Para pembuat barang KW mengambil keuntungan dari nama besar tersebut tanpa menanggung biaya dan usaha yang sama. Akibatnya, pemilik merek asli kehilangan potensi pendapatan dan kepercayaan konsumen pun bisa menurun.
3. Merugikan Konsumen
Tak hanya merugikan pemilik merek, barang KW juga bisa berbahaya bagi konsumen. Produk tiruan umumnya dibuat tanpa standar keamanan dan kualitas yang jelas.
Misalnya, tas KW mungkin mudah robek, kosmetik palsu bisa menyebabkan iritasi kulit, dan risiko lain yang serupa.
Selain itu, barang KW tidak memiliki garansi resmi. Jika barang rusak, pembeli tidak bisa melakukan klaim atau perbaikan, sehingga justru mengeluarkan biaya lebih banyak.
4. Berdampak Buruk bagi Perekonomian
Produksi dan peredaran barang KW juga memberi efek negatif pada perekonomian negara. Karena produk tersebut dijual tanpa izin dan pajak, pendapatan negara dari sektor perpajakan ikut berkurang.
Tak sampai di situ, keberadaan barang tiruan dapat mematikan industri lokal. Pelaku usaha yang berusaha menciptakan produk orisinal jadi kalah bersaing, karena pasar dibanjiri barang murah hasil tiruan.
5. Menghambat Kreativitas
Baca Juga: Menteri Maman Kena Sentil Menkeu Purbaya Gara-gara Hal Ini!
Salah satu dampak serius dari maraknya barang KW adalah mandeknya kreativitas. Ketika produk tiruan lebih mudah laku di pasaran, banyak pelaku usaha yang akhirnya memilih jalan pintas.
Padahal, kekuatan utama sebuah bangsa dalam bersaing di era global adalah inovasi. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang bisa maju karena mereka terus berinovasi hingga menciptakan produk unggulan yang orisinal dan mendunia.
Demikianlah penjelasan terkait kenapa produksi barang KW dilarang. Daripada membuat barang tiruan, pelaku UMKM sebaiknya belajar dari produk luar dengan cara yang benar.
Proses "Amati, Tiru, Modifikasi" (ATM) bukan berarti menjiplak, melainkan menjadikan karya lain sebagai inspirasi untuk menciptakan produk baru yang lebih unik dan bernilai.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Sampo Non SLS untuk Rambut Rontok dan Ketombe yang Ramah Lingkungan
-
5 Rekomendasi Parfum Aroma Buah yang Manis, Harga Terjangkau
-
Kalender Jawa 25 Oktober 2025: Potensi Besar Sabtu Kliwon dan Peruntungan Weton Lain
-
Chuck Shine Hingga Classic Trainer: Koleksi Baru Converse 2025 Hadirkan Pilihan Gaya untuk Semua!
-
Biar Muka Putih Glowing Pakai Apa? Ini 5 Produk Skincare yang Bisa Membantu
-
Terpopuler: Penghasilan YouTube KDM yang Sidak Pabrik AQUA hingga Aturan Umrah Mandiri
-
Jakarta Running Festival Bukan Cuma Lari! Ada Edukasi Daur Ulang dan Aksi Nyata Tanam Mangrove
-
Bahasa Portugis Masuk Sekolah? Ini Fakta-fakta Mengejutkan Jejak Portugis di Indonesia
-
Download Logo Hari Sumpah Pemuda 2025 PNG dan PDF Versi Resmi Kemenpora
-
5 Rekomendasi Kursi Kerja Murah dan Dukung Kesehatan Pekerja Usia 50 Tahun