Penggunaan pangan berbasis tepung terigu, yang notabene tidak tumbuh di Indonesia, dianggapnya sebagai pilihan yang kurang bijak dan tidak sesuai dengan kearifan lokal.
Selain masalah menu, dr. Tan juga menyoroti isu keamanan makanan (food safety). Ia menekankan bahwa makanan yang sudah berada di suhu 60 derajat Celcius ke bawah rentan terhadap pertumbuhan bakteri, yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak yang mengonsumsinya.
Hal ini menuntut adanya sistem pengawasan yang ketat dan prosedur yang tepat dalam proses penyiapan dan distribusi makanan.
Solusi: "4 Reformasi + 5 Rekomendasi" untuk MBG
Menyadari bahwa kritik saja tidak cukup, dr. Tan juga menawarkan solusi konkret melalui gagasan "4 Reformasi + 5 Rekomendasi" yang ia bagikan melalui akun media sosialnya. Usulan ini bertujuan untuk mereformasi MBG agar menjadi program yang lebih efektif dan berkelanjutan.
4 Reformasi MBG
- Hentikan distribusi “makanan kering” yang mengacu pada produk industri sebagai UPF (ultra-processed food)
- Hentikan operasional SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang tidak sesuai juknis (petunjuk teknis) dan potensial menimbulkan masalah
- Hentikan SPPG yang sudah bermasalah hingga mampu melaksanakan tugas sesuai juknis didahului simulasi yang terkontrol
- Terapkan sistem monitoring, evaluasi, dan supervisi yang akuntabel di semua SPPG.
5 Rekomendasi MBG
- Di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar): Gandeng kantin sekolah, didik-latih-awasi agar menjadi dapur MBG berkualitas dengan ketentuan SPPG termodifikasi
- Kerja sama dengan unit kesehatan lingkungan puskesmas setempat sebagai layanan supervisi, monitoring, dan evaluasi
- Transparansi keuangan setiap SPPG dan dapur penyedia yang diketahui publik.
- Terapkan edukasi makan bergizi tanpa campur tangan kepentingan industri di semua segmen penerima manfaat, bekerja dengan TPG (tenaga pelaksana gizi) puskesmas setempat
- Alokasikan menu lokal sebagai 80 persen ini MBG di seluruh wilayah
Kontributor : Rizqi Amalia
Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Jabar Dievaluasi Total Pasca Keracunan
Berita Terkait
-
Ribuan Siswa Tumbang Keracunan, Istana: MBG Jalan Terus, Masalah Diatasi
-
Keracunan Makanan Obatnya Apa? Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan
-
Siapa Tan Shot Yen? Dokter Gizi Lulusan Filsafat yang 'Semprot' Program MBG di Depan DPR
-
"Kualitasnya Ngehek": Dokter Tan Shot Yen Bongkar Borok MBG, dari Burger di Papua Susu Bikin Diare
-
Keracunan MBG: Cak Imin Minta Badan Gizi Nasional Bertindak Cepat
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Pahlawan Rumah Tangga: Kisah Dedikasi Tasker bTaskee di Hari Pahlawan
-
Ramalan Zodiak 10 November 2025: Panduan Asmara, Karier & Keuangan Anda
-
Biodata dan Agama Pandji Pragiwaksono: Didenda 48 Kerbau, 48 Babi, dan Rp2 Miliar
-
Apa Pekerjaan Pandji Pragiwaksono Sekarang? Dihukum Adat Toraja Bayar 96 Kerbau-Babi dan Rp2 M
-
4 Serum Mengandung Vitamin E untuk Lawan Radikal Bebas dan Tanda Penuaan
-
Ramalan Shio 10 November 2025: Ini 5 Shio yang Diramal Paling Beruntung Hari Ini
-
Ramalan Shio 10-16 November 2025, Siapa Saja yang Beruntung?
-
Diving hingga Syuting Tetap Glowing? Ini Rahasia Kulit Sehat Prilly Latuconsina!
-
Terpopuler: Erspo Minta Maaf Diduga Buntut Azizah Salsha Jadi Muse hingga Film Hari Pahlawan
-
Pinkflash Kosmetik Dari Mana? Ternyata Jual Kosmetik dengan Zat Berbahaya