Lifestyle / Komunitas
Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:13 WIB
poin penting petisi batalkan pelaksanaan TKA 2025 ( tangkapan layar change.org)

Akun dengan nama Siswa Agit tampak membuat petisi Batalkan Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di Change.org. Dilihat dari alasan penulisan petisi itu, bisa disimpulkan bahwa salah satu poin penting penolakannya adalah merasa tertekan dengan sistem baru.

“Sistem ini tidak hanya menambah tekanan pada kami, tetapi juga mempermainkan masa depan pendidikan kami,” tulis Siswa Agit dalam laman Change.org pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Supaya lebih memahami apa yang disampaikan oleh Siswa Agit terkait pelaksanaan TKA, simak beberapa poin penting dalam petisi tersebut.

1. Ketidakpastian Sistem Pendidikan dan Dampaknya bagi Siswa

Sebagai siswa yang akan menghadapi TKA 2025, kami merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap kebijakan baru ini. Sistem yang tiba-tiba diterapkan tidak hanya menambah tekanan, tetapi juga mempermainkan arah masa depan pendidikan kami.

Di sekolah kami, penerapan Kurikulum Merdeka sudah membawa banyak tantangan tersendiri, terutama karena ketidaksiapan dalam implementasi dan kesenjangan mutu antar sekolah.

Kini, dengan adanya TKA, kami semakin kehilangan rasa stabilitas dan kepastian dalam proses belajar. Pendidikan yang seharusnya menjadi panduan menuju masa depan yang jelas justru terasa semakin kabur.

2. Pengesahan TKA yang Tergesa-gesa dan Minim Sosialisas

Pelaksanaan TKA 2025 terkesan dilakukan secara terburu-buru tanpa pemberitahuan yang memadai, khususnya untuk jenjang SMA. Tidak ada proses sosialisasi yang cukup untuk memastikan kami memahami perubahan ini dan dampaknya.

Peraturan TKA disahkan pada 3 Juni 2025 dan baru diumumkan secara resmi pada 8 Juni 2025. Menurut dokumen “Salinan Perkaban Nomor 45 Tahun 2025 tentang Kerangka Asesmen TKA SMA/MA dan SMK/MAK,” penetapan finalnya dilakukan pada 14 Juli 2025.

Artinya, sejak penetapan tersebut hingga tanggal pelaksanaan di November, kami hanya memiliki waktu sekitar 112 hari atau 3,5 bulan untuk mempersiapkan diri.

Baca Juga: Apa Itu International Baccalaureate? Kurikulum Elite yang Bakal Dipakai Sekolah Garuda

Waktu yang sangat singkat itu tentu tidak ideal untuk ujian berskala nasional yang menentukan masa depan kami.

Bahkan, Simulasi TKA Online baru dimulai oleh Pusmendik pada 6 Oktober 2025, hanya beberapa minggu sebelum pelaksanaan resmi.

3. Keterlambatan Kisi-Kisi dan Minimnya Dukungan Persiapan

Keterlambatan dalam penyusunan dan penyebaran kisi-kisi TKA memperburuk keadaan. Guru bimbingan belajar sudah mencoba membuat prediksi soal sejak Juli, tetapi hasilnya jauh dari akurat.

Bahkan setelah simulasi pertama diadakan, para pengajar harus menyusun ulang latihan dan strategi belajar kami dari awal. Akibatnya, waktu persiapan kami tergerus habis oleh ketidakpastian dan jadwal sekolah yang padat.

Banyak siswa yang terpaksa belajar tanpa arah yang jelas karena tidak ada panduan yang pasti dari pemerintah maupun sekolah.

4. Cakupan Materi yang Terlalu Luas dan Tidak Proporsional

Selain waktu yang singkat, cakupan materi dalam TKA 2025 juga terlalu luas. Hal ini membuat kami kesulitan menebak topik atau jenis soal yang akan muncul. Alih-alih menguji kompetensi inti, TKA justru menciptakan kebingungan dan tekanan berlebih.

Load More