“Saat itu, ibu-ibu membuat keripik, sirup, terasi serta bandeng presto. Alhamdulillah laris. Mereka membeli keripik. Merek suka karena renyah dan langsung habis,” kata Wasito.
Meski demikian, para ibu ini memang tidak berani untuk membuat produk olahan mangrove dalam jumlah besar. Produk tersebut memang disukai oleh beberapa kalangan. Tapi, pemasaran menjadi salah satu tantangan dalam menjual produk olahan mangrove ini. Mereka masih ragu-ragu menjual dalam skala besar.
“Besok-besok ketika ibu-ibu gawe (membuat–RED) keripik mangrove dalam jumlah banyak, malah nggak laku. Didol (Dijual) di tempat umum, masyarakat masih ragu-ragu. Kita masih menjual produk di event-event tertentu,” ujar Wasito.
Namun, tantangan tidak sampai di situ. Mereka masih berkutat tentang pemahaman dan pengetahuan masyarakat bahwa daun mangrove–terutama jenis Avicennia Marina–aman untuk dikonsumsi. Selain itu, mereka hanya memahami bahwa hanya buah mangrove yang bisa dimasak dan dipangan.
Kata Wasito, “Orang-orang sana belum tahu. Mereka hanya mengetahui bahwa buah mangrove dimasak dan dipangan. Ternyata daunnya bisa dimasak, kan jadi paham. Mereka tidak usah belanja bahan karena ada daun yang bisa dimasak. Jadi sirup juga, bisa jadi duit. Pokoknya kita cari dengan pendekatan yang lebih mudah, sehingga mereka paham.”
Peluang ekonomi lewat tangkapan ikan
Supriadi, salah seorang nelayan penggerak yang digandeng Wasito dalam konservasi, menuturkan betapa rekan-rekannya terbantu secara ekonomi dari keberadaan mangrove ini. Seperti diketahui bahwa penghasilan utama nelayan dari tangkapan ikan. Nah, keberadaan mangrove ini mempermudah pekerjaan mereka. Alhasil, menjaring ikan menjadi lebih mudah.
Mangrove ini tak cuma menjadi tameng bagi ancaman abrasi, tapi juga menjadi tempat berlindung beberapa jenis ikan dan kepiting. Dengan adanya ikan dan kepiting yang berlindung di hutan mangrove, tak pelak hal ini memudahkan nelayan menjaring. Buntutnya, nelayan tidak perlu ke tengah laut untuk menjaring ikan.
“Untuk ekosistem, mangrove ini berfungsi sebagai tempat perkembangbiakkan ikan dan kepiting, Biasanya, kepiting ketika hendak bertelur mencari perlindungan di akar-akar mangrove. Ada banyak jenis ikan yang berlindung di akar mangrove ketika bertelur,” ujar Supriadi.
Baca Juga: Mangrove Academy, Ruang Tumbuh Anak Muda Penjaga Pesisir Kendal
Tak hanya itu, Supri juga mengatakan masyarakat memanfaatkan ikan dan kepiting di akar mangrove. “(Ikan dan kepiting–RED) untuk dijual. Ada juga yang dikonsumsi. Tapi kebanyakan dijual, karena itu mata pencaharian. Ada ikan belanak, kakap, kerapu, dan jenis ikan lainnya. Ada banyak jenisnya, termasuk kepiting,” kata Supri.
Sekadar informasi, pesisir pantai Pidodo Kulon merupakan muara Sungai Bodri. Berdasarkan data yang dikutip dari Pusdataru Jawa Tengah, Bodri adalah sungai yang memiliki panjang 171 kilometer dengan luas daerah aliran sungai (DAS) yakni 612 kilometer persegi. Sungai ini melintasi 6 kecamatan di Kendal, salah satunya yakni Kecamatan Patebon.
Komunitas warga pesisir di Pidodo Kulon merupakan salah satu mitra Program Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) karena merupakan konservasi mangrove berbasis inisiasi warga. Dengan kemitraan tersebut, komunitas nelayan membuat rumah pembibitan mangrove, penanaman serta memberdayakan masyarakat setempat.(*)
Berita Terkait
-
Mangrove Academy, Ruang Tumbuh Anak Muda Penjaga Pesisir Kendal
-
Benteng Pesisir Kendal, Cerita Konservasi Mangrove dari Pidodo Kulon
-
Lahan Gambut dan Mangrove Kalimantan, Jalan Indonesia Menuju Masa Depan Bebas Emisi
-
BAF Donasikan 21 Ribu Bibit Mangrove, Ciptakan Kualitas Udara Lebih Baik
-
Telkom Tanam Ribuan Mangrove di Tarakan Lewat Program GoZero% Goes to Borneo
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Digital Jadi Senjata Utama, Mengubah Cara Anak Muda Memilih Rumah
-
5 Cara Bikin Usaha Kuliner Makin Moncer: Branding Sampai Pengiriman Super Cepat
-
5 Lipstik Transferproof Wardah untuk Berbagai Acara, Tahan Lama Meski Dipakai Seharian
-
Apa yang Harus Dilakukan Bila Terjadi Gempa? Ini Panduan Lengkap agar Tetap Aman
-
5 Sifat Red Flag Zodiak Gemini, Pantes Alyssa Daguise Bersyukur Anaknya Kelak Bukan Gemini!
-
Promo Indomaret 27 November - 10 Desember 2025, Cek Daftar Diskonnya di Sini!
-
5 Pensil Alis Anti Luntur, Ada yang Wudhu Friendly untuk Muslimah
-
Biaya Hidup Melonjak, Mengapa Bantuan Living Cost Penting bagi Mahasiswa di Yogyakarta?
-
Kejutan Kuliner: Siapa yang Menguasai Daftar Restoran Terbaik 2025?
-
5 Body Lotion Saset yang Mencerahkan, Praktis Dibawa Kerja dan Traveling