Lifestyle / Komunitas
Kamis, 11 Desember 2025 | 21:05 WIB
Ilustrasi bumi lebih bersih. (Pixabay)
Baca 10 detik
  • Konferensi Carbon Digital (CDC) 2025 di Bandung fokus pada peran teknologi digital untuk pengelolaan emisi.
  • Data emisi yang akurat dan transparan dinilai krusial untuk efektivitas kebijakan iklim Indonesia.
  • Bandung ditetapkan sebagai pilot project untuk uji coba implementasi inovasi teknologi pengelolaan emisi.

Suara.com - Inovasi teknologi digital kini menjadi kunci untuk mengelola emisi secara lebih efektif di Indonesia.

Konferensi Carbon Digital (CDC) 2025 yang digelar di Bandung menekankan peran data akurat dan transparan dalam mempercepat pencapaian target pengurangan emisi, sekaligus mendorong kebijakan iklim yang lebih tepat sasaran dan berdampak nyata bagi lingkungan.

Acara yang mengusung tema “Menggagas Ulang Pasar Karbon Indonesia: Inovasi Digital untuk Integritas Global” ini menghadirkan lebih dari 450 peserta dari 10 negara, termasuk pemerintah, industri, akademisi, dan startup teknologi iklim.

Ketua Umum Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA), Riza Suarga, menekankan bahwa kunci keberhasilan pengurangan emisi adalah data yang akurat dan transparan.

“Dengan teknologi digital, kita bisa mengukur, melaporkan, dan memverifikasi emisi secara lebih tepat, sehingga setiap langkah pengurangan emisi dapat diimplementasikan secara efektif,” ujarnya.

Riza menambahkan, digitalisasi pengelolaan emisi memungkinkan Indonesia tidak hanya memantau hasil secara real-time, tetapi juga meningkatkan akuntabilitas kebijakan iklim serta memperkuat kerja sama internasional.

“Transparansi data adalah fondasi agar kebijakan dan program pengurangan emisi dapat berjalan efektif dan sesuai standar global,” kata Riza usai penandatanganan Komitmen Bersama dengan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.

Carbon Digital Conference/CDC 2025. (Dok. CDC)

Bandung sendiri dipilih sebagai pilot project untuk implementasi inovasi ini. Menurut Farhan, kota ini akan berfungsi sebagai living lab, tempat prototyping teknologi digital untuk pengelolaan emisi sebelum diterapkan secara lebih luas.

Selain itu, pemanfaatan lahan terbuka hijau dan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) seluas 600–700 hektare juga dapat menjadi modal lingkungan penting dalam skema pengelolaan data emisi.

Baca Juga: Inovasi Efisiensi Energi Dorong Industri Manufaktur Menuju Operasi yang Lebih Berkelanjutan

CDC 2025 menjadi momen penting bagi Indonesia untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam strategi pengelolaan emisi.

Dengan data yang lebih akurat dan transparan, Indonesia dapat mempercepat pencapaian target pengurangan emisi, mendukung kebijakan iklim yang lebih efektif, dan mendorong langkah nyata menuju bumi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Load More