Lifestyle / Komunitas
Kamis, 11 September 2025 | 12:43 WIB
Ilustrasi Edit Foto Pakai AI

Suara.com - Belakangan ini aplikasi edit foto berbasis kecerdasan buatan (AI) sedang naik daun. Aplikasi AI yang populer belakangan adalah yang mampu mengubah swafoto biasa menjadi potret ala avatar penuh warna. Fitur “Magic Avatars” bikin pengguna penasaran, apalagi dengan harga yang cukup terjangkau.

Namun, di balik popularitasnya, banyak pakar dan orang tua yang justru khawatir. Ada isu serius yang menyangkut privasi data, pencurian karya, hingga dampaknya pada kesehatan mental.

Pertanyaannya, apakah aplikasi seperti ini benar-benar aman digunakan?

Cara kerja aplikasi edit foto berbasis AI adalah menghasilkan potret bergaya seni dari foto selfie pengguna. Dengan sekali klik, wajah bisa diubah jadi lebih halus, lebih muda, bahkan lebih “sempurna.” Sayangnya, justru di situlah masalah mulai muncul.

Sejak era media sosial 2000-an, kita sudah belajar banyak soal risiko berbagi data pribadi. Kini, aplikasi edit foto AI membuka bab baru.

Miniatur AI dengan gaya action figure chibi Nendoroid. [Gemini AI]

Banyak aplikasi meminta izin berlebihan dari perangkat pengguna mulai dari akses kamera, file, lokasi, mikrofon, hingga kontak telepon. Padahal, tidak semua izin ini relevan untuk sekadar edit foto.

Kekhawatiran lain adalah soal konten. AI belajar dari ribuan bahkan jutaan gambar yang ada di internet. Masalahnya, sebagian besar gambar itu diambil tanpa izin dari seniman atau kreatornya.

Algoritma yang digunakan AI bekerja dengan menganalisis gambar populer untuk menghasilkan gaya baru. Akibatnya, karya seniman bisa dijiplak, dipelintir oleh mesin, lalu dijual kembali tanpa kredit ataupun royalti. Tak heran jika banyak seniman merasa karyanya dirampas demi melatih AI.

Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa pengguna melaporkan menerima gambar yang diseksualisasi tanpa persetujuan. Padahal, foto yang dikirim awalnya biasa saja.

Baca Juga: Trik Bikin Foto Miniatur AI Versi Ucapan Ulang Tahun Pakai Gemini, Tinggal Copas Prompt

Hal ini terjadi karena algoritma belajar dari internet yang sarat dengan konten seksual, khususnya perempuan muda. Akibatnya, meski pengguna tidak menginginkannya, avatar yang muncul bisa mengandung unsur sensual.

Bagi remaja, ini jelas berbahaya. Selain melanggar privasi dan otonomi tubuh, seksualisasi semacam ini bisa menimbulkan tekanan psikologis.

Dampak pada Kesehatan Mental

Edit foto dengan AI sebenarnya bisa membantu, misalnya memperbaiki pencahayaan atau menambah efek estetik. Tapi, ketika AI mulai mengubah bentuk tubuh dan wajah, masalah baru muncul.

Fitur seperti Magic Avatars seringkali dapat membuat:

  • wajah tampak lebih simetris,
  • tubuh pria terlihat lebih berotot,
  • tubuh wanita lebih langsing,
  • kulit lebih cerah,
  • dan usia terlihat lebih muda.

Pesan tersiratnya jelas yakni versi “AI” dari dirimu dianggap lebih menarik daripada versi asli. Hal ini memicu rasa tidak puas, minder, hingga gangguan citra tubuh.

Load More