Suara.com - Teka-teki calon pendamping Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2014 akhirnya terkuak. Senin tengah hari, (19/5/2014), di Gedung Joang, Cikini, Jakarta Pusat, Jokowi, sapaan akrab Joko, mengumumkan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden yang akan dipilih rakyat pada pemilihan 9 Juli mendatang.
"Setelah melalui perenungan, konsultasi, dan pertimbangan dengan seluruh ketua partai pendukung... dan khususnya pertimbangan dari Ibu Megawati Sukarnoputri, tadi malam kita putuskan calon wakil presiden yang akan medampingi saya adalah Bapak Haji Mohammad Jusuf Kalla," kata Jokowi yang disambut sorak-sorai ratusan para pendukungnya.
JK, sapaan akrab Jusuf, yang mendampingi Jokowi dalam deklarasi tersebut menyambut pemilihannya dengan anstusias. Dia berjanji akan menjadi pemimpin yang "amanah" jika bersama Jokowi terpilih dalam pemilihan presiden kelak.
"Saya nyatakan siap mendampingi Bapak Jokowi sebagai calon wakil presiden, dengan ikhtiar kerja keras, untuk kebesaran, kemakmuran, dan kehebatan bangsa ini," tegas lelaki JK.
Gedung Joang, yang menjadi simbol perjuangan pemuda di era kolonial Belanda, dipilih karena pasangan Jokowi-JK akan memulai suatu orde perjuangan yang panjang nan sukar, yang dimulai oleh suatu komitmen bersama, demikian kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristanto yang ditemui jelang deklarasi kedua pasangan yang juga diusung oleh Partai Nasional Demokrat, Hati Nurani Rakyat, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Pemilihan JK, demikian Jusuf biasa disapa, sama sekali bukan kejutan. Bahkan seperti gayung bersambut, karena JK adalah calon presiden paling favorit menurut survei Center of Strategic and International Studies (CSIS) yang digelar sebelum Jokowi ditetapkan sebagai capres PDIP.
Duet Jokowi dan JK oleh sejumlah pengamat, politik maupun yang bukan politik, dinilai pas untuk memimpin Indonesia pada 2014. Ada setidaknya dua alasan yang mengemuka, mengapa JK pantas disandingkan dengan JK.
Menjadi wakil presiden di periode 2004/09 dan menteri sejak era Presiden Abdurracman Wahid atau Gus Dur, menjadikan JK salah satu politikus paling berpengalaman di Tanah Air. Lelaki yang baru berulang tahun ke 72 pada 15 Mei kemarin ini bisa menutup celah Jokowi di pentas nasional.
“Jokowi-JK merupakan pasangan yang beda generasi dan akan saling melengkapi dalam menjalankan pemerintahan. Jokowi sebagai pemimpin muda belum mempunyai banyak pengalaman sehingga membutuhkan pendamping yang berpengalaman dan memiliki kebijaksanaan dalam bersikap,” demikian analisis Emrus Corner baru-baru ini.
Alasan kedua adalah soal ekonomi. JK adalah salah satu sosok paling akrab dengan para pelaku ekonomi Tanah Air. Ketika namanya mulai santer disebut akan dijadikan pendamping Jokowi pada Senin pagi, rupiah naik 0,6 persen terhadap dolar Amerika Serikat, level tertinggi sejak 10 April silam. Pada saat yang sama indeks saham gabungan di bursa efek Jakarta juga naik 0,5 persen.
Dikenal sebagai pengusaha kawakan, JK pernah menjadi menteri perindustrian di era Gus Dur dan Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat di era Megawati. Selama menjadi wakil presiden pada periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, JK juga berkali-kali mengeluarkan terobosan bidang ekonomi termasuk saat mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas.
Tidak heran jika bekal pengalaman panjang di bidang ekonomi membuat JK menjadi kandidat yang paling diidamkan pasar dan investor di Tanah Air.
"Apabila JK dipilih sebagai cawapres Jokowi, maka indeks saham dipastikan akan terus meningkat. Bukan tidak mungkin IHSG (indeks harga saham gabungan) bisa tembus ke level 5.000 yang merupakan titik tertinggi di sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia," jelas Satrio Utomo, analis dari Universal Broker.
Elektabilitas
JK juga populer di mata pemilih. Dua survei berbeda yang digelar CSIS dan Populi pada masing-masing Maret dan April silam menunjukkan JK adalah cawapres paling favorit di mata pemilih dengan tingkat keterpilihan sekitar 16 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Belum Kepikiran Banding, Jaksa Pasrah Hakim Vonis Ringan Nikita Mirzani?
-
Kejinya Sejoli di Karawang Pembunuh Bayi: Mulut Ditutup Lakban, Dibuang Pakai Tas Ransel
-
DPD RI Gelar DPD Award 2025 Perdana, Angkat Kiprah Pahlawan Daerah ke Panggung Nasional
-
Rampas Motor Emak-emak saat Bonceng Anak, Polisi Buru Komplotan Debt Colletor di Pulogadung
-
DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
-
Biar Tetap Eksis di Dunia Pendidikan, Begini Tantangan Pesantren Gembleng Para Santri
-
Modal Senjata Mainan, Pelaku Curanmor di Cengkareng Tewas Usai Diamuk Warga
-
Prabowo Minta Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Mendikdasmen Hingga Sejarawan Bereaksi
-
Pihak BGN Tegaskan Uang Rp5 Juta untuk Orang yang Bikin Konten Positif MBG Cuma Guyon
-
5 Fakta Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Pengadilan Ungkap Alasan Penahanan