Suara.com - Belakangan ini aplikasi edit foto berbasis kecerdasan buatan (AI) sedang naik daun. Aplikasi AI yang populer belakangan adalah yang mampu mengubah swafoto biasa menjadi potret ala avatar penuh warna. Fitur “Magic Avatars” bikin pengguna penasaran, apalagi dengan harga yang cukup terjangkau.
Namun, di balik popularitasnya, banyak pakar dan orang tua yang justru khawatir. Ada isu serius yang menyangkut privasi data, pencurian karya, hingga dampaknya pada kesehatan mental.
Pertanyaannya, apakah aplikasi seperti ini benar-benar aman digunakan?
Cara kerja aplikasi edit foto berbasis AI adalah menghasilkan potret bergaya seni dari foto selfie pengguna. Dengan sekali klik, wajah bisa diubah jadi lebih halus, lebih muda, bahkan lebih “sempurna.” Sayangnya, justru di situlah masalah mulai muncul.
Sejak era media sosial 2000-an, kita sudah belajar banyak soal risiko berbagi data pribadi. Kini, aplikasi edit foto AI membuka bab baru.
Banyak aplikasi meminta izin berlebihan dari perangkat pengguna mulai dari akses kamera, file, lokasi, mikrofon, hingga kontak telepon. Padahal, tidak semua izin ini relevan untuk sekadar edit foto.
Kekhawatiran lain adalah soal konten. AI belajar dari ribuan bahkan jutaan gambar yang ada di internet. Masalahnya, sebagian besar gambar itu diambil tanpa izin dari seniman atau kreatornya.
Algoritma yang digunakan AI bekerja dengan menganalisis gambar populer untuk menghasilkan gaya baru. Akibatnya, karya seniman bisa dijiplak, dipelintir oleh mesin, lalu dijual kembali tanpa kredit ataupun royalti. Tak heran jika banyak seniman merasa karyanya dirampas demi melatih AI.
Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa pengguna melaporkan menerima gambar yang diseksualisasi tanpa persetujuan. Padahal, foto yang dikirim awalnya biasa saja.
Baca Juga: Trik Bikin Foto Miniatur AI Versi Ucapan Ulang Tahun Pakai Gemini, Tinggal Copas Prompt
Hal ini terjadi karena algoritma belajar dari internet yang sarat dengan konten seksual, khususnya perempuan muda. Akibatnya, meski pengguna tidak menginginkannya, avatar yang muncul bisa mengandung unsur sensual.
Bagi remaja, ini jelas berbahaya. Selain melanggar privasi dan otonomi tubuh, seksualisasi semacam ini bisa menimbulkan tekanan psikologis.
Dampak pada Kesehatan Mental
Edit foto dengan AI sebenarnya bisa membantu, misalnya memperbaiki pencahayaan atau menambah efek estetik. Tapi, ketika AI mulai mengubah bentuk tubuh dan wajah, masalah baru muncul.
Fitur seperti Magic Avatars seringkali dapat membuat:
- wajah tampak lebih simetris,
- tubuh pria terlihat lebih berotot,
- tubuh wanita lebih langsing,
- kulit lebih cerah,
- dan usia terlihat lebih muda.
Pesan tersiratnya jelas yakni versi “AI” dari dirimu dianggap lebih menarik daripada versi asli. Hal ini memicu rasa tidak puas, minder, hingga gangguan citra tubuh.
Banyak pengguna mengaku justru merasa tidak nyaman setelah melihat hasil editan AI. Mereka merasa tidak cukup baik dibanding “avatar sempurna” yang diciptakan mesin.
Lebih parah lagi, algoritma juga membawa bias rasial. Misalnya, wajah orang non-kulit putih cenderung diputihkan atau diubah agar lebih mirip standar kecantikan barat.
Risiko Seksualisasi Anak
Bahaya terbesar adalah ketika aplikasi seperti ini digunakan oleh anak atau remaja. Bayangkan, swafoto polos seorang remaja bisa saja diubah AI menjadi gambar dengan unsur seksual.
Meskipun tidak selalu terjadi, risiko ini nyata. Itu sebabnya orang tua harus lebih waspada dengan cara anak mereka mengunggah foto. Bukan hanya soal privasi, tapi juga dampak jangka panjang terhadap kepercayaan diri dan kesehatan mental.
Demikian itu informasi untuk menjawab apakah edit foto pakai AI berbahaya?
Bagi orang dewasa, kesadaran adalah kunci. Pahami syarat penggunaan aplikasi, batasi izin akses, dan jangan mengunggah foto sensitif.
Bagi orang tua, penting untuk berdiskusi dengan anak. Tanyakan apakah mereka menggunakan aplikasi AI, lalu jelaskan risiko yang ada. Jika perlu, gunakan aplikasi kontrol orang tua untuk menjaga keamanan digital keluarga.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
-
4 Aplikasi untuk Membuat Miniatur AI Selain Gemini, Lengkap dengan Cara Menggunakannya
-
Trik Bikin Foto Miniatur AI Versi Ucapan Ulang Tahun Pakai Gemini, Tinggal Copas Prompt
-
7 Prompt Miniatur AI Gantungan Kunci Lengkap dengan Cara Membuatnya
-
Cara Bikin Foto Miniatur Peri dengan Gemini AI dengan Hasil yang Realistis
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
5 Tips Memadukan Hoodie Pria agar Terlihat Rapi dan Stylish
-
Profil Ram Chandra Poudel, Presiden Nepal yang Mundur usai Badai Demo dan Kontroversi
-
Apa Itu Subak? Rahasia Orang Bali Merawat Air dan Tanah Tapi Tergerus Alih Fungsi Lahan
-
Dokter Tirta Soroti Gaya Ceplas-ceplos Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Jadi Lihat Diri Saya Versi Tua
-
Siapa Kisman Latumakulita? Tuduh Raffi Ahmad Gelapkan Pajak Ratusan Miliar
-
Diskon PLN 50 Persen September 2025 Sampai Kapan? Cek Jadwalnya agar Tak Ketinggalan
-
Berkaca dari Leony Vitria, Apakah Harta Warisan Dikenai Pajak? Ini Penjelasannya
-
Reuni Tipis-Tipis Anies Baswedan dan Mahfud MD, Bahas Apa?
-
5 Krim Malam dengan Formula Anti Aging, Bye Kerutan dan Flek Hitam!
-
Mantan Dubes RI Puji Gaya Bicara Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Optimis Bisa Selamatkan Ekonomi