- Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu Siklon Senyar telah melumpuhkan ribuan desa di Aceh.
- Namun, di tengah bencana yang menguji ketabahan ini, sejarah mencatat bahwa rakyat Aceh memiliki ketangguhan dan kedermawanan yang luar biasa.
- Jauh sebelum negara ini mengenal pasar modal atau pendanaan global, rakyat Aceh telah melakukan "investasi" yang menjadi pilar berdirinya raksasa dirgantara nasional, BUMN Garuda Indonesia.
Suara.com - Awan mendung dan duka mendalam tengah menyelimuti Tanah Rencong. Hingga Kamis (18/12/2025) bencana banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu Siklon Senyar telah melumpuhkan ribuan desa di Aceh.
Ratusan ribu rumah rusak, jembatan terputus, dan masyarakat di wilayah seperti Aceh Utara hingga Nagan Raya kini tengah berjuang di tengah keterbatasan. Kini rakyat Aceh tengah memasang bendera putih yang ditancapkan di jalan penghubung Kabupaten Aceh Tamiang dengan Kota Langsa.
Bagi masyarakat Aceh, bendera putih itu adalah simbol bahwa mereka telah menyerah untuk menghadapi penanganan banjir Sumatera.
Namun, di tengah bencana yang menguji ketabahan ini, sejarah mencatat bahwa rakyat Aceh memiliki ketangguhan dan kedermawanan yang luar biasa bagi Indonesia.
Jauh sebelum negara ini mengenal pasar modal atau pendanaan global, rakyat Aceh telah melakukan "investasi" yang menjadi pilar berdirinya raksasa dirgantara nasional, BUMN Garuda Indonesia.
Catatan sejarah ekonomi Indonesia mencatat peristiwa heroik pada pertengahan tahun 1948. Saat itu, Presiden Soekarno datang ke Aceh dengan misi yang nyaris mustahil: mencari modal untuk menembus blokade udara Belanda.
Respons rakyat Aceh melampaui ekspektasi. Melalui Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (Gasida), terkumpul dana 120.000 Dollar Singapura atau setara dengan 20 kilogram emas. Hebatnya, dana ini bukan berasal dari utang luar negeri, melainkan hasil patungan dari petani, pedagang, hingga rakyat jelata.
Dana inilah yang digunakan untuk membeli pesawat jenis Douglas C-47 Dakota, yang kemudian diberi nama RI-001 Seulawah berarti "Gunung Emas".
Semangat kedermawanan Aceh kembali bergema pada Agustus 2025 lalu. Presiden Prabowo Subianto menganugerahi Bintang Jasa Utama kepada Teungku Nyak Sandang bin Lamudin, salah satu tokoh kunci di balik pengadaan Seulawah RI-001.
Baca Juga: Viral Video Main Golf di Tengah Bencana Sumatra, Kepala BGN Dadan Hindayana Buka Suara
Dalam suasana haru di Istana Negara, Jakarta (25/8/2025), Presiden Prabowo menunjukkan rasa hormat yang mendalam dengan berlutut di hadapan Teungku Nyak Sandang yang hadir menggunakan kursi roda. Di usia muda (23 tahun), Nyak Sandang dengan ikhlas menjual tanah dan emas miliknya demi memastikan Indonesia memiliki "sayap" untuk terbang. Penghargaan ini menjadi pengakuan tertinggi negara atas nasionalisme tulus dari putra Aceh tersebut.
Seulawah bukan sekadar simbol kedaulatan, melainkan unit bisnis pertama yang dimiliki Indonesia. Ketika Agresi Militer II Belanda pecah pada 1949, RI-001 Seulawah yang sedang berada di Kalkuta, India, tidak tinggal diam.
Pesawat ini kemudian dikomersialkan di Burma (Myanmar) dengan nama Indonesian Airways. Keuntungan dari penyewaan ini menjadi sumber devisa pertama bagi Republik Indonesia, pembiayaan operasional diplomasi luar negeri Indonesia dan bukti bahwa kekuatan ekonomi kerakyatan mampu menyelamatkan marwah negara dalam situasi terjepit.
Setelah pengakuan kedaulatan di akhir 1949 melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia mengambil alih aset KLM-IIB. Sinergi antara kru Indonesian Airways (penerus semangat Seulawah) dengan aset teknis tersebut melahirkan Garuda Indonesian Airways pada 21 Desember 1949.
Nama "Garuda" sendiri dipilih Soekarno dari puisi Noto Soeroto sebagai simbol burung tunggangan Wisnu yang membentangkan sayap tinggi di atas kepulauan Nusantara.
Saat ini, replika RI-001 Seulawah masih berdiri tegak di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Di tengah hantaman banjir 2025, monumen ini menjadi simbol pengingat bagi seluruh bangsa: bahwa Aceh pernah memberikan segalanya demi sayap Indonesia bisa terbang tinggi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
Terkini
-
Rupiah Terus-terusan Meloyo, Hari Ini Tembus Rp 16.700
-
Purbaya Umumkan APBN Defisit Rp 560,3 Triliun per November 2025, 2,35% dari PDB
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
-
Menko Airlangga Ngeluh Harga Mobil-Motor Murah Bikin Jakarta Macet
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Target Harga DEWA, Sahamnya Masih Bisa Menguat Drastis Tahun 2026?
-
Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
-
Pemerintah Bidik Gig Economy Jadi Mesin Ketiga Pendorong Ekonomi Nasional
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Jelang Akhir Tahun, BSI Siapkan Uang Tunai Rp15,49 Triliun