Suara.com - Selama ini, lumpia dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang yang banyak diburu wisatawan. Namun ternyata, ibu kota Jawa Tengah ini juga memiliki beragam kuliner khas yang tak kalah lezat dan menarik dari lumpia.
Bahkan, beberapa buah tangan khas Semarang tersebut dibanderol dengam harga yang relatif ekonomis.
Para wisatawan pun kini mempunyai banyak opsi untuk membawa pulang cita rasa autentik khas Semarang, mulai dari aneka olahan bercita rasa gurih yang mengenyangkan sampau camilan manis yang menggugah selera.
Setiap pilihan oleh-oleh juga memiliki ciri dan keunikannya sendiri, membuatnya jadi buah tangan yang berkesan bagi penerima.
9 Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Semarang Selain Lumpia
Nah, berikut ini adalah 9 rekomendasi oleh-oleh khas Semarang yang dapat kamu pilih selain lumpia:
1. Wingko Babat
Wingko babat menjadi oleh-oleh khas Semarang yang tak boleh dilewatkan. Kue tradisional satu ini terbuat dari campuran tepung ketan putih serta kelapa parut yang disangrai. Adonannya juga ditambah dengan bahan lain seperti gula pasir, santan, telur, hingga daun pandan.
Jajanan berbentuk pipih ini, memiliki tekstur yang lembut, dengan cita rasa yang cenderung manis dan gurih di setiap gigitannya. Selain rasa original, saat ini sudah tersedia berbagai varian lain yang dapat kamu coba seperti durian, cokelat, pisang, dan strawberry.
Camilan satu ini dapat kamu temukan dengan mudah di pusat oleh-oleh, stasiun atau terminal kota Semarang. Harga jajan ini bervariasi, tergantung pada varian rasa dan isinya. Mulai dari Rp3.000-an saja.
2. Moaci Gemini
Bagi para pecinta camilan manis, wajib menjajal Moaci Gemini khas Semarang. Berbeda dengan kue mochi pada umumnya, mochi khas Semarang ini identik dengan taburan wijen di permukaannya.
Baca Juga: Saat Pesisir Tergerus, Bagaimana Karbon Biru Bisa Jadi Sumber Pemulihan dan Penghidupan Warga?
Bahan utamanya menggunakan tepung ketan dengan isian kacang cincang, cokelat, keju, pandan, kacang hijau, strawberry, jeruk, durian, hingga rasa kekinian seperti cookies & cream.
Keunikan Moaci Gemini terletak pada cita rasa rasanya yang autentik karena dibuat dengan resep turun menurun sejak tahun 1985. Kamu bisa memilih aneka rasa mochi dengan isian 5, 10, sampai 25 perkotak. Tak perlu khawatir, harga yang ditawarkan juga cukup ramah di kantong mulai Rp20.000.
3. Bandeng Presto
Bagi para pecinta hidangan laut, Bandeng Presto bisa menjadi oleh-oleh khas Semarang selanjutnya yang juga sangat populer seperti lumpia. Ikan bandeng sendiri diolah menggunakan metode presto dengan tekanan tinggi, sehingga duri-durinya jadi sangat lunak serta aman untuk dikonsumsi tanpa khawatir tertelan.
Proses presto ini tak hanya dapat melunakkan duri ikan, namun juga memastikan bumbu meresap sempurna ke dalam dagingnya. Sehingga dapat memberi cita rasa gurih yang lezat.
Saat ini, sudah banyak toko oleh-oleh khas Semarang yang menawarkan Bandeng Presto dalam berbagai merek dan kemasan, termasuk yang divakum untuk menjaga dayabm tahan dan menjaga kualitasnya. Oleh-oleh praktis dan bergizi ini bisa didapat dengan harga mulai Rp20.000.
4. Lontong Spekkoek Waiki
Bagi kamu yang sudah bosan dengan lapis legit atau spekkoek, Lontong Spekkoek Waiki ini bisa menjadi pilihan oleh-oleh khas Semarang. Tak seperti kue lapis pada umumnya yang berbentuk seperti balok, kue lapis dari Waiki satu ini bebentuk memanjang seperti lontong.
Tiap lapis sari kue khas kota Lumpia tersebut juga terlihat jelas saat diiris dengan rasa yang tak kalah lezat dari lapis legit. Terdapat beragam varian rasa yang bisa dicoba, seperti rasa cokelat, raspberry, hingga pandan.
Harga juga sangat ramah di kantong karena hanya berkisar Rp18.000 sampai Rp20.000 per gulung.
