Suara.com - Wacana Koalisi Merah Putih di parlemen untuk mengubah konstitusi dan mengubah pemilihan presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak akan bisa dilakukan dengan mudah.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan, Koalisi Merah Putih akan berhadapan dengan people power atau kekuatan rakyat apabila mereka mengubah mekanisme pemilihan Presiden.
Menurutnya, anggota parlemen yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang merupakan pendukung Prabowo pada pemilu presiden lalu harus sadar bahwa semua tingkah laku mereka diperhatikan oleh rakyat.
“Walau mereka mayoritas di parlemen, mereka tidak bisa serta merta mengambil keputusan yang sepihak. Masih ada DPD yang bisa ‘melawan’ gagasan tersebut. Jangan lupa, DPD itu adalah produk reformasi. Rakyat juga akan terus memantau tingkah laku mereka di parlemen," kata Titi kepada suara.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/10/2014).
Ia menambahkan, jika Presiden tidak lagi dipilih langsung oleh rakyat dan diubah menjadi lewat DPRD, maka kekuatan rakyat akan bergerak.
Wacana tentang pemilihan Presiden oleh MPR pertama kali dilontarkan oleh Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Herman Kadir. Namun, ketika itu wacana tersebut belum direspon.
Dengan jumlah suara mayoritas, Koalisi Merah Putih yang terdiri dari Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS dan Golkar berencana untuk mengajukan perubahan Undang-undang Dasar 1945. Salah satu pasal yang akan diubah kemungkinan besar mekanisme pemilihan presiden dan wakil presiden melalui MPR.
Koalisi Merah Putih sudah berhasil meloloskan UU Pilkada yang menetapkan pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD dan tidak lagi secara langsung. UU tersebut menuai protes dari banyak pihak dan digugat oleh sejumlah elemen ke Mahkamah Konstitusi. Hari ini akan digelar pemilihan pimpinan MPR. Koalisi Merah Putih hampir pasti akan menguasai kursi pimpinan MPR seperti ketika mereka menguasai kursi pimpinan DPR.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional