- Gaya bicara Purbaya Yudhi Sadewa sempat mendapat sentimen negatif.
- Namun Tantowi Yahya, justru memuji gaya bicara sang menteri.
- Pujian itu terlontar setelah melihat Rapat Kerja (Raker) perdana menkeu dengan Komisi XI DPR RI,
Suara.com - Beberapa hari pasca dilantik menjadi menteri keuangan (menkeu), sosok Purbaya Yudhi Sadewa langsung menuai sorotan karena gaya bicara dan narasi yang dilontarkan ke publik.
Pernyataan-pernyataan Purbaya yang kontroversial di awal masa jabatan membuat publik menyematkan persepsi negatif kepadanya.
Tapi kesan berbeda ditangkap oleh Tantowi Yahya, pembawa acara sekaligus mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru. Ia justru memberi pujian perihal gaya bicara pengganti Sri Mulyani itu.
Lewat Instagram, Tantowi menyoroti fenomena langka di mana seorang pejabat tinggi diminta mundur sebelum 24 jam bekerja karena gaya bicaranya.
Purbaya, menurut Tantowi, sempat "dirujak publik" hingga harus meminta maaf. Namun, apa yang terjadi selanjutnya justru menegaskan karakternya yang otentik.
Setelah permintaan maaf, Purbaya dikira akan "melunak" dan menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi pejabat pada umumnya, yakni penuh kehati-hatian, normatif, dan sarat basa-basi. Namun, dugaan itu salah besar.
Dalam Rapat Kerja (Raker) perdananya dengan Komisi XI DPR RI, Purbaya terlihat tampil dengan jati diri yang sama.
Tantowi menggambarkannya dengan jelas Purbaya kembali bicara apa adanya, tanpa basa basi dan rasa takut.
"Dia tahu betul apa yang harus dia lakukan sebagai menteri keuangan, jabatan teramat 'sakral' di negeri ini," terang Tantowi.
Baca Juga: Klarifikasi Menkeu Purbaya usai Anak Sebut Menteri Agen CIA di Instagram
"Dia menghadapi pimpinan dan anggota Komisi XI dengan sangat meyakinkan, kembali tanpa basa basi," sambungnya.
Sikap ini, meski meyakinkan, disebut membuat para pejabat eselon yang mendampinginya terlihat tidak nyaman. Sebuah pertanda bahwa gaya ini benar-benar mendobrak kebiasaan lama.
Purbaya Bicara Tanpa Beban
Tantowi Yahya menyebutnya sebagai "gaya baru komunikasi seorang menteri." Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, Purbaya tidak memilih berbicara layaknya seorang teknokrat atau akademisi yang terpaku pada data dan statistik rumit.
"Dia bicara bahasa pasar, tempat dia dibesarkan," tulis Tantowi. Baginya, inilah yang coba dijembatani oleh Purbaya, yaitu menyuarakan realitas pasar, bukan sekadar memoles data di atas kertas.
Keberanian untuk tampil "apa adanya" di panggung sebesar itu tentu memunculkan pertanyaan: dari mana sumber kepercayaan dirinya?
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Promo Spesial Natal 2025: AYCE Gratis, Diskon Hampers Mewah Mulai Rp150 Ribuan!
-
Kenapa Kaki Kram Saat Lari dan Bagaimana Mengatasinya? Ini Kata Dokter Tirta
-
8 Rekomendasi Sepatu Puma Diskon 50% Sesuai Dompet Mahasiswa
-
Mariah Carey Hadirkan Konser Spesial Natal Bersama TikTok dan Apple Music
-
Rutin Perawatan Wajah: Solusi Kulit Sehat atau Sekadar Efek Sesaat?
-
Kejutan Besar! Tex Saverio Pindah Haluan dari Gaun Couture ke Perhiasan Mewah, Ini Koleksi Debutnya
-
5 Body Lotion Mengandung Alpha Arbutin untuk Kulit Lebih Cerah dan Halus
-
5 Lipstik Satin untuk Wanita Usia 40-an, Bibir Jadi Lembut dan Bercahaya
-
Ini Dia Destinasi Liburan Akhir Tahun Ramah Anak yang Wajib Dikunjungi
-
Bijak Finansial: Mengapa Asuransi Jiwa Harus Jadi Prioritas Utama