Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah tidak kaget dengan rencana fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih untuk mendorong DPR menggunakan hak interpelasi terhadap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Saya tidak terkejut dengan niat dan rencana KMP karena sejak awal hal tersebut hanya tinggal persoalan waktu saja. Bahkan, menurut prediksi saya akan ada beberapa lagi penggunaan hak interpelasi atau hak angket lainnya yang akan digulirkan KMP terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang lainnya," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Jawa Timur V, Rabu (19/11/2014).
Menurut Ahmad Basarah motif rencana Koalisi Merah Putih ialah mempertahankan eksistensi mereka setelah kalah di pemilu presiden 2014. Sejak kekalahan itu, kata Ahmad Basarah, mereka membentuk kekuatan oposisi yang akan terus mengkritisi kebijakan pemerintah, bahkan ingin mengendalikan jalannya pemerintahan Jokowi.
"Pemerintah sudah harus menyiapkan diri lebih responsif dan lebih cermat lagi untuk menghadapi berbagai macam agenda KMP di bidang pengawasan DPR," katanya.
Itu sebabnya, agar kebijakan pemerintah berjalan lancar, Ahmad Basarah meminta pemerintah untuk selalu berkordinasi dengan Koalisi Indonesia Hebat di DPR. Dengan demikian, Koalisi Indonesia Hebat bisa memberikan dukungan secara politik sekaligus mengawal pemerintah.
"Pemerintahan Jokowi harus lebih realistis lagi bahwa pelaksanaan atas cita-cita dan program-program pemerintahan yang direncanakan akan berhadapan dengan realitas sistem pemerintahan presidensial yang telah bercita rasa parlementer," ujarnya.
Terkait dengan koordinasi, kata Ahmad Basarah, saat ini proses pembuatan skema koordinasi antara pemerintah dan Koalisi Indonesia Hebat sedang disusun.
Ahmad Basarah berharap Presiden dan Kabinet Kerja membuktikan bisa membuat kebijakan pro rakyat sehingga tak ada lagi alasan Koalisi Merah Putih mengusik pemerintah.
"Jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apapun karena hal itu akan menjadi pintu masuk bagi digunakannya hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat atau bahkan hak untuk melakukan proses impeachment oleh DPR terhadap presiden Jokowi dan Jusuf Kalla maupun terhadap menteri-menterinya," kata Basarah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Akselerasi Transisi Energi Bersih
-
Ajang Dunia MotoGPTM 2025 Jadi Penyelenggaraan Terbaik dan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?