Lifestyle / Food & Travel
Sabtu, 13 September 2025 | 15:27 WIB
Ilustrasi terbang dengan business class. (Freepik)

Suara.com - Pernahkah kamu melihat seseorang berlibur dengan menikmati penerbangan kelas bisnis ke Eropa, menginap di hotel bintang lima, dan berpikir, “Wah, pasti mahal banget!”?

Faktanya, tak semua traveler ‘berduit’ benar-benar mengeluarkan banyak uang. Ada trik cerdas yang sedang naik daun di kalangan pejalan zaman now: travel hacking.

Ini bukan soal curang, tapi tentang bagaimana memanfaatkan kartu kredit, poin, dan miles secara strategis untuk mengubah setiap transaksi harian menjadi tiket menuju liburan impian—tanpa bikin dompet menjerit.

Konsep travel hacking kini mulai dikenal luas di Indonesia, terbukti dari suksesnya AZ Travel Workshop Kartu Kredit & Miles yang belum lama ini digelar dan langsung full seat.

Acara ini menarik perhatian lebih dari 40 peserta dari berbagai latar belakang yang ingin tahu lebih dalam cara ‘bermain’ dengan poin dan miles agar bisa jalan-jalan hemat tapi tetap mewah.

Travel hacking sendiri adalah seni memaksimalkan penggunaan kartu kredit dan program loyalti dari maskapai maupun hotel.

Bukan sekadar gaya hidup konsumtif, strategi ini kini dianggap sebagai bagian dari perencanaan finansial modern, di mana seseorang bisa menikmati lebih banyak pengalaman—mulai dari lounge bandara, upgrade kelas penerbangan, hingga staycation di hotel premium—tanpa harus keluar uang banyak.

Workshop yang digelar AZ Travel menghadirkan tiga narasumber utama dengan perspektif berbeda, namun saling melengkapi.

Agus Subroto (@agus__subroto), seorang penggemar berat airline dan hotel loyalty program, membagikan rahasia bagaimana poin dan miles bisa dioptimalkan untuk upgrade ke business class bahkan first class.

Baca Juga: Nggak Cuma Paspor, Ini Hal Penting yang Harus Masuk Checklist Traveling ke Jepang

Menariknya, tiket-tiket tersebut bisa didapat dengan harga separuh bahkan seperempat dari harga normal jika tahu cara ‘menebusnya’ di waktu dan rute yang tepat.

Berikutnya, Zul Rauf (@zulrauf) menjelaskan bahwa hampir semua transaksi sehari-hari—dari bayar listrik hingga belanja bulanan—sebenarnya bisa menjadi ladang pengumpulan poin.

Kuncinya adalah memilih kartu kredit yang sesuai dengan pola pengeluaran, serta memahami sistem reward yang ditawarkan oleh masing-masing bank.

“Kartu kredit itu bukan musuh, justru bisa jadi alat investasi perjalanan kalau dipakai dengan strategi yang benar,” ujarnya.

Yang tak kalah penting, Vincent Liyanto (@vincentliyanto) menyoroti sisi yang sering dilupakan: pajak. Yup, ternyata pengumpulan dan penggunaan miles juga perlu dipertimbangkan dari sisi pelaporan SPT tahunan agar tetap aman secara hukum.

Banyak peserta workshop mengaku baru tahu bahwa strategi travel hacking yang legal dan sesuai regulasi justru lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

Load More