Suara.com - Narendra Modi disumpah sebagai Perdana Menteri India di New Delhi, Senin (26/5/2014), setelah partainya, Bharatiya Janata Party (BJP), memenangkan pemilihan umum yang mengakhiri dua periode kekuasaan dinasti Nehru-Gandhi di India.
Jutaan warga India menyaksikan pelantikan itu secara langsung di televisi, ketika pemimpin beraliran nasionalis Hindu itu mengucapkan sumpah bersama anggota kabinetnya.
Para pendukungnya sering menyamakan bekas penjual teh itu dengan Presiden Ronald Reagan dari Amerika Serikat, Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher, atau Deng Xiaoping, yang berhasil membangun perekonomian Cina secara spektakuler.
Turut hadir dalam pelantikan itu sejumlah pemimpin dari Asia Selatan, termasuk dari musuh bebuyutan Pakistan, yang diwakili oleh Perdana Menteri Nawaz Sharif.
"Bersama-sama kita akan menulis masa depan gemilang India. Mari bermimpi bersama tentang India yang kuat, maju, dan terbuka, yang bersama komunitas global secara aktif memperjuangkan perdamaian dan pembangunan dunia," kata Modi dalam pidato politiknya.
BJP meraih kemenangan besar dalam pemilu yang digelar bulan ini, merebut mayoritas kursi di parlemen, menyingkirkan Partai Kongres yang dikuasai oleh keluarga Nehru-Gandhi, dan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir berhasil menguasai pemerintahan tanpa berkoalisi.
Pada Minggu (25/5/2014) Modi mengumumkan membentuk kabinet langsing, langkah yang ditafsirkan sebagai upaya untuk membentuk pemerintahan terpusat, menerobos kebuntuan dalam pengambilan kebijakan, serta mendoroing pertumbuhan ekonomi.
Modi mengatakan akan menunjuk kemeterian-kementerian kordinator yang bertanggung jawab atas beberapa departemen.
Meski Modi bukan tanpa cacat. Hingga kini dia diduga pernah membiarkan dan terlibat dalam konflik sektarian antaran komunitas Hindu dan Islam di Gujarat 12 tahun lalu. Ribuan orang tewas, mayoritas warga beragama Islam, dalam konflik yang pecah saat Modi masih duduk sebagai Menteri Utama Gujarat.
Akibat peristiwa itu Amerika Serikat memutuskan untuk tidak memberi visa bagi Modi. Tetapi setelah terpilih sebagai perdana menteri, Presiden Barack Obama mengatakan akan mengundang Modi ke Washington.
Partai Modi, BJP, sendiri dikenal selalu menampilkan sikap tegas terhadap Pakistan, terutama dalam konflik wilayah di Kashmir. Modi sendiri dinilai sebagai politikus garis keras dalam masalah keamanan nasional India. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik