- Secara psikologis, perselingkuhan dipicu oleh berbagai faktor dan jarang karena alasan tunggal.
- 8 alasan utama termasuk kemarahan terpendam, harga diri yang rendah, dan pengabaian emosional oleh pasangan.
- Solusi utama adalah komunikasi yang jujur dan terbuka, sebab banyak perselingkuhan berakar dari masalah emosional yang tidak tersampaikan.
Suara.com - Perselingkuhan menjadi salah satu penyebab utama retaknya hubungan, baik dalam pacaran maupun pernikahan. Banyak orang bertanya-tanya, mengapa seseorang yang sudah memiliki pasangan tetap memilih untuk berselingkuh. Padahal, setiap hubungan dibangun atas dasar kepercayaan dan komitmen.
Melansir dari laman Brides, secara psikologis, perselingkuhan tidak selalu terjadi karena satu faktor tunggal. Ada berbagai alasan emosional, mental, hingga situasional yang mendorong seseorang untuk melanggar kesetiaan dalam hubungan. Faktor-faktor ini sering kali saling berkaitan dan berkembang seiring waktu.
Berdasarkan berbagai kajian psikologi hubungan, terdapat beberapa alasan utama mengapa orang melakukan perselingkuhan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Kemarahan yang Terpendam
Salah satu alasan seseorang berselingkuh adalah kemarahan terhadap pasangan. Perasaan marah yang tidak tersampaikan dapat berubah menjadi tindakan impulsif.
Alih-alih membicarakan masalah secara terbuka, sebagian orang memilih mencari pelampiasan dengan orang lain.
Perselingkuhan dijadikan bentuk balas dendam atas luka emosional yang dirasakan.
2. Harga Diri yang Rendah
Rendahnya rasa percaya diri juga menjadi faktor kuat terjadinya perselingkuhan. Individu dengan self-esteem rendah sering membutuhkan validasi dari luar.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Tomat Wajib Jadi Skincare Favorit
Perhatian dari orang lain dapat memberi dorongan kepercayaan diri sementara. Namun, dalam jangka panjang, perselingkuhan justru memperburuk perasaan bersalah.
3. Kurangnya Rasa Cinta dalam Hubungan
Ketika rasa cinta mulai memudar, sebagian orang merasa kehilangan koneksi emosional. Hal ini bisa terjadi setelah fase awal hubungan yang penuh euforia berakhir.
Alih-alih menerima perubahan alami dalam hubungan, beberapa orang mencari kembali perasaan jatuh cinta tersebut melalui hubungan dengan orang lain.
4. Komitmen yang Lemah
Komitmen menjadi fondasi utama dalam hubungan jangka panjang. Ketika seseorang tidak sepenuhnya berkomitmen, godaan dari luar menjadi lebih sulit dihindari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Hati-Hati Harga Miring! Ini Ciri Sepatu Prada Ori Asli dan KW yang Bikin Malu
-
60 Twibbon Tahun Baru 2026 Paling Keren Siap Pakai, Bisa Dijadikan Foto Profil Medsos
-
Wajib Punya! 7 Sneaker Lokal Kembaran Skechers Go Walk Ori yang Lebih Nyaman
-
3 Zodiak Ini Bakal Banjir Cuan di Januari 2026, Kamu Salah Satunya?
-
4 Rekomendasi Hair Tonic untuk Rambut Beruban, Bye Bye Rambut Putih!
-
5 Moisturizer Lokal Dermatologist Tested untuk Perbaiki Skin Barrier Sensitif
-
Bikin Liburan Makin Seru: Ini Rahasia Nonton Film 3D Super Nyaman di Bioskop Favoritmu
-
5 Shio Paling Hoki Besok 26 Desember 2025, Rezeki Tak Terduga di Akhir Tahun
-
Terlihat Mapan, Tapi Rentan: Mengapa Keluarga Butuh Strategi Keuangan Jangka Panjang
-
5 Wisata Jogja Viral TikTok Cocok Isi Libur Natal dan Tahun Baru 2026, Alternatif selain Malioboro