Lifestyle / Male
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 18:46 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan (Instagram/luhut.pandjaitan)
Baca 10 detik
  • Luhut menegaskan bahwa tidak ada permintaan dari pihak mana pun agar pembiayaannya menggunakan APBN.
  • Luhut juga membenarkan bahwa dirinya memang ikut mengurus kesepakatan utang dengan pihak CDB.
  • Di tengah ramainya perbincangan tersebut, publik juga kembali menyoroti harta kekayaan Luhut yang terbilang fantastis.

Suara.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, ikut menanggapi polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh.

Luhut mengaku heran dengan isu yang berkembang mengenai pelunasan utang proyek senilai Rp119,35 triliun tersebut.

Ia menegaskan bahwa tidak ada permintaan dari pihak mana pun agar pembiayaannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Luhut juga membenarkan bahwa dirinya memang ikut mengurus kesepakatan utang dengan pihak China Development Bank (CDB).

Ia bahkan turut melobi sejumlah perubahan terkait skema pembiayaan dan suku bunga pinjaman kepada pihak CDB.

"Karena saya nerima sudah busuk itu barang. Kemudian, kita coba perbaiki. Kita audit BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), kemudian kita berunding dan China mau melakukan (restrukturisasi utang Whoosh)," ucap Luhut.

Pernyataan Luhut itu pun viral dan menimbulkan berbagai respons dari publik, terutama di platform media sosial X atau Twitter.

Di tengah ramainya perbincangan tersebut, publik juga kembali menyoroti harta kekayaan Luhut yang terbilang fantastis. Berikut adalah ulasan selengkapnya.

Kepala Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (Instagram/luhut.pandjaitan)

Harta Kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan

Baca Juga: Luhut Buka Suara Soal Lobi-lobi China Soal Utang Kereta Cepat: Saya Terima Sudah Busuk!

Luhut Binsar Pandjaitan tercatat terakhir kali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 31 Desember 2024, saat menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden.

Kala itu, mantan Menko Kemaritiman dan Investasi tersebut melaporkan total kekayaan sebesar Rp1.509.133.860.993 atau sekitar Rp1,5 triliun.

Luhut memiliki 24 aset tanah dan bangunan dengan nilai total Rp287.338.051.090 yang diperoleh melalui hasil usaha sendiri maupun hibah tanpa akta.

Aset-aset tersebut tersebar di berbagai daerah seperti Bogor, Jakarta Timur, Badung, Jakarta Selatan, Malang, Tapanuli Utara, Toba Samosir, dan Depok.

Selain itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) ini juga memiliki 7 unit kendaraan dan mesin senilai Rp6.253.097.000. Berikut rincian kendaraannya.

1. Mobil Isuzu Panther LM 25 Tahun 2006, Hasil Sendiri Rp60.000.000

Load More