Suara.com - Gelombang disrupsi digital terus menelan korban. Dari mal yang kehilangan pengunjung hingga ritel besar yang gulung tikar, banyak perusahaan di Indonesia gagal beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan perilaku konsumen dan kemajuan teknologi.
Hanya dalam dua tahun terakhir, GS Supermarket menutup seluruh gerainya di Indonesia, disusul LuLu Hypermarket yang lebih dulu menghentikan operasi.
Fenomena ini menunjukkan satu hal, transformasi digital bukan lagi pilihan strategis, melainkan syarat bertahan hidup bagi bisnis di era ekonomi digital.
Namun, mengapa banyak perusahaan yang sudah berinvestasi besar dalam teknologi justru tidak berhasil?
Pertanyaan inilah yang mendorong Sonny Sintong Panutur, seorang praktisi telekomunikasi, untuk meneliti faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilan transformasi digital perusahaan di Indonesia.
Melalui riset doktoralnya di Universitas Prasetiya Mulya, Sonny menggali hubungan antara teknologi, sumber daya manusia, dan lingkungan bisnis terhadap peningkatan kinerja perusahaan, dengan fokus pada sektor ritel, TIK, dan keuangan. Sidang Terbuka Promosi Doktor tersebut digelar di Kampus Cilandak, Senin (20/10/2025).
“Transformasi digital bukan hanya soal mengadopsi teknologi baru, tapi tentang bagaimana organisasi mengubah cara berpikir, berstrategi, dan berinovasi,” ujar Sonny Sintong Panutur, promovendus Universitas Prasetiya Mulya. “Agility organisasi menjadi jantung dari kemampuan perusahaan untuk bertahan dan tumbuh di tengah ketidakpastian.”
Penelitian Sonny menggunakan metode campuran sekuensial (kuantitatif–kualitatif) dengan data dari 207 responden perusahaan, yang kemudian dianalisis menggunakan PLS-SEM melalui aplikasi Smart PLS.
Hasilnya menunjukkan bahwa keberhasilan transformasi digital sangat bergantung pada sinergi antara kesiapan teknologi, kompetensi SDM, dan kepekaan terhadap lingkungan bisnis.
Baca Juga: Kolaborasi Kelas Dunia! Jasa Raharja Gandeng Unpad, Deakin University dan DLI Cetak SDM Global
Wakil Dekan I SBE Prasmul, Dr. Agus Salim, CFA, menilai riset ini sebagai kontribusi penting bagi pengembangan ilmu manajemen dan kewirausahaan.
“Penelitian ini memperluas pemahaman bahwa transformasi digital bukan semata kesiapan teknologi, melainkan juga adaptasi manusia dan organisasi terhadap perubahan yang cepat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Indrawan Ditapradana, Direktur Human Capital Management Telkomsel, yang menyebut temuan Sonny relevan dengan tantangan industri.
“Banyak perusahaan sudah berinvestasi besar, tapi gagal menyentuh aspek agility dan partisipasi konsumen, dua faktor yang justru menentukan efektivitas transformasi digital,” kata Indrawan.
Melalui penelitian ini, Universitas Prasetiya Mulya menegaskan komitmennya dalam mengembangkan riset yang tak hanya berorientasi akademik, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi dunia bisnis Indonesia—membekali pelaku industri dengan pemahaman baru tentang bagaimana digital agility dapat menjadi kunci keberlanjutan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Profil dan Keturunan Nessie Judge, Youtuber Minta Maaf Usai Pro Kontra Junko Furuta
-
Jam Tangan Apakah Bisa Digadaikan di Pegadaian? Cek Syarat dan Ketentuannya
-
Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Terima Gelar Pahlawan Nasional Bebarengan dengan Soeharto
-
6 Sunscreen Hybrid Terbaik untuk Kulit Sensitif: Tekstur Lembut, Tidak Bikin Iritasi dan Jerawat
-
7 Rekomendasi Skincare untuk Menghilangkan Bopeng Bekas Jerawat, Mulai Rp20 Ribuan
-
7 Sunscreen SPF Tinggi untuk Flek Hitam di Indomaret yang Bagus
-
Kulit Berminyak Pakai Jenis Moisturizer Apa? Ini 3 Rekomendasi Terbaiknya
-
7 Sepatu Lokal Rp100 Ribuan untuk Aktivitas Harian: Awet dan Nyaman
-
7 Moisturizer di Indomaret yang Mencerahkan Sekaligus Bisa Hilangkan Flek Hitam
-
3 Serum Peptide untuk Mengencangkan Kulit Wanita Usia 40 Tahun, Setop Tanda Penuaan Dini!