Lifestyle / Komunitas
Minggu, 28 September 2025 | 06:32 WIB
Dampak Topan Ragasa untuk Indonesia (Pexels/ Johannes Plenio)

Suara.com - Angin kencang beserta hujan deras topan Ragasa melanda sejumlah wilayah di Asia Timur hingga menelan korban jiwa. Topan Ragasa telah menerjang beberapa negara, seperti China, Hong Kong, Taiwan, hingga Filipina.

Sejumlah negara pun kini telah meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi dampak badai besar ini.

Salah satu wilayah yang paling merasakan dampak Topan Ragasa adalah Taiwan. Melansir dari Reuters, Taiwan mulai dilanda bagian luar Topan Super Ragasa sejak Senin, 22 September 2025 waktu setempat.

Pemerintah Taiwan melaporkan sedikitnya terdapat 14 orang tewas, puluhan orang  mengalami luka-luka, dan 124 orang berstatus hilang akibat badai ini.

Di Hong Kong, pejabat setempat telah memperingatkan adanya ‘anacaman serius’ Topan Super Ragasa yang diperkirakan menghantam pada Selasa, 23 September 2025.

Beberapa layanan transportasi publik, termasuk penerbangan, sempat dibatalkan atas permintaan Pemerintah agar warga membatasi aktivitas di luar rumah.

Sementara itu di China, otoritas telah menutup sekolah dan kampus di lebih dari 10 kota. Mereka juga telah melakukan evakuasi di daerah pesisir untuk mengantisipasi badai serta gelombang tinggi.

Lembaga cuaca nasional China mencatat Ragasa sebagai salah satu topan terkuat dalam beberapa tahun terakhir.

Ragasa: Badai Terkuat di Dunia Tahun 2025

Baca Juga: Dijuluki Raja Badai Asia, Apa Dampak Topan Ragasa Hong Kong ke Indonesia?

Berdasarkan informasi dari NASA Earth Observatory, Ragasa terbentuk di Samudera Pasifik Barat pada pertengahan September 2025 dengan kecepatan angin lebih dari 200 km per jam. Ragasa dikategorikan sebagai super topan.

Badai ini muncul ratusan mil di timur Filipina, tepatnya di Samudera Pasifik Barat pada 18 September 2025. Pada malam 21 September, kecepatan angin berkelanjutan Ragasa tercatat lebih dari 145 knot atau sekitar 270 km per jam, membuatnya menjadi topan terkuat sepanjang 2025.

Setelah mengalami penguatan cepat hingga Kategori 5, Ragasa menghantam bagian utara Luzon dan Taiwan pada tanggal 22 September 2025.

Dampak yang ditimbulkan super topan ini antara lain banjir, longsor, kerusakan tanaman, hingga hancurnya berbagai infrastruktur.

Data yang ditunjukkan Super Typhoon Tracker Reuters menyebutkan bahwa badai ini bergerak dari timur Filipina menuju Taiwan, kemudian mengarah ke China. Ragasa ini juga memicu curah hujan ekstrem yang memperparah risiko banjir di jalur lintasannya.

AP News menyebut Ragasa sebagai badai terkuat di dunia tahun ini, melanda sebagian Pasifik Barat dan menghantam selatan China. Ragasa menyebabkan timbulnya gelombang besar, memicu banjir, serta menelan puluhan jiwa.

Load More