5. Tahu pong khas Semarang
Tahu pong menjadi salah satu kuliner yang juga banyak ditemukan di Semarang. Tahu pong merupakan tahu goreng yang kulitnya kering tipis, berbentuk gembung, namun bagian dalamnya kosong atau kopong.
Tahu pong khas Semarang makin nikmat kala disiram dengan kuah dari kecap, bawang, petis, hingga cabai rawit. Cita rasanya manis, gurih, serta pedas.
Oleh-oleh khas Semarang berbahan dasar tahu tersebut juga sangat mudah didapatkan. Harga per porsinya mulai dari Rp10.000 saja sudah cocok untuk dijadikan oleh-oleh kerabat atau teman.
6. Kue Sarang Madu
Kamu juga bisa membeli Kue Sarang Madu sebagai oleh-oleh khas Semarang. Kue yang memiliki bentuk seperti sarang burung ini disajikan dengan taburan gula merah panas di atasnya.
Cita rasanya yang manis dan renyah, membuat kue madu ini sangat cocok dinikmati sebagai hidangan penutup.
Kue Sarang Madu banyak tersedia di toko oleh-oleh di Semarang dengan harga yang ekonomis. Kamu bisa mendapatkan satu bungkus ini dengan harga sekitar Rp15.000 hingga Rp35.000 tergantung isinya.
7. Roti Ganjel Rel
Sesuai namanya, Roti Ganjel Rel merupakan roti tradisional khas Semarang yang mempunyai bentuk persegi panjang dengan tekstur padat, menyerupai bantalan rel kereta api.
Roti satu ini berbahan dasar tepung terigu, gula merah, dan rempah-rempah seperti kayu manis, sehingga menciptakan aroma yang khas.
Roti khas Semarang tersebut mempunyai cita rasa manis legit dengan sentuhan aroma rempah yang unik, serta taburan wijen yang menciptakan sensasi gurih. Roti ini mudah ditemui di berbagai toko oleh-oleh khas Semarang dengan harga mulai Rp15.000.
8. Ayam Tulang Lunak
Tidak hanya lumpia, Semarang juga memiliki Ayam Tulang Lunak yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas. Hidangan ini terbuat dari ayam yang sudah dimarinasi lalu dimasak menggunakan pressure cooker hingga empuk.
Rasa gurih dari bumbunya pun meresap hingga dalam tulang menambah cita rasa khas dari ayam ini.
Kamu bisa menikmati hampir semua potongan ayam tanpa sisa. Itulah mengapa kuliner ini menjadi favorit banyak wisatawan. Hidangan satu ini bisa kamu beli di restoran atau rumah makan ayam tanpa tulang di Semarang.
Di sejumlah tempat, seporsi ayam tulang lunak dibanderol dengan harga sekitar Rp20.000 hingga Rp80.000 tergantung ukurannya.
9. Tumpi
Tumpi adalah camilan yang mirip peyek, namun tidak menggunakan kacang tanah sebagai taburannya, melainkan kacang hijau. Peyek khas Semarang ini bisa menjadi opsi buah tangan yang cocok diberikan kepada teman.
Harganya pun ramah kantong, di mana sebungkus tumpi dijual sekitar Rp6 ribuan, tergantung besar kecilnya bungkus. Oleh-oleh satu ini cocok untuk dibawa pulang untuk teman atau kerabat, karena tumpi bisa bertahan lama bila disimpan dalam wadah tertutup.
Demikian tadi 9 rekomendasi oleh-oleh khas Semarang selain lumpia. Sekarang kamu tak perlu bingung lagi ketika ingin membawakan oleh-oleh khas Semarang!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
4 Raket Padel untuk Pemula yang Ringan dan Bantu Kontrol Permainan
-
5 Rekomendasi Lipstik untuk Ibu-Ibu Tampil Aktif di Hari Spesial, Warna Elegan Curi Perhatian
-
7 Resep Matcha yang Creamy Ala Cafe, Minuman Viral Sepanjang 2025
-
Resep Matcha Sederhana Buat Sajian Natal, Estetik dan Mudah Dibuat di Rumah
-
6 Shio Paling Beruntung pada 21 Desember 2025, Saatnya Raih Kesuksesan
-
4 Lipstik Transferproof Terbaik untuk Sehari-hari, Tahan Lama dan Harga Hemat
-
Apa Saja Amalan Selama Bulan Rajab? Ini Kata Buya Yahya
-
4 Sepatu Lari Teknologi Tinggi Rekomendasi Dokter Tirta untuk Kecepatan Maksimal
-
5 Sunscreen Mengandung Antioksidan untuk Usia 60-an, Rahasia Awet Muda
-
Mahasiswa Perlu Kompetensi Lintas Budaya, Prasmul-Canterbury Jawab Lewat Experiential Learning