- BPOM dan PSI menggelar workshop internasional untuk melawan peredaran obat palsu dan produk substandar.
- Fokus utama mencakup pencegahan sindikat, peningkatan kompetensi PPNS, dan penguatan pengawasan perbatasan.
- Shopee, Halodoc, dan Interpol ikut terlibat sebagai mitra strategis dalam menjaga keamanan publik.
Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) semakin serius memberantas peredaran produk farmasi palsu dan substandar yang marak di Indonesia. Bersama Pharmaceutical Security Institute (PSI), BPOM menggelar workshop bertajuk “Beyond Borders: Tackling Emerging Threats of Counterfeit Medicines in Public Health” di Auditorium Gedung Merah Putih BPOM, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa peredaran produk ilegal, terutama melalui platform daring, menjadi salah satu tantangan terbesar di era globalisasi dan digitalisasi.
“Ada dua ratus ribu lebih produk yang sudah kita minta untuk di-takedown. Tren ini cenderung meningkat, khususnya di kategori kosmetik ilegal,” jelasnya.
Workshop ini tak hanya melibatkan PSI, tetapi juga menghadirkan perwakilan industri farmasi global, Interpol, serta platform marketplace dan layanan kesehatan digital seperti Shopee Singapore dan Halodoc Indonesia.
Menurut perwakilan PSI, Ramesh Raj Kishore, kolaborasi lintas sektor ini memiliki tujuan utama menyelamatkan nyawa dan melindungi pasien.
Taruna Ikrar memaparkan tiga fokus utama workshop.
Pertama, memperkuat kerja sama untuk mencegah pelanggaran hukum dan memberantas sindikat obat palsu.
Kedua, meningkatkan kompetensi internal BPOM, khususnya para Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), melalui pelatihan dan kerja sama dengan kepolisian dan lembaga internasional.
Ketiga, memastikan keamanan perbatasan dengan memperketat pengawasan terhadap produk kesehatan, kosmetik, suplemen, hingga makanan dan minuman yang beredar di pasaran.
Baca Juga: Stevia Aman Gak Sih? BPOM sampai Guru Besar IPB Jawab Tudingan Picu Diabetes dan Kanker!
Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya BPOM memperkuat ekosistem keamanan produk kesehatan di Indonesia. Dengan dukungan dari pihak internasional dan pemangku kepentingan digital, diharapkan masyarakat bisa lebih terlindungi dari ancaman produk berbahaya yang beredar secara ilegal.
(Reporter : Nur Saylil Inayah)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat
-
Kasih Paham, Hidup ala ShopeeVIP Bikin Less Drama, More Saving
-
Pahlawan Nasional Kontroversial: Marsinah dan Soeharto Disandingkan, Agenda Politik di Balik Layar?
-
Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Terungkap! Kapolri: Pelajar Sekolah Itu Sendiri, Korban Bully?
-
Ungkap Banyak Kiai Ditahan saat Orba, Tokoh Muda NU: Sangat Aneh Kita Memuja Soeharto
-
Soroti Dugaan Kasus Perundungan, Pimpinan Komisi X Desak Polisi Usut Tuntas Ledakan SMAN 72 Jakarta
-
Detik-detik Mencekam di SMAN 72 Jakarta: Terdengar Dua Kali Ledakan, Tercium Bau Gosong