- Anak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa disorot karena pernyataan kontroversialnya.
- Yudho Sadewa mengunggah video mengenai ciri-ciri orang miskin.
- Crab mentality menjadi salah satu ciri-ciri orang miskin yang disebutkan oleh Yudho Sadewa.
Suara.com - Beberapa waktu lalu, Yudo Sadewa, anak Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan publik karena kontroversinya di media sosial..
Dalam sebuah video yang beredar luas, Yudo menyebutkan empat hal yang dianggapnya sebagai ciri orang miskin, yakni crab mentality, sikap munafik, perilaku rasis, dan mental pengemis. Lantas, apa itu crab mentality?
Pernyataannya itu langsung memicu kritik karena dinilai merendahkan dan kurang menunjukkan empati, terlebih lagi ia mengucapkannya sembari memamerkan kartu ATM BCA Prioritas.
Terlepas dari kontroversinya, istilah crab mentality yang diucapkan Yudo sebenarnya memang bukan hal asing dalam dunia psikologi.
Crab mentality menggambarkan sikap iri dan usaha menjatuhkan orang lain agar tidak lebih maju. Pola pikir ini sering muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk memahami lebih dalam, simak penjelasan lengkap terkait crab mentality, apa ciri-cirinya, serta bagaimana dampaknya terhadap kehidupan sosial.
Pengertian Crab Mentality
Secara sederhana, crab mentality adalah pola pikir egois, ketika seseorang berusaha menghalangi kesuksesan orang lain.
Istilah ini muncul dari pengamatan terhadap perilaku kepiting dalam ember. Saat satu kepiting mencoba memanjat keluar, kepiting lainnya justru akan mencapit dan menariknya kembali, sehingga tidak ada yang bisa keluar.
Baca Juga: 5 Kontroversi Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya, Terbaru Singgung Ternak Mulyono
Dalam konteks manusia, perilaku ini menggambarkan sikap iri, dengki, dan tidak senang melihat orang lain lebih berhasil.
Cara pandang orang yang terjebak crab mentality biasanya seperti ini, "Jika aku tidak berhasil, maka kamu juga tidak boleh."
Sikap ini mencerminkan persaingan yang tidak sehat, yang justru menghambat kemajuan baik secara individu maupun kelompok.
Ciri-ciri Crab Mentality
Crab mentality sering kali muncul tanpa disadari. Supaya tidak terjebak atau jadi korbannya, yuk kenali ciri-ciri orang yang punya pola pikir seperti ini.
1. Iri terhadap Kesuksesan Orang Lain
Orang dengan pola pikir ini sering kali sulit menerima keberhasilan orang lain karena membuatnya merasa terganggu.
Perasaan iri ini membuat mereka sulit untuk menerima bahwa orang di sekitarnya bisa lebih unggul, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dalam diri.
2. Berharap Orang Lain Gagal
Selain rasa cemburu, muncul pula dorongan untuk melihat orang lain tidak berhasil mencapai tujuannya. Bagi mereka, kegagalan orang lain bisa menjadi penghibur karena membuat posisi dirinya tidak tampak terlalu buruk dibandingkan orang lain.
3. Melontarkan Komentar Negatif
Komentar sinis, meremehkan, atau mengejek sering dilontarkan untuk menjatuhkan semangat orang yang sedang berusaha. Tujuannya adalah membuat orang tersebut merasa putus asa sehingga kehilangan motivasi.
4. Enggan Memberi Apresiasi
Mereka cenderung menahan diri untuk tidak memberikan apresiasi saat orang di sekitarnya meraih keberhasilan. Sebaliknya, mereka justru mencari alasan untuk merendahkan prestasi tersebut.
5. Selalu Berprasangka Buruk
Keberhasilan orang lain dianggap semata-mata hasil dari keberuntungan, koneksi, atau usaha tidak jujur. Mereka enggan percaya bahwa kesuksesan adalah hasil kerja keras.
Penyebab Munculnya Crab Mentality
Crab mentality tidak muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan lingkungan sosial seseorang, antara lain:
1. Rendahnya Kepercayaan Diri
Orang yang tidak yakin dengan kemampuannya sendiri cenderung merasa terancam ketika melihat orang lain sukses. Rendahnya self-esteem ini menjadi pemicu utama munculnya sikap crab mentality.
2. Zero-sum Bias
Ketika keberhasilan orang lain dianggap sebagai ancaman bagi diri sendiri, maka setiap pencapaian akan tampak seperti sebuah persaingan. Akibatnya, peluang untuk menjadikannya sebagai sumber inspirasi pun ikut tertutup.
3. Bandwagon Effect
Saat sebagian besar anggota kelompok memiliki crab mentality, yang lain biasanya terdorong untuk menyesuaikan diri agar tidak tersisih. Lama-kelamaan, pola pikir ini menyebar luas dan menjelma menjadi budaya bersama.
4. Kecemburuan Sosial
Ketika seseorang merasa tersaingi oleh keberhasilan orang lain di lingkungannya, perasaan itu dapat memunculkan pola pikir crab mentality. Rasa tidak adil membuat seseorang berusaha menahan orang lain agar tidak berkembang lebih jauh.
5. Rasa Putus Asa
Saat seseorang berhenti berjuang karena rasa lelah atau putus asa, ia justru berusaha menarik orang lain agar tetap berada di level yang sama. Sikap tersebut sering dijadikan pelampiasan atas kegagalan pribadi yang belum bisa diterima.
Cara Menghindari Crab Mentality
Untuk terlepas dari jebakan crab mentality dan tidak mudah terpengaruh oleh orang yang memilikinya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Fokus pada Tujuan Pribadi
Alihkan energi untuk mengejar tujuan sendiri tanpa terpengaruh komentar negatif. Fokus pada apa yang ingin dicapai akan membuat langkah lebih mantap.
2. Terus Upgrade Diri
Dengan terus belajar dan mengembangkan keterampilan, kepercayaan diri akan semakin terbangun. Hal ini membuat seseorang lebih kuat menghadapi komentar negatif dan rasa iri yang muncul di sekitarnya.
3. Evaluasi Kegagalan
Jadikan kegagalan sebagai pelajaran berharga. Cara pandang ini akan membangun ketahanan mental dan mencegah rasa iri terhadap kesuksesan orang lain.
4. Cari Lingkungan yang Suportif
Menghindari kelompok dengan pola pikir yang toxic sangat penting. Bergabunglah dengan orang-orang yang saling mendukung agar perjalanan menuju kesuksesan terasa lebih ringan.
Itulah pengertian crab metality, ciri-cirinya, serta cara menghindarinya. Semoga informasi di atas bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Berita Terkait
-
Anak Menkeu Purbaya Cengengesan saat Klarifikasi Sri Mulyani Agen CIA, Netizen Makin Ngamuk!
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
Yudo Anak Menkeu Umur Berapa? Sudah Jadi Miliarder dan Nasabah BCA Prioritas
-
Tak Cuma Sri Mulyani, Yudo Sadewa Sentil 'Ternak Mulyono' di Tengah Kontroversi
-
Legislator Golkar Beri Tantangan Menkeu Purbaya: Buat Kejutan Positif, Jangan Bikin Pusing Lagi
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X