Lifestyle / Komunitas
Minggu, 07 Desember 2025 | 17:00 WIB
Festival inklusi terbesar di Indonesia yang bertajuk “InklusiLand: Everyone Shines, Everyone Matter". (Dok: Yayasan Inklusi Pelita Bangsa)

6 EXPERIENCE ZONES: Ruang Inklusi yang Hidup

Zona Lestari Para-Juara: Zona olahraga adaptif ini menyuguhkan Mini Boccia Family Relay, Podium Moment dengan Medali Paris, yang mengajak pengunjung memahami dunia para olahraga dengan cara menyenangkan. Di Para-Athlete Story Corner, pengunjung dapat mendengar langsung kisah inspiratif para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa.

Zona Ekspresi Lestari: Zona kreatif yang menghadirkan aktivitas upcycle dari gelas plastik, membentuk tulisan inklusiland. Zona ini mengajak masyarakat memahami bahwa kreativitas dapat menjadi sarana perubahan menuju gaya hidup berkelanjutan.

Zona Lestari Hijau: Melalui E-waste Sorting Game, Galeri Tanaman, zona ini mengajarkan bahwa kebiasaan kecil seperti memilah sampah dan menanam dapat membawa dampak besar terhadap bumi.

Zona Wirausaha Sirkular: Zona ini menghadirkan pasar UMKM inklusif, area FnB, dan edukasi Kategori Sampah untuk memperkuat budaya ekonomi sirkular. Setiap transaksi dan interaksi menjadi dukungan nyata bagi pelaku usaha difabel.

Zona Inspirasi Lestari: Zona sarat inspirasi yg diwujudkan dalam perwujudan cita-cita melalui photobooth AI.

Zona Lestari Pelita Bangsa: Zona keluarga yang hangat, berisi Sudut Konsultasi, Arena Bermain, Cap Paspor, dan Arena Gerak Cahaya yang dapat dimainkan semua anak. Pengunjung menutup perjalanan dengan Medali Kenangan, simbol “You are part of the movement.”

"Tahun ini, kami juga menghadirkan Anugerah Inklusi Pelita Bangsa sebagai bentuk penghargaan kepada empat sosok inklusi yang telah memberikan dampak. Mereka adalah individu yang bekerja dengan ketekunan, membangun perubahan melalui langkah-langkah nyata, dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus memperkuat gerakan inklusi," ungkap Cahaya.

Keempat sosok inklusi tersebut adalah:

Baca Juga: Hari Disabilitas Internasional: Ekosistem Kerja Setara Wajib Jadi Perhatian

Prof. Dr. Ali Muktiyanto – Rektor Universitas Terbuka (2025–2030)

Prof. Ali Muktiyanto memimpin UT dengan perspektif inklusif yang lahir dari pengalaman pribadinya menghadapi tantangan mobilitas. Di bawah kepemimpinannya, berbagai layanan UT disesuaikan agar lebih ramah bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, mulai dari alur administrasi hingga dukungan pembelajaran. Kiprahnya dinilai YIPB sebagai upaya nyata membuka akses pendidikan tinggi yang lebih adil dan setara.

Dr. Fauzi – Dosen Tuli, Akademisi & Pelaku Seni Fotografi

Dr. Fauzi mengubah keterbatasan komunikasi menjadi kekuatan pedagogis melalui pendekatan visual dan inovasi teknologi dalam mengajar fotografi. Ia meraih gelar Doktor Seni Fotografi, penyandang disabilitas pertama yang mencapainya serta aktif berkarya di dunia seni dan industri kreatif. YIPB mengangkatnya sebagai penerima penghargaan karena kontribusinya membuka jalan bagi lebih banyak penyandang disabilitas untuk berkarya dan percaya diri.

Rina Jayani – Founder Aluna Montessori

Berangkat dari pengalaman mendampingi putranya, Rina Jayani mendirikan Aluna Montessori sebagai sekolah yang menggabungkan pendekatan Montessori dengan dukungan profesional tumbuh kembang. Sekolah ini memberikan ruang belajar yang nyaman dan terstruktur bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. YIPB menilai kontribusinya berdampak nyata bagi banyak keluarga dan layak mendapat apresiasi.

Load More