Suara.com - Terjadinya dualisme kepimpinan di tubuh DPR, yang muncul saat berlangsung pemilihan pimpinan komisi, dinilai sebagai pemandangan yang menggelikan publik karena hal itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepentingan rakyat.
"Ini, kan kan satu institusi. Ini sekarang namanya dewan perwakilan yang tidak nyambung dengan rakyat," kata pengamat politik dari lembaga Populi Center Usep S. Ahyar kepada suara.com, Kamis (30/10/2014).
Usep menggambarkan manuver-manuver yang ditunjukkan oleh para anggota DPR periode 2014-2019 seperti sedang mencari kenikmatan sendiri dan melupakan kepentingan masyarakat yang telah memilih mereka.
"Jadi, sepertinya DPR asyik sendiri. Itu seperti autis, onani, cari kenikmatan sendiri, bertengkar sendiri, dirusak sendiri," kata Usep.
Padahal, kata Usep, hakikat anggota DPR dipilih oleh rakyat ialah untuk mengemban kedaulatan rakyat. Menurut Usep, apabila carut marut yang terjadi di Parlemen tidak segera diperbaiki, akan mengganggu proses pengambilan kebijakan selanjutnya.
"Jadi, ini semakin sumir saja terhadap DPR," katanya.
Usep tidak mau menyebut pertarungan Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih. Menurut Usep, rakyat tidak peduli koalisi A atau koalisi B, rakyat tahunya DPR.
"Apa harus rakyat lagi yang harus turun tangan selesaikan DPR," kata Usep.
Usep menyoroti apa yang dilakukan elite-elite politik selama ini. Di mana-mana, mereka mengatakan ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat, ingin mendukung pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu.
"Kelihatannya sih demi rakyat. Tapi buktinya apa yang diperintahkan di DPR, ternyata beda," katanya.
Hal itu, menurut Usep, kemudian memunculkan kecurigaan di masyarakat terhadap langkah-langkah elite itu hanya bersandiwara karena menyadari sedang diperhatikan rakyat.
"Ini cara berpolitik yang munafik. Cirinya orang munafik, kan salah satunya beda antara mulut dan perbuatan, yang ditampilkan dengan skenario yang di belakang itu," kata Usep.
Seperti diketahui, pada Rabu (29/10/2014) kemarin, DPR menyelenggarakan pemilihan dan penetapan pimpinan komisi. Dalam sidang, fraksi-fraksi yang tergabung di Koalisi Indonesia Hebat tidak mau hadir. Mereka justru menyelenggarakan pemilihan untuk menandingi Koalisi Merah Putih. Koalisi Indonesia Hebat terdiri dari lima fraksi, yakni PDI Perjuangan, PPP, Hanura, Partai Nasdem, dan PKB.
Koalisi tersebut membentuk paket pimpinan DPR sendiri, yang terdiri dari Pramono Anung sebagai Ketua DPR, dan empat Wakil Ketua DPR, yaitu Abdul Kadir Karding (PKB), Syaifullah Tamliha (PPP), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Dossy Iskandar (Hanura). Kemudian, mereka juga membuat komisi tandingan.
Koalisi tersebut juga mengajukan mosi tidak percaya kepada Ketua DPR Setya Novanto (Golkar), dan empat Wakil Ketua DPR Fadli Zon (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Agus Hermanto (Demokrat), dan Taufik Kurniawan (PAN).
Tag
Berita Terkait
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
Benarkah Mulan Jameela Hanya Lulusan SMA? Pendidikannya Disentil gegara Tas Mewah
-
1 Orang 1 Akun Medsos? Rencana Kontroversial Pemerintah Picu Perdebatan Sengit!
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO