Lifestyle / Komunitas
Jum'at, 05 Desember 2025 | 17:25 WIB
Ilustrasi Penyandang Disabilitas (Freepik)
Baca 10 detik
  • Peringatan Hari Disabilitas Internasional menyoroti tantangan kesetaraan kerja, terutama hambatan komunikasi bagi penyandang disabilitas.
  • Yayasan GoTo Merah Putih (YGMP) membagikan rompi visual kepada mitra driver tunarungu untuk mengatasi kendala komunikasi.
  • Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kepercayaan diri mitra dan produktivitas, didukung teknologi seperti fitur pesan otomatis aplikasi.

Suara.com - Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember menjadi momentum global untuk mengevaluasi kembali aksesibilitas dan kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas. Isu utama yang kerap disorot dalam peringatan ini adalah tantangan di dunia kerja, tempat stigma dan hambatan komunikasi sering kali membatasi produktivitas mereka.

Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif memiliki makna lebih dari sekadar menyediakan infrastruktur fisik seperti bidang miring atau toilet aksesibel. Inklusivitas berarti membangun ekosistem yang memungkinkan penyandang disabilitas bekerja dengan aman, percaya diri, dan minim hambatan komunikasi, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor pelayanan publik dan transportasi.

Semangat inklusivitas inilah yang mulai diterapkan secara nyata dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap kesetaraan kerja, GoTo melalui Yayasan GoTo Merah Putih (YGMP) meluncurkan inisiatif khusus bagi mitra pengemudi (driver) penyandang tunarungu. Langkah ini diambil sebagai respons atas temuan internal yang menunjukkan bahwa kendala komunikasi menjadi tantangan utama yang memengaruhi produktivitas mitra di lapangan.

Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, YGMP membagikan ratusan rompi khusus kepada mitra driver penyandang tunarungu. Penyerahan simbolis dilakukan di Kantor Gojek Kemang Timur, Jakarta, dan akan didistribusikan secara bertahap ke seluruh Indonesia.

Identitas Visual untuk Komunikasi Lebih Baik

Rompi ini dirancang sebagai alat identifikasi visual, bukan sekadar seragam. Tujuannya adalah membantu pelanggan memahami kondisi mitra sejak awal pertemuan sehingga pelanggan dapat menyesuaikan cara berkomunikasi selama perjalanan. Hal ini diharapkan dapat memangkas kesalahpahaman yang sering terjadi akibat hambatan pendengaran.

Ketua Yayasan GoTo Merah Putih, Amelia Sutanto, menegaskan bahwa setiap individu berhak atas rasa aman dan perlakuan setara dalam bekerja.

“Kami percaya setiap mitra berhak bekerja dengan aman dan setara, termasuk mereka yang memiliki kesulitan pendengaran. Dengan menghadirkan rompi khusus ini, kami berharap mitra driver penyandang tunarungu dapat bekerja dengan lebih nyaman dan pengguna pun dapat berinteraksi dengan mereka lebih mudah,” ujar Amelia.

Membangun Kepercayaan Diri Mitra

Baca Juga: Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo

Dampak dari alat bantu visual ini dirasakan langsung oleh para mitra. Filifus Effendi, salah satu mitra driver penyandang tunarungu yang hadir dalam acara tersebut, mengungkapkan tantangan psikologis yang kerap ia hadapi saat bekerja. Rasa minder sering muncul karena kekhawatiran tidak bisa memberikan pelayanan maksimal.

“Jujur, saya sering merasa minder. Setiap kali dapat order, saya biasanya langsung chat dan meminta maaf karena saya penyandang tunarungu, takut pelayanan saya tidak semaksimal teman-teman yang mendengar. Tapi, saya senang karena GoTo dan YGMP justru merangkul kami dan membantu dengan banyak cara,” ungkap Filifus.

Ia menambahkan bahwa inisiatif ini memberikan dorongan semangat baru. “Saya sangat berterima kasih. Rompi baru ini keren dan membuat saya lebih percaya diri serta membantu saya untuk lebih produktif setiap harinya. Semoga dukungan ini bisa terus diperluas dan merangkul lebih banyak mitra driver penyandang tunarungu seperti saya dan teman-teman lainnya, biar semakin semangat bekerja,” tambahnya.

Rompi khusus untuk mitra di Hari Disabilitas Internasional. (dok. GoTo)

Dukungan Teknologi dan Ekosistem

Selain atribut fisik, integrasi teknologi memegang peran vital dalam menciptakan lingkungan kerja yang ramah disabilitas. GoTo melalui Gojek telah menghadirkan fitur pendukung seperti pesan (chat) otomatis di aplikasi untuk mempermudah interaksi, identitas khusus mitra penyandang tunarungu di aplikasi pelanggan, serta pelatihan panduan komunikasi sederhana.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya panjang untuk memastikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkarya.

Load More