Lifestyle / Male
Senin, 22 September 2025 | 19:04 WIB
Bupati Buton Alvin Akawijaya Putra (Instagram/alvinakawijayaputra)

Suara.com - Keberadaan sosok Bupati Buton, Alvin Akawijaya Putra sedang dicari mahasiswa dan warga Buton, Sulawesi Tenggara.

Bupati Alvin Akawijaya Putra dilaporkan hilang lantaran tak ditemukan di kantornya saat mahasiswa hendak meminta dengar pendapat. Kabarnya, Bupati Buton sudah tak ngantor selama 20 hari.

Pihak yang melaporkan Alvin hilang tak lain adalah elemen dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buton sejak Kamis (28/9/2025) lalu.

Ketua Komisariat HMI Buton, Yusmiati dalam keterangannya, Senin (22/9/2025) mengungkap pihaknya melayangkan laporan hilang karena Alvin tak hadir di kantor selama hampir sebulan.

Yusmiati dan pihaknya akhirnya melaporkan ke Polres Buton.

Wakil Bupati Buton, Syarifudin Saafa kepada wartawan, dikutip Senin (22/9/2025) menegaskan bahwa Alvin tak menghilang, melainkan sedang dinas di Jakarta.

Yusmiati sontak protes ada yang tak beres lantaran peraturan bupati membatasi perjalanan dinas maksimal lima hari, dan Alvin hingga beberapa pekan belum kembali berkantor di Buton.

Adapun di balik kontroversi yang menyeliputi dirinya, Alvin Akawijaya Putra bukan sosok yang sembarangan.

Ia punya rekam jejak politik yang kuat hingga bisa didapuk menjadi Bupati Buton sekaligus bupati termuda di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Mengintip Kekayaan dan Gaji Bupati Buton yang Dilaporkan Hilang Sebulan

Berikut profil Bupati Buton yang diselimuti kontroversi lantaran dituding menghilang.

Bupati termuda di Sulteng lulusan hukum kampus ternama

Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton hilang sebulan dicari mahasiswa. [instagram]

Setelah ditelusuri, Alvin belum genap berumur 30 tahun dan sudah duduk sebagai bupati.

Ia tercatat lahir pada 18 Mei 1996 dan resmi menjabat sebagai Bupati Buton periode 2025–2030 sejak 20 Februari 2025.

Putra Ali Mazi, mantan Gubernur Sulawesi Tenggara ini punya pendidikan mentereng.

Alvin berkesempatan untuk sekolah di salah satu lembaga ternama yakni Mahatma Gandhi School untuk tingkat sekolah dasar.

Adapun kala duduk di bangku sekolah menengah, ia disekolahkan di SMP dan SMA terbaik yakni  Bina Bangsa School.

Alvin lulus SMA pada tahun 2014 dan sontak merantau ke Kota Pelajar, Yogyakarta untuk menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi ternama yakni Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Seusai mengantongi gelar Sarjana Hukum, Alvin melanjutkan pendidikannya ke Pendidikan Khusus Profesi Advokat PERADI pada 2019.

Karier Alvin terbilang mentereng jauh sebelum ia diangkat menjadi bupati, lantaran ia sempat menjabat segudang posisi strategis di berbagai lembaga.

Salah satu jabatan mentereng dari Alvin yakni Ketua Bidang Hubungan Internasional KADIN Sulawesi Tenggara (periode 2018–2024) dan Ketua Umum KNPI Sulawesi Tenggara (periode 2021–2024).

Berhasil gandeng suara terbanyak dengan "Buton Bersinar Mas"

Alvin akhirnya memberanikan diri untuk meneruskan jejak langkah sang ayah di bidang politik.

Ia mendaftarkan diri sebagai kader Partai NasDem dan banyak aktif di parpol.

Tiba saatnya Pemilihan umum Bupati Buton 2024, dan Alvin meminta restu partai untuk ikut maju.

Alvin akhirnya dipasangkan dengan Syarifudin Saafa sebagai calon wakilnya.

Pemilihan Bupati Buton 2024 adalah kontestasi politik yang sengit bagi Alvin.

Sebab, ia harus melawan lima kandidat lainnya yakni Syaraswati - Rasyid Mangura, La Bakry - Aris Marwan Saputra, La Ode Naane - Akalim, Basiran - La Ode Rafiun, dan Bere Ali - La Ode Muhammad Sumarli Buchari.

Kendati berjuang sengit, Alvin dan Syarifudin Saafa berhasil memperoleh 22.462 suara atau 35,86 persen dari suara sah.

Ia berhasil membuat pesaing kuatnya tunduk, yakni Syaraswati - Rasyid Mangura yang menggandeng 19.583 suara atau senilai 31,26 persen dari mayoritas pemilih.

Kunci Alvin memenangkan pemilihan adalah gagasan "Buton Bersinar Mas" yang berusaha mewujudkan pembangunan Buton dalam berbagai aspek, termasuk membangun masyarakat religius, sejahtera, mandiri, dan berdaya saing melalui pembangunan berkelanjutan.

Kontributor : Armand Ilham

Load More