Lifestyle / Komunitas
Kamis, 18 September 2025 | 15:53 WIB
POCARI SWEAT Run Lombok 2025: Saat Olahraga, Budaya, dan Wisata Bertemu di Sirkuit (Istimewa)

Suara.com - Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika biasanya identik dengan deru mesin balap. Namun pada 13–14 September 2025, arena ikonik itu berganti wajah: ribuan pelari berbaju biru memadati lintasan dalam ajang Pocari Sweat Run Lombok 2025.

Sebanyak 9.000 peserta berlari di rute yang bukan hanya menantang, tapi juga menyuguhkan lanskap alam dan budaya Lombok. Angka itu sekaligus menjadikan acara ini sebagai event lari sirkuit terbesar di Indonesia.

Gelaran ini menegaskan bagaimana olahraga dan pariwisata saling menopang. Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menyoroti fakta bahwa 70% peserta datang dari luar daerah. 

“Kegiatan ini mendukung sport tourism sekaligus menggerakkan ekonomi lokal,” ujarnya.

Jennifer Bachdim dan Irfan Bachdim Ramaikan POCARI SWEAT RUN Lombok 2025 (Dok. Istimewa)

Efeknya memang terasa nyata. Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, menyebut bahwa dalam dua hari gelaran, hotel penuh, penerbangan padat, hingga UMKM lokal kebanjiran pembeli. 

“Momentum ini penting untuk menggairahkan kembali pariwisata NTB,” katanya.

Lari Sebagai Gaya Hidup dan Pengalaman

Di kota-kota besar, lari kini bukan sekadar olahraga, tapi juga gaya hidup. Event seperti Pocari Sweat Run menjadi wadah komunitas sekaligus sarana menjelajah destinasi.

“Selain untuk menyehatkan, ajang ini juga memperkenalkan budaya Lombok kepada masyarakat luas,” jelas Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, Puspita Winawati.

Baca Juga: 5 Sepatu Lari Rekomendasi dr. Tirta Harga Mulai Rp400 Ribu: Bikin Kaki Nyaman dan Anti Pegal

Tak hanya peserta umum, figur publik seperti Ariel NOAH pun ikut merasakan pengalaman berbeda. “Baru pertama kali saya berlari 10K mengelilingi sirkuit. Rasanya unik, apalagi pemandangan alam dan budaya Lombok benar-benar menambah kesan,” tuturnya.

Dari Sunset Run Hingga Marathon

Rangkaian kegiatan dimulai sejak 12 September dengan pengambilan race pack. Lalu pada 13 September, Sunset Run sejauh 4,3 km membuka acara dengan latar senja di Mandalika. 

Puncaknya, ribuan pelari menaklukkan Marathon (42K), Half Marathon (21K), dan 10K pada 14 September. Bahkan Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyebut gelaran ini sebagai bagian dari sportainment. 

“Event lari di sirkuit balap dunia adalah momen bersejarah, sejalan dengan DNA Mandalika sebagai sportainment sekaligus katalis pariwisata,” ujarnya.

Lari Sebagai Wisata Masa Depan

Fenomena global menunjukkan bahwa marathon dan event lari mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar, seperti di Tokyo, Berlin, atau Boston. Kini, Lombok ikut menorehkan namanya dalam peta sport tourism dunia.

Dengan rute tersertifikasi PASI dan AIMS, serta kampanye edukasi #saferunning, ajang ini bukan hanya menyehatkan, tapi juga menghadirkan pengalaman wisata yang tak terlupakan.

Dan ketika 9.000 pelari membirukan Mandalika, satu pesan terasa kuat: lari kini lebih dari sekadar olahraga—ia adalah tren baru yang menggerakkan pariwisata dan ekonomi daerah.

Load More