Jika Anda mencium aroma asam, tengik, atau bau lain yang berbeda dari aroma aslinya, ini adalah indikasi kuat bahwa formula kimianya telah rusak.
Jangan ambil risiko, terutama jika Anda ragu dengan baunya. Lebih baik membuang produk tersebut dan membeli yang baru.
4. Perubahan Warna pada Formula
Perubahan warna juga bisa menjadi petunjuk visual bahwa sunscreen Anda sudah tidak dalam kondisi prima. Sunscreen mineral yang awalnya berwarna putih cerah bisa berubah menjadi lebih kusam atau kekuningan saat kedaluwarsa.
Meskipun perubahan ini mungkin lebih sulit dideteksi pada formula yang bening atau berwarna, setiap perubahan dari warna aslinya patut dicurigai.
5. Efektivitas yang Menurun dan Risiko Iritasi
Konsekuensi terpenting dari penggunaan sunscreen kedaluwarsa adalah penurunan efektivitasnya secara drastis.
Bahan aktif yang bertugas memblokir atau menyerap sinar UV sudah tidak berfungsi maksimal, sehingga kulit Anda tidak mendapatkan perlindungan penuh.
Akibatnya, risiko kulit terbakar, penuaan dini, hingga kanker kulit tetap mengintai.
Baca Juga: Sunscreen vs Bedak SPF, Mana yang Efektif Melindungi Kulit dari Sinar Matahari?
Selain itu, bahan-bahan yang rusak dan terurai dapat memicu reaksi negatif pada kulit. Risiko iritasi, kemerahan, gatal, alergi, hingga munculnya jerawat meningkat karena produk yang kedaluwarsa bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur.
Tips Penyimpanan untuk Memperpanjang Usia Sunscreen
Cara Anda menyimpan sunscreen juga berpengaruh besar pada daya tahannya. Hindari menyimpan tabir surya di tempat yang panas dan terpapar sinar matahari langsung, seperti di dalam mobil atau di tepi kolam renang.
Suhu panas dapat mempercepat proses kerusakan formula. Simpanlah di tempat yang sejuk dan kering, serta pastikan untuk selalu menutup rapat kemasannya setelah digunakan.
Dengan mengenali ciri-ciri sunscreen kedaluwarsa dan mempraktikkan cara penyimpanan yang benar, Anda dapat memastikan bahwa kulit selalu mendapatkan perlindungan terbaik dari bahaya sinar matahari.
Jangan pernah ragu untuk membuang produk yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, sebab kesehatan kulit Anda jauh lebih berharga.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Lifestyle Terpopuler: Alasan Tasya Farasya Cerai, Skill Bahasa Inggris Menteri Pariwisata Digunjing
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil dengan Sekarang, Hasil Natural Bikin Mewek
-
Beda Kekayaan Widiyanti Putri Wardhana dan Ni Luh Puspa, Menteri vs Wakil Menteri Pariwisata
-
Tolak Penawaran Jadi Menpora, Begini Rekam Jejak Karir Raffi Ahmad Sedari Muda
-
5 Rekomendasi Lip Tint untuk Remaja: Warna Natural dan Tahan Lama
-
Apa Itu Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih? Cek Tugas, Gaji dan Cara Daftarnya
-
Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
-
Inikah Gaya Anti Flexing Menkeu Purbaya? Tak Sungkan Pakai Baju Sama di Acara Berbeda
-
Berapa Limit Pinjaman Koperasi Merah Putih? Segini Bunga dan Tenornya
-
Siapa Nama Asli Tasya Farasya? Ternyata Pernah Perbaiki Nama di KTP