ganti waktu duduk dengan olahraga atau aktivitas fisik selama 30 menit
Para ahli menemukan bahwa penyintas serangan jantung yang rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari menurunkan risiko kekambuhan serta kematian hingga 61 persen.
Aktivitas fisik yang dimaksud juga tidak terbatas pada olahraga tertentu. Penyintas bisa berjalan-jalan, jogging, senam atau melakukan apa pun yang bisa meningkatkan kesehatan jantung selama 30 menit.
"Pengurangan risiko yang signifikan dari pergantian waktu duduk dengan aktivitas intensitas rendah menegaskan pesan, 'melakukan sesuatu lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa'," sambung Diaz.
Baca Juga: Automated External Defibrillator, Selamatkan Nyawa Bila Terjadi Serangan Jantung Saat Olahraga
Diaz menambahkan, "Aktivitas itu sendiri, berapa pun intensitasnya, dapat bermanfaat. Hal ini sangat relevan bagi orang yang baru pulih dari perawatan serangan jantung."
Dosen di Columbia University Medical Center New York itu pun merekomendasikan berjalan-jalan sebagai aktivitas yang patut dicoba. Sebab, aktivitas fisik tersebut dapat dilakukan di mana saja dan gratis.
Tidur mengurangi risiko kekambuhan serangan jantung
Selain olahraga atau beraktivitas fisik, rupanya tidur selama 30 menit untuk mengganti kegiatan duduk juga memangkas risiko insiden serangan jantung berulang sebesar 14 persen.
"Tidur lebih sehat daripadaa duduk," tutur Diaz, dikutip dari Medical News Today pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Pasalnya, tidur merupakan waktu yang berharga bagi tubuh serta pikiran untuk melakukan pemulilhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Miles of Smiles: Ketika Lari Bersama Keluarga Menjadi Ruang Inklusif untuk Anak Down Syndrome
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri
-
6 Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 20 Desember 2025, Rezeki dan Mood Sama-Sama Naik