Suara.com - Dari ancaman abrasi menjadi peluang ekonomi. Tanaman mangrove seketika mendatangkan cuan ketika diolah di tangan para ibu di Dusun Pilangsari, Desa Pidodo Kulon, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Di tengah ancaman abrasi, para ibu tersebut tak henti berinovasi. Produk olahan pun disulap menjadi peluang meraup cuan.
Tak hanya membantu melindungi pemukiman dari abrasi, mangrove juga memiliki nilai ekonomi ketika diolah. Setidaknya, upaya ini yang dilakukan warga Desa Pidodo Kulon. Di tengah aktivitas penanaman dan pembibitan, kaum perempuan di wilayah pesisir diberdayakan untuk membuat sejumlah produk olahan yang terbuat dari Mangrove.
Diketahui, rata-rata para ibu di Desa Pidodo Kulon rata berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ada pula yang memiliki usaha warung. Banyak juga yang membuat terasi dari udang rebon khas wilayah tersebut. Sejak membuat produk olahan dari mangrove, ekonomi mereka terbantu. Setidaknya mereka memiliki usaha sampingan. Lapangan kerja tercipta dari budidaya mangrove.
Ada beberapa produk olahan dari mangrove yang dibuat oleh ibu-ibu di Dusun Pilangsari. Salah satunya keripik daun mangrove. Untuk membuat keripik, daun yang dipakai berasal dari mangrove jenis Avicennia Marina. Daun Avicennia Marina ini memang tergolong unik. Bahkan sebelum diolah, daunnya memiliki rasa asin yang khas.
Berdasarkan data American Museum of Natural History, banyak spesies mangrove bertahan hidup dengan menyaring sebanyak 90 persen garam yang ditemukan di air laut saat memasuki akarnya. Beberapa spesies mengeluarkan garam lewat kelenjar di daunnya. Daun-daun ini, yang ditutupi dengan kristal garam kering, terasa asin jika dijilat maupun dikonsumsi.
Kami sempat diminta untuk mencicipi daun mentah Avicennia Marina sebelum diolah. Hmm.. benar saja. Rasanya asin, sama seperti yang dikatakan data dari American Museum of Natural History. Namun, rasa tersebut semakin kaya ketika daun dicampur tepung lalu digoreng. Nah, ketika sudah matang, rasa daun tersebut mempertemukan sensasi asin dan gurih.
Eits, ternyata keripik daun hanya satu dari beberapa olahan mangrove. Ternyata, daun mangrove pun bisa lho dijadikan sirup. Selain sirup, mereka juga membuat dodol terbuat dari mangrove. Tiga produk olahan mangrove tersebut selama ini menjadi penghasilan tambahan bagi warga Pilangsari, terutama para ibu.
Nurhayati, 42 tahun, bekerja sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Dia pun memiliki usaha warung di rumahnya. Nur–panggilan karibnya–merupakan satu dari beberapa ibu yang diberikan pelatihan cara membuat olahan dari tanaman mangrove. Pelatihannya tak hanya satu kali, melainkan dua kali. Bukan cuma itu, ada pula praktik sebagai bagian dari pelatihan.
Sudah 2 sampai 3 tahun belakangan ini, Nur bersama beberapa ibu di Pilangsari membuat produk olahan mangrove. Dari sirup, dodol hingga keripik daun mangrove, mahir diolah oleh Nur cum suis. Selama ini, produk olahan mangrove tersebut turut memberikan andil dalam perekonomian keluarga Nur. Kata dia, hasil penjualannya lumayan sebagai uang tambahan.
Baca Juga: Mangrove Academy, Ruang Tumbuh Anak Muda Penjaga Pesisir Kendal
“Selama ini saya dibantu oleh 3 kelompok berjumlah 25 perempuan dalam pembuatan produk mangrove. Ini tergantung banyaknya pesanan ya. Nah, nanti hasil penjualannya kami bagi-bagi ke kelompok, tergantung siapa saja yang ikut membuat (produk mangrove–RED),” tutur Nur.
Nur mengatakan pembeli dari produk olahan mangrove ini beragam. Ada warga yang langsung ke rumahnya. Ada pula yang memesan via online. Bahkan, imbuh Nur, produk olahan mangrove cukup menjadi primadona dalam kunjungan rombongan Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi. Saat itu, klaim Nur, banyak yang membeli.
“Yang beli produk dari mangrove, ada warga, ada yang pesan online. Biasanya, tamu yang datang pun bisa pesan keripik mangrove, bahkan ada pesanan juga dari pemerintah. Saat kunjungan wakil bupati, suasananya ramai dan banyak yang membeli. Mereka penasaran dengan daun mangrove. Setelah coba, enak rasanya sampai kehabisan,” ujar Nur.
Ketua Pusat Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP) Kendal Wasito pemberdayaan ibu-ibu Pidodo Kulon memang menjadi salah satu perhatian dari program konservasi mangrove yang dijalankan. Untuk menyokong keterampilan, para ibu mendapatkan serangkaian pelatihan. Wasito pun berinisiatif menyokong mereka dengan alat-alat untuk membuat olahan mangrove tersebut.
“Bukan cuma membuat terasi dari udang rebon, ibu-ibu kita latih untuk membuat keripik daun mangrove dan sirup mangrove. Kebutuhannya, seperti panci dan peralatan lain untuk memasak, kami fasilitasi. Yang penting, mereka bisa membuat produk tersebut,” ujar Wasito.
Produk olahan mangrove, imbuh dia, juga ternyata digemari kaum jetset. Dia mengisahkan, minat tersebut terlihat melalui kegiatan menanam dengan Rotary Club beberapa waktu silam. Ketika itu, para ibu dari Rotary Club memborong seluruh produk olahan mangrove yang dibuat oleh warga Pilangsari. Laris manis!
Berita Terkait
-
Mangrove Academy, Ruang Tumbuh Anak Muda Penjaga Pesisir Kendal
-
Benteng Pesisir Kendal, Cerita Konservasi Mangrove dari Pidodo Kulon
-
Lahan Gambut dan Mangrove Kalimantan, Jalan Indonesia Menuju Masa Depan Bebas Emisi
-
BAF Donasikan 21 Ribu Bibit Mangrove, Ciptakan Kualitas Udara Lebih Baik
-
Telkom Tanam Ribuan Mangrove di Tarakan Lewat Program GoZero% Goes to Borneo
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
6 Shio Paling Beruntung Besok 28 November 2025, Kamu Salah Satunya?
-
6 Serum Korea Ampuh Pudarkan Flek Hitam, Ada yang Aman untuk Kulit Sensitif!
-
5 Cushion Waterproof untuk Makeup Tetap Sempurna Sepanjang Hari
-
Bukan Sungai Biasa: Bongkar Keajaiban Alam dan Sejarah Sungai Cikahuripan yang Jarang Diketahui!
-
7 Rekomendasi Serum Kolagen di Bawah Rp50 Ribu untuk Ibu Rumah Tangga
-
Kacang Mete Ampuh Mengatasi ASI Seret? Ibu Menyusui Wajib Tahu Fakta Berikut Ini
-
5 Rekomendasi Parfum Casablanca Paling Wangi dan Tahan Lama, Harga Murah Meriah
-
Huru-hara Tumbler Tuku Hilang, Begini Aturan Bawaan di KRL dan Prosedur Jika Barang Tertinggal
-
5 Merek Tumbler Stainless Terbaik untuk ke Pekerja Kantoran, Mulai Rp100 Ribuan
-
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Wajah? Begini Cara Pakainya