Lifestyle / Komunitas
Kamis, 20 November 2025 | 18:48 WIB
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Indonesia makin kuat di sustainable fashion berkat investasi tekstil dan fokus material alami.
  • Delegasi Indonesia tampil menonjol di BRICS+ Fashion Summit di Moskow.
  • Moskow kian menjadi pusat mode global dengan gelaran Summit dan Moscow Fashion Week.

Suara.com - Indonesia semakin menegaskan diri sebagai salah satu kekuatan baru dalam perkembangan sustainable fashion dunia, didukung investasi besar di sektor tekstil yang kini bernilai USD 13,8 miliar. 

Fokus pada penggunaan material alami, penerapan teknologi pengolahan modern, serta revitalisasi kerajinan tradisional melalui perspektif kontemporer menjadikan industri mode Indonesia bergerak ke arah yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan

Transformasi ini diperkuat oleh gerakan “slow fashion” yang mulai dijadikan rujukan oleh banyak negara BRICS+, mengingat pendekatan tersebut menekankan kualitas, ketahanan, dan nilai budaya dalam setiap produk yang dihasilkan.

BRICS+ Fashion Summit pun menjadi panggung penting bagi Indonesia untuk menampilkan pencapaian ini, sekaligus memperluas pengaruhnya dalam diskusi global mengenai masa depan mode. 

Para peserta Summit percaya bahwa arah industri mode dunia tidak lagi bergantung pada dominasi merek besar, tetapi pada munculnya desainer yang memiliki akar budaya kuat dan mampu menghadirkan karya autentik bernilai tinggi, sebuah karakter yang sangat sesuai dengan kekayaan kreatif Indonesia.

Perhelatan BRICS+ Fashion Summit yang kembali digelar di Moskow pada 28–30 Agustus menegaskan posisi kota tersebut sebagai pusat tren mode global, sekaligus simpul pertemuan negara-negara Global South yang ekonominya tengah tumbuh pesat.

Tahun ini, Indonesia tampil lebih menonjol sebagai anggota baru BRICS dengan mengirimkan delegasi berpengaruh yang membawa visi baru tentang pengembangan industri manufaktur berkelanjutan. 

Kehadiran tokoh seperti Ali Charisma, Liliek Setiawan, Taruna K. Kusmayadi, dan Rizal Tanzil Rakhman memperlihatkan keseriusan Indonesia untuk memperkuat fondasi keberlanjutan dari sisi desain, produksi, hingga tata kelola industri. 

Mereka mewakili sudut pandang penting mengenai bagaimana nilai budaya, teknologi, dan komitmen lingkungan dapat berpadu menciptakan ekosistem mode yang kompetitif secara global.

Baca Juga: Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia

Kekuatan Asia dalam industri fesyen juga tampak dominan melalui kehadiran delegasi dari Tiongkok, India, dan Malaysia, bersama para pakar mode dari 65 negara lainnya yang mencakup Amerika Latin, Afrika, Eropa, hingga Amerika Serikat. 

Skala internasional ini menegaskan BRICS+ Fashion Summit sebagai ruang dialog dan kolaborasi yang semakin strategis bagi negara-negara berkembang dalam merumuskan arah baru mode global. 

Pada saat yang sama, berlangsungnya Moscow Fashion Week yang menampilkan lebih dari 200 desainer dari berbagai negara termasuk Turki, Armenia, Afrika Selatan, Tiongkok, India, Nikaragua, dan Brasil semakin mempertegas Moskow sebagai salah satu ibu kota mode dunia yang memimpin tren multikultural dan memperluas jangkauan kreativitas.

Kehadiran Indonesia pada rangkaian acara di Moskow ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju industri mode berkelanjutan bukan hanya wacana, tetapi langkah nyata yang sedang dibangun dengan keseriusan. 

Melalui perpaduan antara warisan budaya, inovasi teknologi, dan komitmen pada keberlanjutan, Indonesia tidak sekadar mengikuti dinamika global, melainkan ikut membentuk masa depan industri mode dunia.

Load More