Lifestyle / Female
Selasa, 30 September 2025 | 07:39 WIB
Model saat fashion show di Senayan City, Jakarta, Rabu (20/9/2025) (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Baca 10 detik
  • Belajar modeling memiliki manfaat yang luas, tidak hanya bertujuan menjadi peraga busana profesional, tetapi juga efektif untuk melatih kepercayaan diri, public speaking, pembawaan diri, kepribadian, hingga memperluas relasi.

  • Model profesional Aulia Al Azizi menekankan bahwa dunia modeling harus lebih inklusif, terbuka untuk semua orang dari berbagai latar belakang usia, bentuk tubuh, dan warna kulit, bukan hanya mereka yang berpostur tinggi dan langsing.

  • Keberagaman model dinilai sebagai kekuatan di industri fesyen karena dapat merepresentasikan konsumen brand yang juga beragam, membuat peraga busana dengan berbagai tipe semakin dicari.

Suara.com - Belajar modeling tidak selalu berujung menjadi peraga busana. Faktanya, keahlian ini bisa dipelajari untuk melatih kepercayaan diri, public speaking hingga menambah keterampilan.

Hal ini dijelaskan model profesional Aulia Al Azizi, yang mengatakan bahwa menjadi seorang model bukan hanya tentang mahir berjalan di atas catwalk, tetapi juga melatih pembawaan diri dan kepribadian agar lebih baik.

“Perempuan yang ingin mengembangkan kreativitas, skill baik itu modeling, public speaking, kepribadian, maupun menambah relasi,” ujar Aulia saat sukses menggelar peragaan busana di ajang Fashion Nation 2025 pada 20 September lalu.

Perempuan yang akrab disapa Zizi ini menambahkan, peserta yang mendaftar di kelas modeling memiliki latar belakang berbeda yang sebelumnya mungkin merasa sulit berada di bawah sorotan lampu panggung. Seperti diketahui, saat seseorang berada di atas spotlight, ia akan berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap kegiatan.

“Ada aja yang cuma pengen lebih pede, ada yang ingin merasakan, oh pengen deh sekali rasanya tampil, gimana ya rasanya jadi spotlight di atas panggung. Nah, itu tempat kita belajar,” tambahnya.

Model saat fashion show di Senayan City, Jakarta, Rabu (20/9/2025) (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Menariknya, Zizi meyakini dunia modeling harus lebih inklusif untuk semua orang. Karena itu, belajar modeling tidak hanya untuk mereka dengan perawakan “bihun” yang identik dengan putih, tinggi, langsing, dan kurus tetapi juga untuk semua jenis berat badan serta tanpa memandang usia.

Dari anak-anak usia lima tahun hingga perempuan dewasa yang sudah bekerja, bahkan jelang pensiun sekalipun, kata Zizi, berhak mempelajari modeling.

Bahkan, Zizi menyebut ada seorang mantan PNS yang di usia matang memilih ikut kelas modeling agar tidak menyesal karena semasa muda belum pernah mencobanya.

Pendekatan inklusif ini, menurut Zizi yang juga pendiri Kelasmodelling(dot)id, penting untuk menegaskan bahwa modeling harus bisa merepresentasikan keberagaman perempuan Indonesia, baik dari bentuk tubuh maupun warna kulit.

Baca Juga: Jadi Brand Style Icon Hardware Clothing, Queen Jasmine Merasa Terhormat: Saya Bangga!

“Skin tone kita tuh bermacam-macam, ada kuning langsat, ada sawo matang, dan itu cantik-cantik banget. Bentuk badan juga beragam, ada yang lurus, ada yang pear, ada yang segitiga kebalik. Selama dia punya jiwa dan bakat jadi model, kenapa tidak?” jelasnya.

Model saat fashion show di Senayan City, Jakarta, Rabu (20/9/2025) (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Lebih jauh, Zizi menilai keberagaman ini justru menjadi kekuatan di industri fesyen. Brand membutuhkan representasi yang sesuai dengan konsumen mereka yang juga beragam. Apalagi, kata Zizi, tidak semua konsumen brand fesyen punya bentuk badan yang tinggi, langsing, dan putih.

Semakin banyak representasi model yang mewakili beragam konsumen, para peraga busana akan semakin dicari pemilik brand.

Ini juga menjadi alasan Zizi melibatkan 52 mode, yang tingginya tidak harus melebihi 170 sentimeter dan berkulit putih, untuk peragaan busana Kelasmodelling.id Runway Celebration di Atrium Senayan City. Fokusnya justru pada peserta dengan kemampuan catwalk terbaik hingga penjiwaan saat tampil.

“Belajar modeling tidak selalu harus berakhir jadi model. Yang terpenting, ada pengalaman, ada rasa percaya diri baru, dan kesempatan untuk berkembang. Itu yang ingin kami hadirkan,” tutup Zizi.

Load More