Produsen minuman ringan dunia, Coca Cola akan membangun pabrik di Jalur Gaza, yang selama ini dikenal sebagai daerah konflik. Militer Israel, Senin (22/12/2014) mengatakan telah mengizinkan sembilan truk yang mengangkut mesin perakitan untuk pabrik ke Jalur Gaza.
Imad Hindi, seorang direktur perusahaan Palestina yang meiliki lisensi untuk memproduksi minuman soda itu, mengatakan pabrik ini akan menciptakan 300 pekerjaan baru di wilayah yang tingkat pengangguran mencapai 40 persen itu. Hindi mengatakan produksi akan dimulai pada akhir 2015. Dia mengatakan, untuk membangun pabrik ini dibutuhkan biaya 20 juta dolar AS.
Donor internasional sejauh ini gagal untuk memberikan miliaran dolar uang bantuan yang dijanjikan untuk membangun kembali Jalur Gaza yang babak belur oleh perang. Seorang pejabat Palestina, Senin, mengatakan perseteruan antara faksi-faksi Palestina telah menghalangi pemerintah asing mengirimkan bantuan.
50 hari setelah pecah 'perang' antara Israel dan militan Palestina pada Agustus lalu, donor internasional menjanjikan 2,7miliar untuk membantu membangun kembali Gaza. Tapi Wakil Perdana Menteri Palestina Mohammed Mustafa mengatakan sampai sekarang "tidak satu sen pun" telah diterima dari donor besar seperti Qatar, Uni Emirat Arab dan Turki.
"Terus terang, apa yang terjadi sekarang tidak menggembirakan," kata Mustafa. Dia mengatakan hanya tetesan uang yang telah diterima, namun menolak untuk menjelaskan.
"Semua pihak masih memiliki kekhawatiran tentang situasi, apakah situasi politik atau rekonsiliasi atau penyeberangan perbatasan," katanya.
Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan didukung Barat Fatah, yang mengatur Tepi Barat, membentuk pemerintah persatuan awal tahun ini. Tetapi pemerintah masih belum berfungsi optimal. Para pihak masih berdebat bagaimana melaksanakan rekonstruksi.
Perang musim panas itu menghancurkan ribuan bangunan dan meninggalkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 2.100 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu. Di Israel, 66 tentara dan tujuh warga sipil tewas. (bostonherald.com)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh