Lifestyle / Food & Travel
Kamis, 25 September 2025 | 13:14 WIB
Keracunan Makanan Obatnya Apa?

1. Teh jahe

Jahe dapat meredakan mual, muntah, hingga kram perut. Cukup rebus irisan jahe segar, lalu tambahkan madu atau lemon untuk meningkatkan rasa.

Ilustrasi makanan. [Dok. Antara]

2. Teh peppermint

Dikenal ampuh menenangkan otot perut yang tegang sehingga rasa sakit lebih berkurang. Namun, penderita GERD sebaiknya menghindari peppermint karena bisa memicu heartburn.

3. Makanan rendah serat

Pisang, kentang, roti tawar, atau kaldu ayam dapat membantu meringankan kerja usus sekaligus mencukupi nutrisi saat tubuh lemah.

4. Makanan probiotik

Yoghurt, tempe, kefir, atau kimchi mengandung bakteri baik yang dapat memulihkan keseimbangan flora usus setelah keracunan. Konsumsilah saat perut sudah agak membaik agar tidak memperparah keluhan.

Perlu untuk dipahami bahwa tidak semua keracunan makanan bisa sembuh hanya dengan perawatan mandiri.

Baca Juga: Dari Meja Makan ke UGD: Begini Kronologi 9 Siswa di Cianjur Keracunan Massal Usai Santap Menu MBG

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami kondisi sakit berkelanjutan seperti demam tinggi, muntah dan buang air besar bercampur darah, mengalami diare lebih dari tiga hari, muncul gejala dehidrasi seperti mulut kering, jarang buang air kecil, dan urine sedikit.

Jika tidak ditangani, keracunan makanan bisa memicu dehidrasi berat bahkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah. Segera pergi ke dokter kalau penderita juga mengalami kesemutan, pandangan kabur, dan tubuh terasa sangat lemah. 

Obat Medis untuk Keracunan Makanan

Apabila pertolongan pertama dan obat alami tidak cukup membantu, dokter akan memberikan obat sesuai penyebab keracunan. Beberapa jenis pengobatan medis yang umum diberikan meliputi:

1. Obat antidiare seperti loperamide atau bismuth subsalicylate untuk mengurangi frekuensi buang air besar.

2. Obat antimual guna meredakan muntah berlebihan.

3. Antibiotik jika keracunan disebabkan oleh bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Campylobacter.

Load More