Suara.com - Banyak orang pernah mengalami hal serupa: sudah mengatur alarm untuk pukul 06.30, tetapi mata justru terbuka beberapa menit lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Tidak ada suara, tidak ada yang membangunkan, namun tubuh seolah tahu kapan harus bangun.
Fenomena ini ternyata bukan sekadar kebetulan. Para ilmuwan menjelaskan bahwa tubuh memiliki mekanisme waktu internal yang mampu memprediksi saat bangun dengan sangat akurat.
Menurut laporan Science Alert (12/12/2025), hal ini berkaitan langsung dengan kerja jam biologis atau circadian rhythm, sistem yang membantu tubuh mengatur kapan merasa mengantuk atau terjaga.
Pada pusat sistem tersebut terdapat sekumpulan neuron kecil di otak bernama suprachiasmatic nucleus (SCN), yang berfungsi seperti “master clock”. SCN bekerja menyesuaikan ritme tubuh dengan siklus 24 jam, termasuk suhu badan, nafsu makan, pencernaan, dan tentu saja, pola tidur.
Setiap orang memiliki ritme sirkadian yang berbeda. Inilah sebabnya sebagian orang dikenal sebagai “early birds” atau tipe pagi, sementara sebagian lainnya cenderung produktif di malam hari dan sulit bangun pagi.
Perbedaan ini merupakan variasi alami dalam tubuh manusia. Rutinitas harian seperti jadwal tidur, pola makan, serta waktu olahraga akan memperkuat pola sirkadian tersebut dan membuat tubuh memprediksi kebiasaan kita setiap hari.
Salah satu mekanisme penting terjadi saat tubuh bersiap bangun. Ketika seseorang terbiasa bangun di waktu yang sama setiap hari, sistem tubuh mulai bekerja lebih dulu.
Pada pagi hari, tubuh mengalami peningkatan cortisol awakening response, yaitu lonjakan hormon kortisol yang membantu seseorang merasa lebih segar.
Pada waktu yang kira-kira mendekati alarm, tubuh menurunkan kadar melatonin—hormon pemicu kantuk—sambil menaikkan suhu tubuh dan hormon energi. Proses inilah yang membuat seseorang bisa terbangun secara alami sebelum alarm berbunyi.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Resmi Go Live Nasional Penjaminan Dugaan KK/PAK di Aplikasi
Fenomena tersebut biasanya menandakan bahwa ritme sirkadian berjalan dengan baik. Tubuh yang terbiasa bangun pada waktu tertentu akan menyiapkan proses bangun bahkan tanpa bantuan suara.
Namun, tidak semua orang yang bangun sebelum alarm berada dalam kondisi sehat. Bila seseorang terbangun terlalu cepat tetapi tetap merasa lesu atau gelisah, ini mungkin tanda bahwa kualitas tidurnya kurang baik.
Ketidakselarasan pola tidur dapat menyebabkan kebingungan pada jam biologis. Ritme tubuh yang tidak konsisten—misalnya terlalu sering begadang atau bangun bergantian—membuat tubuh semakin bergantung pada alarm.
Ketika alarm berbunyi di tengah fase tidur terdalam, seseorang berisiko mengalami “sleep inertia”, yakni rasa pusing dan grogi sesaat setelah bangun tidur.
Untuk membangun ritme tidur yang stabil, para ahli menyarankan membiasakan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Hindari konsumsi kafein atau makanan berat menjelang tidur, serta minimalkan paparan layar karena cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin.
Menciptakan suasana tidur yang gelap dan tenang serta mendapatkan paparan cahaya matahari di pagi hari turut membantu menyeimbangkan ritme sirkadian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
7 Rekomendasi Smartwatch Akurat Pengukur HR Terbaik, Harga Ramah di Kantong
-
Stop Iritasi! Brand Skincare Korea Berbasis Sains Ini Teruji Kuat Melawan Polusi dan Kelembapan
-
5 Sepatu Running Adidas Ori Terbaik: Nyaman Buat Harian sampai Lari Maraton
-
7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas, Bye Wajah Kusam
-
6 Cushion Lokal Murah untuk Ibu Rumah Tangga dengan Coverage Buildable
-
Apa Itu Siklon Tropis? Simak 3 Fenomena yang Perlu Diwaspadai di Indonesia
-
Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
-
Liburan Akhir Tahun Jadi Tak Biasa: Menjelajah Dunia Tahilalats di Bens Backyard
-
Panthenol vs Ceramide, Lebih Ampuh Mana untuk Perbaiki Skin Barrier?
-
7 Sepatu Running Lokal Selevel Adidas Adizero, Mulai Rp300 Ribuan