- Pemerintah menyadari adanya defisit serius dalam ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
- Untuk itu pemerintah meluncurkan program pendanaan riset ambisius yakni MoRA The Air Funds Program.
- Langkah ini diambil mengingat rasio penduduk usia produktif Indonesia bergelar Magister (S2) atau Doktor (S3) baru mencapai 0,49%, jauh tertinggal.
Suara.com - Demi menyambut Visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan Indonesia setara negara maju, Pemerintah menyadari adanya defisit serius dalam ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Menanggapi prediksi bonus demografi yang menuntut SDM berdaya saing tinggi, Kementerian Agama (Kemenag) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) resmi berkolaborasi meluncurkan program pendanaan riset ambisius yakni MoRA The Air Funds Program.
Langkah ini diambil mengingat rasio penduduk usia produktif Indonesia bergelar Magister (S2) atau Doktor (S3) baru mencapai 0,49%, jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand (2,43%).
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Profesor Sahiron, menegaskan bahwa riset adalah kunci. "SDM menjadi kata kunci agar Indonesia tetap eksis dapat bersaing dengan bangsa-bangsa di dunia. Riset menjadi hal yang strategis untuk menjadi arus utama dalam rangka menjamin tumbuhnya SDM berkualitas dan berdaya saing," ujarnya di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Program Ministry of Religious Affairs The Awakened Indonesia Research Funds Program (MoRA The Air Funds Program) ini menjadi terobosan penting. Dana riset ini disediakan melalui skema pendanaan mandatori dari LPDP, di mana Kemenag mendapat amanah alokasi Rp50 miliar per tahun selama tiga tahun berturut-turut (2024-2026).
Ruchman Basori, Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Kemenag, menjelaskan bahwa dana besar ini bertujuan mengakselerasi peningkatan sumber daya riset di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK).
Dana ini akan fokus pada empat tema prioritas yakni sains dan teknologi (mencakup hilirisasi, ketahanan pangan, dan big data), sosial humaniora (mencakup harmoni sosial, hukum berkeadilan, hingga radikalisme) dan ekonomi dan lingkungan (mencakup ekonomi syariah, green economy, dan kemiskinan ekstrem) dan kebijakan layanan pendidikan dan keagamaan.
Program ini, yang telah dibuka pendaftarannya sejak 23 Oktober 2025, secara khusus mendorong riset kolaboratif dan multi-helix dengan melibatkan PTK, PTU, hingga Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Para dosen PTK diimbau mengambil bagian, mengingat besaran anggaran riset yang tersedia relatif besar, yakni antara Rp500 juta hingga Rp2 miliar untuk proyek multi-years.
MoRA The Air Funds Program diharapkan dapat menghasilkan publikasi ilmiah bereputasi internasional, paten, dan naskah akademik yang langsung menjadi bahan pengambilan kebijakan publik, sekaligus memperkuat daya saing PTK di kancah global.
Baca Juga: Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya Pede IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun, Bos BEI: Sebuah Keniscayaan!
-
Bank Jago Torehkan Laba Bersih Rp 199 Miliar di Kuartal III-2025, Melesat 132 Persen
-
Bos BEI: Dalam 2 Tahun Tak Ada BUMN Maupun Anak Usaha yang IPO
-
Kemenperin Sebut Penyeragaman Kemasan Rokok Berisiko Jadi Hambatan Perdagangan
-
Menko Zulhas Akui Minta Bantuan TNI Berantas Tengkulak Ditingkat Petani
-
BEI: IHSG Telah Melonjak 16,83 Persen dari Akhir Tahun 2024
-
ADRO Masuk Key Call List UBS: Target Harga Saham Diproyeksi Naik 49 Persen
-
Soroti Listrik di Daerah 3T, Bahlil: Nasionalisme Masyarakat Jangan Berkurang!
-
Anak Menteri Keuangan Viral Lagi Usai Memprediksi Krisis Ekonomi Global: Siapkan Bitcoin dan Emas!
-
Purbaya Wanti-wanti Himbara Soal Penyaluran Dana Rp200 T: Jangan ke Konglomerat!