Suara.com - Hari Susu Sedunia atau World Milk Day baru saja diperingati pada 1 Juni 2025 kemarin, tapi sayangnya di Indonesia konsumsi susu masih rendah dibanding negara tetangga. Padahal, jika kebiasaan minum susu ditingkatkan, maka bakal semakin memberdayakan petani lokal.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan konsumsi susu masyarakat Indonesia pada 2020 hanya mencapai 16,27 kilogram per tahun. Sedangkan negara tetangga seperti Malaysia nyaris 2 kali lipat, yakni 36,2 kilogram per tahun, dan Thailand 22,2 kilogram per tahun.
Minimnya kebiasaan minum susu inilah yang dinilai jadi sebab belum optimalnya pertumbuhan anak Indonesia. Ini karena susu mengandung nutrisi penting seperti protein hewani, kalsium, vitamin D, dan fosfor yang esensial bagi pertumbuhan tulang, perkembangan otak, serta menjaga imunitas tubuh.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Pedoman Gizi Seimbang menekankan pentingnya konsumsi protein hewani seperti daging, telur, ikan, ayam, hingga susu. Kecukupan protein ini sangat vital khususnya pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Sayangnya, akses terhadap susu berkualitas dan edukasi mengenai manfaatnya masih belum merata.
Laporan Global Nutrition Report 2021 menuliskan, Indonesia termasuk negara triple burden of malnutrition, yakni mengalami 3 masalah gizi sekaligus: gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan mikronutrien dalam satu populasi.
Salah satu bentuk kekurangan gizi kronis yang umum dijumpai adalah stunting, yang bisa dicegah dengan asupan gizi cukup sejak bayi—dimulai dari air susu ibu (ASI), dan setelahnya mendapat makanan pendamping ASI (MPASI) dengan komposisi tinggi protein dan lemak untuk perkembangan otak dan pertumbuhan badan.
Kajian dari Journal of Dairy Science menunjukkan bahwa konsumsi rutin susu selama masa pertumbuhan mampu memperbesar massa tulang puncak (peak bone mass), yang menjadi fondasi penting untuk mencegah osteoporosis di masa tua. Selain itu, susu juga membantu pembentukan sel darah merah dan mendukung fungsi kognitif anak.
Namun, tidak hanya dari sisi konsumsi yang perlu dibenahi. Dari segi produksi, Indonesia masih menghadapi tantangan besar. BPS mencatat bahwa hanya sekitar 22 persen kebutuhan susu nasional yang dipenuhi dari produksi dalam negeri, sedangkan sisanya bergantung pada impor.
Situasi ini menempatkan peternak lokal pada posisi yang lemah dalam rantai pasok, sekaligus menciptakan ketergantungan jangka panjang terhadap produk luar negeri. Ini juga yang menurut CEO Susu Mbok Darmi, Dhony Pratama, perlu peran aktif industri untuk memberdayakan peternak lokal.
Baca Juga: Bye-Bye Kembung! Susu A2: Rahasia Generasi Muda Indonesia Tetap Aktif dan Bertenaga
Saat membagikan 1.000 cup susu segar Mbok Darmi gratis di Car Free Day Jakarta untuk memperingati Hari Susu Sedunia, Dhony mengatakan perbaikan gizi nasional tidak bisa dilepaskan dari peran pelaku industri yang proaktif.
"Kami percaya bahwa meningkatkan konsumsi susu tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga mendukung kesejahteraan peternak lokal yang menjadi tulang punggung produksi susu segar di Indonesia," ujar Dhony.
Di tempat yang sama, Ketua Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait, mengatakan seharusnya susu jadi bagian tidak terpisahkan dari hak anak atas pangan gratis. Ia juga turut memberikan edukasi kesehatan bersama komunitas-komunitas muda seperti Teman Baru dan Join Dong di momen CFD Jakarta tersebut.
"Anak-anak berhak atas gizi yang memadai. Susu segar adalah salah satu komponen penting, dan akses terhadapnya harus diperluas melalui sinergi lintas sektor," tegas Agustinus.
Adapun beberapa daerah Indonesia dengan 'lumbung' peternak lokal terbanyak yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang seharusnya bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan industri. Harus dipastikan susu dan hasil ternak lokal terserap dengan baik di masyarakat dengan harga yang layak dan terbaik dibanding susu dan produk ternak impor.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Susunan Upacara Hari Sumpah Pemuda 2025 dan Tata Cara Pengibaran Bendera Merah Putih
-
Lombok Kini Bersinar Jadi Calon Bintang Wisata Pantai Utama Indonesia
-
Temukan Soundscape-mu: Rahasia Keseimbangan Hidup di Era Serba Cepat
-
Viral Pengantin Baru Terkena Honeymoon Cystitis H+7 usai Menikah, Apa Itu?
-
Download Twibbon Gratis Hari Sumpah Pemuda ke-97, Lengkap dengan Logo dan Tema
-
Ramalan Zodiak 27 Oktober 2025: Panduan Lengkap Karier, Cinta, & Keuangan
-
Terinspirasi dari Matcha, Begini Ritual Ketenangan dalam Setiap Rutinitas Kecantikan
-
Profil dan Agama Inka Andestha, Lagi Dijodoh-jodohkan dengan Pratama Arhan
-
6 Sunscreen Anti Air dan Anti Lengket untuk Musim Hujan, Cocok untuk Wanita Pekerja Outdoor
-
Berapa Tarif Manggung Raisa? Diva Pop Indonesia Ceraikan Hamish Daud